Fimela.com, Jakarta Baru-baru ini, ramai di jagat media sosial, video yang memperlihatkan seorang lelaki dianiaya karena hendak menjalani isoman karena baru saja didiagnosa positif Covid-19.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun @joshua_lubis di Instagram, lalu disebarkan lagi oleh akun @AREA_JULID di Twitter yang membuat kasus ini semakin viral di dunia maya. Saat ini twit tersebut telah mendapatkan sekitar 4 ribu retweet dan 29 ribu lebih likes.
Dari caption yang terdapat dalam video tersebut, diketahui bahwa kasus penganiayaan itu dilakukan oleh para warga setempat di Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatera Utara terhadap seorang pasien Covid-19 yang bernama Salamat Sianipar (45).
Joshua Lubis, yang merupakan keponakan dari korban penganiayaan tersebut memberikan keterangan dalam caption tersebut bahwa saat ini pihak keluarganya tidak terima dan telah melaporkannya ke polisi setempat agar kasus tersebut diusut secara tuntas.
“Ini tulang (paman) saya. Ia diikat, diseret, dan dipukul masyarakat seperti hewan dan tidak ada rasa manusiawi. Kami berharap keadilan ditegakkan setegak-tegaknya kepada Presiden & Wakil Presiden, Pemerintah & Aparatur Negara untuk menindaklanjuti kejadian ini,” tulis Joshua dalam caption unggahan tersebut, Sabtu (24/7).
What's On Fimela
powered by
Kronologi kejadian
Joshua menjelaskan kronologi kejadian dalam caption dari unggahan video penganiayaan tersebut. Dirinya mengatakan bahwa kejadian keji tersebut terjadi pada Kamis (22/7) yang lalu.
Dirinya memaparkan bahwa kejadian ini berawal ketika paman dan rekan kerjanya yang bekerja di bengkel dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan swab test di salah satu klinik kesehatan setempat.
Namun, karena bergejala ringan, maka petugas kesehatan memintanya untuk melakukan isolasi mandiri di rumah, dan pamannya akhirnya menuruti saran tersebut.
“Dokter menyuruh isolasi mandiri, tetapi masyarakat tidak terima, akhirnya dia dijauhkan dari kampung bulu silape dan dibuatkan gubuk di dalam hutan. Dia kembali lagi ke rumahnya, karena tak tahan dan depresi, tetapi masyarakat tidak terima. Malah masyarakat mengikat dan memukuli dia. Seperti hewan dan tidak ada rasa manusiawi,” ujar Joshua dalam caption tersebut.
Keterangan dari warga setempat
Selain itu, terdapat keterangan berbeda dari warga setempat. Keterangan tersebut dituliskan oleh akun @aruanjr_ yang menjelaskan tentang kronologi yang dilihat dari sisi warga sekitar.
“Setelah dinyatakan positif Covid-19, ia langsung dijemput oleh kepala desa dan disuruh isolasi mandiri, serta semua kebutuhannya akan dipenuhi dari kades dan orang kampung. Namun, ia hanya bertahan 1 hari, dan keesokan harinya ia keluar dan naik motor ke mana-mana,” ujarnya dalam unggahan Insta Story pada Sabtu (24/7).
Dirinya juga menjelaskan bahwa korban menolak untuk menjalani isoman. Sehingga akhirnya menyulut emosi warga, dan akhirnya terjadilah penganiayaan tersebut.
Namun, warganet tetap tidak membenarkan tindakan tersebut karena hal itu menghilangkan sisi kemanusiaan sekaligus melanggar hak asasi manusia.
Kondisi terkini
Saat ini kondisi dari korban sendiri sudah ditemukan oleh organisasi PBB TOBASA di sawah daerah Lewat Sipitupitu, Sumatera Utara, karena sebelumnya ia melarikan diri setelah dipukuli oleh warga setempat.
Joshua juga mengatakan, saat ini pamannya mengalami kondisi depresi dan takut untuk bertemu dengan orang-orang sekitar karena kejadian sebelumnya yang menimpanya.
Selain itu, kasus ini masih dilakukan pendalaman penyelidikan dan dipastikan akan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Penulis: Chrisstella Efivania
#ElevateWomen