Fimela.com, Jakarta Cuti sakit adalah suatu hak yang dimiliki oleh setiap pekerja yang bekerja di suatu perusahaan ataupun sebuah instansi. Biasanya cuti ini bisa dimanfaatkan oleh para pekerja untuk tidak melakukan pekerjaan saat mereka sakit.
Biasanya terdapat batas dalam pengambilan cuti sakit. Normalnya, cuti sakit hanya diberikan minimal 2 hari hingga maksimal 14 hari atau 2 minggu. Namun, jika seorang pekerja terlalu sering mengambil cuti sakit, maka itu akan berdampak pada keberlangsungan pekerjaannya, dan dinilai telah merugikan perusahaan.
Baru-baru ini seorang guru dipecat karena keseringan mengambil cuti sakit. Padahal, hal ini ia lakukan lantaran dirinya terdiagnosa mengidap serangan asma selama tiga tahun berturut-turut.
Kejadian ini dialami oleh Alison Grant-Ryder (62), seorang guru di Sekolah Maelor, Wrexham, Wales Utara, Inggris. Dirinya pertama kali mengalami serangan asma di tempat kerja pada tahun 2013.
What's On Fimela
powered by
Disebabkan oleh murid-muridnya
Dilansir dari dream.co.id, Ryder pertama kali terkena serangan asma ini sejak 8 tahun yang lalu karena semprotan deodoran yang digunakan murid-muridnya.
Hal ini terjadi akibat terlalu sering menghirup bau hairspray dan deodoran para muridnya yang selalu dipakai sebelum masuk kelas. Padahal, penggunaan deodoran dan hairspray sudah dilarang di sekolah.
Karena hal tersebut, akhirnya Ryder mendapatkan serangan asma pertama kali dan berlanjut sampai 3 tahun setelahnya.
Sering mengambil cuti sakit
Karena menderita serangan asma tersebut, hal inilah yang mendasari mengapa ia kerap kali mengambil cuti sakit. Namun, terkadang Ryder tetap bekerja dan menjalankan tanggung jawabnya sebagai guru meski mengalami beberapa gejala yang berkaitan dengan penyakit asmanya.
Mirisnya, keadaan ini tidak ditoleransi oleh pihak sekolah, dan Ryder malah dianggap merugikan pihak sekolah tempat ia bekerja. Akhirnya dia dipecat karena alasan terlalu sering mengambil cuti sakit.
Kasus masuk persidangan
Kasus ini akhirnya terdengar oleh pengadilan setempat karena dianggap tidak manusiawi. Sehingga, Ryder dan pihak sekolah akhirnya disidang atas kasus yang terjadi pada Ryder yang sering mengambil cuti sakit ini.
Dalam pengadilan kasus Ryder, akhirnya pihak sekolah dinyatakan telah melanggar Undang-Undang tentang penggunaan aerosol di dalam ruangan kelas yang dapat menimbulkan kerugian fisik serta kesehatan.
Lalu, karena hal tersebut akhirnya Ryder memenangkan kompensasi atas hilangnya pendapatan bulanan dan kerugian atas perasaan.
Kabar baiknya, serikat pekerja pendidik Inggris (NASUWT) juga mendukung kasus ini dan sangat bahagia atas keputusan yang diputuskan oleh pengadilan.
Penulis: Chrisstella Efivania
#ElevateWomen