5 Tahun Jalin Hubungan dan Keluarga Saling Dekat, tapi Berakhir Luka Perih

Endah Wijayanti diperbarui 22 Jul 2021, 14:52 WIB

Fimela.com, Jakarta Tulisan kiriman Sahabat Fimela.

***

Oleh: Alifia

"Kamu mau nggak nikah sama aku?"

Aku yang saat itu masih duduk di bangku kuliah semester 5, hanya bisa menganga dibuatnya. Kami memang telah menjalin hubungan selama kurang lebih 5 tahun, tapi untuk ukuran gadis yang masih duduk di bangku kuliah, ajakan menikah pastinya merupakan hal yang sangat besar dan cukup menakutkan. Aku hanya tak bisa menjawabnya. Aku butuh waktu. Lalu, hari demi hari pun berlalu.

Hubungan kami memang putus-nyambung, bukan hanya setelah ajakan menikah, bahkan sebelum ajakan untuk menikah dilontarkan. Aku yang hanya bisa pasrah karena hampir selalu diabaikan oleh lelaki ini, mulai menemukan titik lelah. Tanpa penjelasan mengenai hubungan kami, dia melalang buana dari satu perempuan ke perempuan lainnya. Hubungan kami memang bisa dikatakan berakhir, namun rasanya tak pernah seperti benar-benar berakhir. Kupikir ikatan batin dan ikatan keluarga yang sudah sangat kuat, menjadikan kami terus kembali ke satu sama lain.

2 dari 3 halaman

Hubungan Putus Nyambung

Ilustrasi/copyrightshuttestock/Wassana Panapute

Aku tahu, sebenarnya memang lelaki itu tak cukup baik untukku. He doesn't worth my time. Tapi, cinta memang buta, kan? Terlebih lagi, keluarga besarnya sangat menyayangiku. Itu pula yang menjadi pertimbangan. Tapi, karena terlampau lelah dengan keadaan seperti itu, aku mulai mencoba membuka hati pada lelaki lain. Lelaki yang jauh lebih baik dari segi aspek apa pun. Sayangnya, kami berbeda agama. Tak ada masa depan untuk kami berdua.

Oh, bukannya aku tak sayang dan menaruh hati pada pasanganku sekarang. Tapi, agaknya ikatan antara aku dengan sang mantan masih nyata terasa. Hingga suatu hari di November 2020, aku iseng reply instagram story ibu dari mantanku ini. Dari situ, mulai ada komunikasi yang terjalin kembali antara aku, sang mantan, dan sang ibundanya.

Kami memang sudah hampir tidak pernah berkomunikasi lagi sebelumnya, tapi itu tadi.. karena merasa 'ikatan', tak sulit untuk kami merasa connect satu sama lain dengan cepat. Hingga ajakan untuk menikah itu kembali terlontar dari mulutnya.

Kali ini lebih serius, karena kami telah sama-sama berada di umur yang cukup matang. Namun, lagi-lagi, aku meragukannya. Melihat histori panjang perjalanan cintaku dengan mas mantan yang berkali-kali selingkuh dan ghosting, membuatku berpikir berkali-kali lipat. Apalagi, saat itu aku juga masih memiliki kekasih.

"Aku tunggu sampai kamu putus dengan pacarmu."

"What... apa iya dia seserius itu?" batinku.

Aku tak pernah tahu bagaimana perasaannya yang sesungguhnya. Karena ketika mengajak serius, ia berkali-kali mention bahwa ia didesak oleh keluarganya untuk segera menikah. Lagi-lagi, bertambah hal yang membuatku makin ragu. Aku tak bisa serta merta menerima atau menolaknya. Kubilang, aku butuh waktu.

 

3 dari 3 halaman

Dia Menikah dengan Perempuan Lain

Ilustrasi/copyrightshutterstock/BlurryMe

Berselang sekitar dua minggu setelah mengajak ku serius, aku mulai dighosting (lagi). Di titik itulah aku mencoba sholat istikharah, meminta petunjuk pada Tuhan tentang langkah apa yang harus kupilih. Menikah itu ibadah yang berat, bukan main-main. Aku tak mau sembarang melangkah. Setelah sholat, Tuhan langsung menjawab pertanyaanku detik itu juga tanpa ba bi bu. 

Aku melihatnya memposting foto di instagram bersama perempuan baru, dengan kata-kata seperti orang kasmaran. Kaget dan marah rasanya. Aku mulai blokir semua akunnya, mulai dari instagram hingga nomor telepon. Aku marah sekali dan merasa dipermainkan. Doa yang kupanjatkan tiap harinya tak pernah lepas dari kutukan agar ia mendapat balasan atas apa yang telah ia perbuat.

Berbulan-bulan berlalu, aku masih merasa galau, sedih, dan kecewa. Tapi hal itu tidak serta merta memutus komunikasi antara aku dengan ibunya. Ibunya sangat menyayangiku, begitu juga denganku yang menyayangi beliau. Lagi-lagi, aku merasa ikatan itu masih ada. Aku merasa sejauh apavpun ia pergi, ia akan kembali padaku. 

Nahas, hanya aku yang merasakannya. Menjalin hubungan selama 5 tahun dengan kondisi keluarga yang sudah sangat dekat, tak membuat kami yakin satu sama lain.

Tak sengaja kulihat profil instagramnya yang sudah lama kublokir, ternyata ia telah menikah dengan gadis tersebut. Bagaikan tersambar petir di siang bolong, aku kaget dan badanku gemetar. Iya, lelaki yang beberapa bulan lalu mengajakku menikah, telah menikah dengan perempuan lain.

Aku menangis sejadi-jadinya. Inikah penutupan dari semua cerita ini?

Tak lama aku menghubungi ibunya, menyiratkan pamit dari kehidupannya, meminta maaf, dan tak lupa mendoakannya semua hal yang baik.

Bagi sebagian orang, pernikahan memang suatu hal yang membahagiakan. Namun bagi sebagiannya yang lain, bisa jadi sebuah duka yang amat mendalam. Bila pernikahanmu baik, bersyukurlah karena banyak orang-orang yang kurang beruntung dalam percintaan dan kehidupan pernikahannya.

Yah, mungkin akan susah membangun kepercayaan lagi untuk menjalin hubungan yang serius. Tapi aku percaya, apa pun yang terjadi maupun yang tidak terjadi, sudah pasti yang paling baik.

Akan ada masanya menemukan jodoh yang paling baik yang telah dipilihkan oleh Tuhan. Akan ada masanya. Yang terpenting, kita mampu menerima dan mencintai diri kita terlebih dahulu.

#ElevateWomen