Resor Buahan menggunakan konsep dan filososi desain tanpa dinding, tanpa pintu yang mencerminkan keahlian agro, agama, buaya, dan pengrajin dari gaya hidup lokal Bali.
Arsitektur Banyan Tree, Dharmali Kusumadi merancang vila dan fasilitas resor dengan menghidupkan pendekatan arsitektur vernakular yang terinspirasi melalui desain dan teknik konstruksi yang unik.
Bekerja sama dengan arsitek lokal Gede Kresna, fokus desain juga merujuk pada gaya Bali dan arsitektur ramah lingkungan.
Desain bale atau vila yang dibangun didasari oleh gagasan untuk membangun ruang hunian yang menyerupai tradisional Bali. Semua ruang individu untuk tinggal, tidur, dan mandi harus dimasukkan ke dalam ruang kompleks
Topografi resor yang unik membuat halaman digantikan oleh dek terbuka beratap tunggal yang menampung ruang tamu, kamar tidur, dan kamBuahan, Resor Tengah Hutan Tanpa Dinding dan Tanpa Pintu untuk Liburan Back to Naturear mandi dengan konsep khas tanpa dinding tanpa pintu
Desain resor memadukan struktur individu dengan flora dan fauna. Kayu ulin menjadi tema dasar dari narasi berkelanjutan Buahan dan merupakan unsur penting dari pembangunan resor. Berasal dari Kalimantan, kayu Ulin sudah terbukti ketahanannya di dermaga kapal dan dek kapal penangkapan ikan.