Diary Fimela: Lalah by Nyoman Makarasari Kenalkan Masakan Bali yang Ramah di Lidah

Novi Nadya diperbarui 13 Jul 2021, 11:54 WIB

Fimela.com, Jakarta Meski Bali menjadi destinasi populer wisata lokal dan global, ternyata belum tentu semua orang hafal dengan kuliner khasnya. Bisa jadi karena anggapan makanan non-halal atau kesulitan mendapatkan masakan Bali yang rasanya sesuai di lidah.

Masakan Bali memang memiliki ciri penggunaan bumbu yang kompleks dan meriah seperti basa genep yang minimal terdiri dari 15 rempah. Pembuatan basa genep sendiri dikenal njlimet yang menghasilkan masakan dengan aroma mencolok dan rasa yang 'medok' .

 

Hampir semua masakan tradisional Bali memakai bumbu genep baik skala rumahan sampai restoran. Termasuk masakan rumahan Lalah by Nyoman Makarasari, namun agar cocok dengan lidah semua orang ia pun mau berkompromi.

"Di Lalah cuma lawar sama ayam betutu aja yang pakai basa genep, kami juga punya bumbu rahasia yang jadi kunci. Jadi kalau pesan Nasi Bali yang ada lawarnya diseimbangin sama saur yang manis, kulit ayam, ayam suwir, dan kacang biar ada teksturnya," ujar Nyoman Makarasari saat ngobrol dengan Fimela via telepon.

Saur atau serundeng kelapa buatan Lalah yang mengawali usaha kuliner dari bazar menjadi favorit para pecinta masakan Bali. Begitu juga menu lain yang membuat Lalah berbeda dari tempat makan yang menyajikan masakan Bali.

"Dari orang-orang yang sudah pernah nyoba, sih, bilang serundengnya bikin berasa makan di Bali beneran. Terus kalau pembeda dari usaha masakan Bali rumahan lain, kami bikin menu kayak baso goreng matah yang juga banyak disuka," lanjut perempuan yang akrab disapa Omink.

What's On Fimela
Makanan Bali Rumahan dari Lalah by Nyoman Makarasari (Foto: Dok. Lalah)
2 dari 4 halaman

Resep Warisan Serba-Pedas

Makanan Bali Rumahan dari Lalah by Nyoman Makarasari (Foto: Dok. Lalah)

Masakan Bali yang terkenal seperti ayam betutu, nasi bali, dan ayam suwir kebanyakan memiliki cita rasa pedas. Begitu juga Lalah yang dalam bahasa Bali sendiri memiliki arti pedas.

Sejak kecil, Omink yang sebelumnya berprofesi sebagai fashion stylist di online to offline shopping platform ini terbiasa menikmati makanan Bali serba-pedas yang dibuat orangtuanya. Teman-teman yang mencicipinya biasanya ketagihan dan sejak itu ia mulai membuka pre-order masakan Bali dari resep turun temurun keluarga.

Ramai pesanan membuat seorang teman menginisiasi untuk membuka gerai di daerah Cipete, Jakarta Selatan sejak 2018 hingga akhir 2019. Sayangnya ia harus menutup toko karena tingginya biaya sewa, padahal sudah mulai menjaring banyak pelanggan baru terutama mahasiswa sekolah mode di area tersebut.

Omink pun mulai terbiasa dengan dinamika bisnis yang tak selalu mulus namun tak menghentikan perjalanannya untuk mengenalkan makanan Bali dengan jangkauan lebih luas lagi. Sampai akhirnya memasuki pandemi yang membuat semua orang terbiasa dengan gaya hidup serba-online.

"Setelah tutup toko, mulai PO lagi, saat itu ada food blogger terkenal yang order dan langsung mendongkrak penjualan. Sama bikin hampers yang bisa di-custom untuk dikirim-kirim juga," kenangnya.

Sampai akhirnya di tahun 2021, Lalah membuat gebrakan dengan menjual masakan siap saji setiap hari. Serta memperluas penjualan lewat eCommerce sampai ke luar pulau Jawa. 

"Dari yang tadinya seminggu dua kali pengiriman aja, jadi ready setiap hari. Terus Lalah juga bikin sambal embe dan kulit ayam yang bisa dikirim ke luar kota."

Makanan Bali Rumahan dari Lalah by Nyoman Makarasari (Foto: Dok. Lalah)
3 dari 4 halaman

Bisnis Kuliner 'Seksi'

Makanan Bali Rumahan dari Lalah by Nyoman Makarasari (Foto: Dok. Lalah)

Masakan Bali menjadi bisnis kuliner 'seksi' yang dianggap potensial bagi banyak orang. Ajakan kerja sama pun banyak menghampiri termasuk tawaran franchise. Namun Omink mengaku selektif karena ia membawa resep keluarga yang harus dijaga.

"Sejauh ini progress-nya oke, dari yang tadinya PO seminggu dua kali jadi ready setiap hari, failed saat buka toko tapi ada tawaran untuk membuka store lebih besar lagi, dan pastinya bisa mempekerjakan orang lain," ujar Omink.

Selain itu, sebagai orang asli Bali, Omink ingin masakan daerahnya semakin dikenal lagi. Tak perlu jauh ke Bali untuk menikmati sajian autentik Pulau Dewata, terutama sejak pembatasan aktivitas selama pandemi sekarang ini. 

Omink juga menjual masakan Bali dengan menu lengkap dengan harga affordable yang dimulai dari Rp35 ribu. Agar semua orang bisa merasakan kelezatan makanan Bali autentik dengan bahan premium kelas restoran.

4 dari 4 halaman

Simak Video Berikut

#Elevate Women