Efikasi dan Efek Samping Vaksin Sinopharm yang Digunakan untuk Vaksinasi Covid-19

Anisha Saktian Putri diperbarui 12 Jul 2021, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta PT Kimia Farma Tbk akan melaksanakan vaksinasi gotong royong berbayar yang semula dijadwalkan pada hari ini 12 Juli 2021, menggunakan jenis vaksin Sinopharm. Namun jadwal tersebut ternyata ditunda hingga pemberitahuan selanjutnya.

"Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin, 12 Juli 2021 akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," ujar Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno dalam pesan singkat melansir Liputan6.com.

Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Agus Chandra memastikan telah mengamankan Vaksin Sinopharm untuk mendukung program vaksinasi gotong royong untuk individu atau vaksinasi berbayar. Jumlah yang disiapkan mencapai 1,5 juta dosis yang telah datang dalam dua tahap yakni tahap pertama 500 ribu dosis dan tahap kedua 1 juta dosis.

"Kimia Farma Diagnostika tengah menyiapkan fasilitas pelayanan vaksinasi berbayar di delapan klinik secara bertahap. Adapun masing-masing klinik diberi jatah 5 ribu dosis vaksin," ujarnya.

Melansir laman Covid19.go.id, vaksin COVID-19 produksi Sinopharm telah mendapatkan persetujuan Emergency Use of Authorization (EUA) di lebih dari 27 negara termasuk Indonesia mengeluarkan EUA sejak April 2021. Vaksin ini juga telah mendapatkan Emergency Use of Listing (EUL) dari WHO pada 7 Mei 2021.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, vaksin Covid-19 produksi Sinopharm memiliki tingkat efikasi yang cukup tinggi. Menurut Wiku vaksin ini tercatat mempunyai efikasi lebih dari 70 persen.

"Studi klinis fase 3 pada lebih dari 42 ribu subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara, menunjukkan efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02%. Hasil pengukuran imunogenesitas penggunaan vaksin menunjukkan pembentukan antibodi tergolong tinggi pada orang lansia dan dewasa," jelasnya menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jumat (28/5/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Zullies Ikawati, PhD. Apt., dalam siaran persenya mengungkapkan vaksin Sinopharm merupakan vaksin buatan China dan telah diujikan di beberapa negara. Beberapa negara yang telah merilis EUA untuk vaksin Sinopharm adalah China, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yordania, dan Indonesia.

"Vaksin ini menggunakan platform yang sama dengan vaksin Sinovac, yaitu virus yang diinaktivasi. Dapat digunakan pada populasi usia 18 tahun ke atas sampai lansia," ujarnya

2 dari 2 halaman

Efek samping

Vaksin Sinopharm yang Akan Digunakan untuk Vaksinasi Covid-19 Berbayar/Unsplash CDC

Prof. Zullies menyampaikan karena memiliki platform yang sama dengan vaksin Sinovac, maka profil efek sampingnya juga mirip, di mana frekuensi kejadian efek sampingnya adalah 0,01 persen atau terkategori sangat jarang.

Efek samping yang dijumpai dalam uji klinik adalah efek samping lokal yang ringan, seperti nyeri atau kemerahan di tempat suntikan, dan efek samping sistemik berupa sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare dan batuk. Efek-efek samping ini segera membaik dan umumnya tidak memerlukan pengobatan.

“Masyarakat tidak perlu kuatir dengan efek samping vaksin, baik vaksin AstraZeneca maupun Sinopharm. Secara umum, dari hasil eveluasi terhadap uji klinik yang telah melibatkan ribuan orang di berbagai negara, manfaat vaksin jauh melebihi risiko efek sampingnya,” paparnya.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) secara umum bersifat ringan sampai sedang dan bersifat individual, dan adanya KIPI juga menunjukkan bahwa vaksinnya sedang bekerja. Namun jika ada KIPI yang dirasa berat, segera saja dilaporkan kepada kontak yang sudah diberikan untuk bisa segera mendapatkan penanganan.

 

#elevate women