Aurelie Moeremans Bersuara Soal Stigma Kuno Terkait Warna Kulit

Syifa Ismalia diperbarui 13 Jul 2021, 06:24 WIB

Fimela.com, Jakarta Aktris Aurelie Moeremans menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap diskriminasi warna kulit, khususnya bagi perempuan. Baginya, colorism di Indonesia tentang perempuan berkulit putih yang dianggap lebih menarik perlu untuk dihilangkan.

Sikap perempuan berdarah Indonesia - Belgia terhadap isu tersebut bermula dari temuannya pada beberapa komentar warganet di akun seseorang yang berkulit gelap sedang merias wajah. Ia pun mengunggah beberapa komentar di laman Instastory-nya sebagai bukti.

"Colorism di Indo is real ya. Sedih deh," tulis Aurelie Moeremans di unggahan tersebut.

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Tak Masuk Akal

Pemilik nama lengkap Aurélie Alida Marie Moeremans selalu berpenampilan simple namun keren di setiap gaya OOTD nya. Termasuk saat ia naik fasilitas umum seperti naik kereta, gaya penampilannya sangat menarik untuk dilihat. (Liputan6.com/IG/@aurelie)

Lebih lanjut, Aurelie pun lantas melontarkan pertanyaan terkait isu yang sedang ia soroti itu. Ia lantas berbagi kisah tentang masa lalunya sambil mengunggah beberapa pengalaman follower-nya yang mengalami hal yang sama.

"Tadi malam aku posting tentang colorism di story dan gila banget response dari kalian semua. DM aku membludak! Ternyata sebanyak itu ya orang yang pernah di diskriminasi karena warna kulit doang," tulis Aurelie Moeremans dalam unggahannya di Instagram.

3 dari 5 halaman

Harus Berubah

Aurelie Moeremans. (Foto: Instagram @aurelie)

Pemain film Story of Kale itu pun kemudian berpendapat jika saat ini sudah saatnya mengubah stigma kuno tentang perempuan harus berkulit putih. Baginya, stigma tentang cantik yang diidentikkan dengan warna kulit sudah tak berlaku lagi di jaman sekarang.

"Stigma lebih putih lebih menarik harus berubah sih. Stereotype ini tumbuh sejak masa pra-kolonialisme (Penggalan cerita Ramayana : "Dewi Sita memiliki wajah yang cantik dengan kulit yang putih terang dan bercahaya." Kemudian terus tumbuh hingga masa kolonialisme belanda (Kita dijajah oleh bangsa asing dan akhirnya itu menciptakan adanya ras superior & inferior) yang dilanjutkan oleh Jepang (Kulit putih diidamkan orang jepang & akhirnya orang Indonesia juga). Okay, makes sense TAPI INI UDAH TAHUN 2021 cuy!," tegasnya.

"Kita udah merdeka kali! Kenapa sih colorism masih harus ada. Kenapa stereotype jaman baheula masih berlaku sampe hari ini?," lanjutnya kemudian.

4 dari 5 halaman

Kampanye di Sosmed

Banyak perempuan yang kini bergantung pada makeup untuk bisa selalu tampil cantik. Bukan hanya itu, mereka juga menganggap, makeup yang mahal akan membuatnya semakin cantik. Namun menurut Aurelie Moeremans tidak demikian. (Instagram/aurelie)

Guna mengubah anggapan stigma kuno tersebut, Aurelie pun mengajak warganet untuk mulai mengubah pola pikir publik terkait kulit putih untuk perempuan yang dianggap cantik.

"Jadi boleh ga, buat yang mau share pengalaman kalian : kalian post selfie kalian dengan kulit Bronzée kalian (atau foto jaman kalian mengalami colorism ) terus share pengalaman kalian tentang colorism! Biar semua pengalaman kalian bisa aku baca, boleh ga kita bikin hashtag #iambronzee ? Kita bareng-bareng kasih tau mereka semua betapa colorism itu NGGA ASIK!," tandasnya.

5 dari 5 halaman

Saksikan Video Menarik Berikut Ini