Lintang Pandu Pratiwi, Menekuni Dunia Ilustrasi dan Penulisan Buku Anak karena Cinta

Endah Wijayanti diperbarui 03 Jul 2021, 09:53 WIB

Fimela.com, Jakarta Berkarya bisa menjadi salah satu cara untuk menghadirkan makna dalam hidup kita. Apalagi bila ada cinta yang disertakan dalam setiap karya, tentu ada kebahagiaan dan warna indah yang bisa kita hadirkan. Menekuni suatu bidang dengan cinta pun bisa membuat hidup kita memiliki sinar sendiri, seperti yang dilakukan oleh sosok perempuan inspiratif yang dikenal sebagai ilustrator sekaligus penulis buku anak, Lintang Pandu Pratiwi.

Lahir di Wonosobo, 21 Agustus 1992, Lintang sudah mencintai dunia buku sejak kecil. Saat kecil ia sangat menyukai dan menyenangi kunjungan ke perpustakaan dan toko buku. Bahkan orangtunya sering membelikan buku anak untuk menemani hari-harinya.

"Orangtuaku sering membelikan buku-buku anak dan aku tumbuh bersama memori-memori menyenangkan tentang buku anak. Dari situ terdorong untuk berkarya," paparnya.

Lulusan Universitas Negeri Malang ini pun mengawali proses kreatifnya dengan mencoba mengirimkan portofolio karya ke penerbit buku dan majalan. Dari situ kemudian satu per satu karyanya mulai diterbitkan. Bahkan ada yang diterbitkan di luar negeri.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Karya-Karyanya Dipublikasikan di Dalam Negeri Hingga ke Mancanegara

Lintang Pandu Pratiwi./Copyright Lintang Pandu Pratiwi

Berbagai karya indahnya sudah terbit dan dipublikasikan di dalam negeri dan mancanegara. Kumpulan Dongeng Klasik Indonesia adalah buku pertamanya yang diterbitkan di dalam negeri dan makin membuanya terus bersemangat untuk berkarya. Cerita Rakyat Lembah Balim juga merupakan karya yang dibuat melalui kerja sama dengan Australian Aid dan Wahana Visi Indonesia, buku ini dibagikan secara gratis untuk anak-anak Papua dengan visi meningkatkan minat baca di pedalaman Papua.

Karya-karyanya yang lain juga diterbitkan di mancanegara. Ada Honey and The Bee, Walker Hound of Park Avenue, dan Dancing Lily. Buku Honey and The Bee, buku cerita yang manis tentang persahabatan binatang, adalah salah satu karyanya yang paling berkesan. "Aku mencurahkan segenap energiku untuk pembuatannya dan makan waktu berbulan-bulan," ungkapnya.

Kesempatan bisa membuat karya yang diterbitkan di luar negeri sesungguhnya terbuka bagi siapa saja. Tinggal bagaimana kita terus berkarya dan membuat portofolio yang bagus. Hal inilah yang juga dilakukan oleh Lintang. "Awal mula aku mengunggah karya di platform online," jawabnya ketika ditanya bagaimana awal mula karyanya bisa dipublikasikan hingga ke mancanegara. "Lalu ada editor Publishing dan Author dari Amerika yang menghubungiku tertarik untuk bekerjasama. Dan banyak juga klien yang menghubungiku karena mendapat referensi dari klienku sebelumnya."

Perempuan yang punya hobi travelling, nonton film, teater, menulis, melukis ini juga membuat ilustrasi untuk Majalah Bobo, Kompas Anak, dan Majalah Girls. Wah, sungguh luar biasa sekali ya kiprahnya di dunia ilustrasi dan penulisan buku anak.

3 dari 3 halaman

Mencintai Dunia Seni dan Ingin Menebarkan Kegembiraan Membaca

Berkarya dengan cinta./Copyright Lintang Pandu

Pernah terpilih sebagai salah satu dari 72 Ikon Prestasi Indonesia tahun 2017 dan 40 Anak Bangsa Penakluk Dunia versi Media Indonesia tahun 2016, Lintang sangat mencintai dunia seni. Berkarya membuat ilustrasi dan menulis cerita anak adalah caranya membuktikan kecintaannya pada dunia seni sekaligus menyampaikan pesan-pesan baik.

"Aku memang mencintai 'everything about art'. Menulis dan mengilustrasi buku-buku anak misalnya. Aku dapat turut menyampaikan message positif untuk anak-anak dan menebarkan kegembiraan membaca," katanya.

Baginya seni punya kontribusi dalam perubahan ke arah positif, bukan hanya sekadar dinikmati seni murni. "Seni bisa memengaruhi orang banyak dengan cara menyenangkan," lanjutnya.

Selama pandemi dengan adanya pembatasan sosial, tantangan yang dihadapi sebagai ilustrator dan penulis juga ada. Bagi Lintang, writer's block dan rasa bosan adalah tantangan terberatnya, "Karena pembatasan sosial membuat gerak kita jadi terbatas hingga terkadang bosan."

"Namun kembali lagi, it only depends on the individual, kita semua punya tantangan masing-masing. We need to turn problems into opportunities. Tantangannya justru bagaimana kita bisa menjadikan masalah yang kita hadapi jadi kesempatan untuk menghasilkan karya," lanjutnya lagi.

Tiap perempuan selalu punya kesempatan untuk berkarya dan berdaya. Hal ini juga yang diyakini oleh perempuan yang menghabiskan masa kecilnya di Wonosobo lalu besar di Kota Batu ini.

"Follow your passion and dream. Just go ahead and do it. Get started and as you go forward you’ll get better. Dalam perjalanannya untuk meraih mimpi-mimpi kita akan berjumpa dengan banyak rintangan, harapan mungkin menyakitimu tapi adanya harapan pula yang membuatmu dapat terus survive dan bertahan hidup," pesannya pada para perempuan yang kiranya ingin menggeluti dunia yang sama dengannya.

Menekuni dunia ilustrasi dan penulisan buku anak dengan cinta, Lintang bisa bersinar dengan caranya sendiri. Tentu saja perjalanannya tidak selalu mudah tapi bukan berarti kita tak bisa terus berkarya untuk mewujudkan hidup yang lebih bermakna.

"Kalau harimu terasa mendung, ingatlah bahwa esok pagi matahari masih akan bersinar. The sun will rise and we will try again," serangkai kalimat indah ni kiranya bisa cukup kembali memotivasi kita semua untuk bisa berkarya di dunia yang kita sukai dan cintai. Terima kasih Lintang sudah berbagi cerita dan inspirasi kepada kami semua. Dinantikan karya-karya penuh kegembiraan yang berikutnya, ya.

#ElevateWomen