4 Mitos Seputar Makanan Kucing

Adinda Tri Wardhani diperbarui 05 Jul 2021, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Merawat hewan peliharaan seperti kucing membutuhkan ketepatan. Tak hanya sekedar mengira-ngira segala kebutuhannya, namun kita juga harus rutin berkonsultasi dengan tenaga ahli seperti dokter hewan terpercaya. Hal yang paling kerap membuat bingung adalah soal pemilihan menu makanan harian bagi kucing.

Semua pemilik kucing tentunya meninginkan makanan yang terbaik untuk peliharaannya.  Agar kesehatan dan pertumbuhannya optimal, kucing sebaiknya diberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan uniknya dan diformulasikan oleh dokter hewan. Bahkan Menurut Drh. Siti Zaenab dari rilis yang diterima oleh tim Fimela.com dari APCO Worldwide, makanan kucing yang dipilih harus menyediakan kebutuhan nutrisi untuk si kucing secara lengkap dan dengan tunjangan kalori yang tepat untuk umur, jenis, aktivitas serta tempat tinggalnya. 

Perlu dicatat, makanan yang sehat akan menunjang kesehatan pencernaan, sistem imun, otak, kekuatan otot,  gigi dan saluran kemih. Namun, banyaknya mitos tentang makanan kucing yang beredar bisa membuat  pemilik kucing keliru dalam memilih makanan yang tepat untuk kucing kesayangannya. Berikut adalah  beberapa mitos makanan kucing yang harus diperhatikan oleh pemilik kucing.

Mitos 1: 

Makanan yang disiapkan sendiri lebih baik daripada yang diformulasikan oleh dokter hewan 

Banyak yang masih berpendapat bahwa mitos menyiapkan makanan sendiri lebih baik karena makanannya lebih sehat karena tidak diproses. Akan tetapi, makanan yang disiapkan di rumah belum tentu aman untuk  kucing karena kita harus menakar kebutuhan sesuai usia, aktivitas dan faktor lainnya. Oleh karena itu, pembuatan resepnya tetap harus ditanyakan kepada dokter hewan nutrisionis agar makanan olahan kita sesuai dengan kebutuhan. 

Sangat sulit juga untuk menyiapkan makanan di rumah yang dapat memberikan nutrisi yang lengkap untuk  kucing, dan tidak semua makanan manusia aman untuk dikonsumsi oleh kucing. Beberapa makanan manusia sebenarnya beracun untuk kucing, seperti coklat, bawang, anggur dan kismis.

Makanan yang diformulasikan oleh dokter hewan sudah mengandung nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan dan tahap kehidupan kucing sehingga kita tidak perlu menakar sendiri lagi. Makanan hewan seperti ini juga lebih aman untuk hewan peliharaan karena tidak mengandung bahan berbahaya atau kontaminan mikroba.  

Pakan kucing seperti IAMS Cat sudah memperhitungkan kebutuhan unik setiap kucing sehingga pemilik dapat memberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan anabul kesayangannya.

Contohnya, perkembangan otak yang baik sangat krusial terutama untuk menutrisi perkembangan anak kucing di tahun-tahun pertama kehidupan mereka. Proses ini sangat didukung oleh adanya Omega 3 DHA dan asam amino esensial dalam makanan kucing, seperti yang ditemukan di produk Healthy Kitten IAMS.

Contoh lainnya, penting sekali bagi kucing di dalam ruang untuk tetap gesit dan mempunyai berat badan yang  sehat. Hal ini sangat bergantung pada keseimbangan kandungan pakan untuk membantu kucing mencapai  berat badan yang sehat secara bertahap, seperti adanya L-Karnitin, karbohidrat, dan lemak, yang dapat  ditemukan di produk Adult Indoor Weight IAMS. 

2 dari 4 halaman

Mitos 2: Makanan kucing biasanya mengandung kadar garam yang tinggi untuk meningkatkan kelezatan 

Ilustrasi kucing. (Photo by Kari Shea on Unsplash)

Ada spekulasi bahwa kadar garam (natrium klorida) yang tinggi ditambahkan ke makanan kucing untuk  meningkatkan kelezatan dan menambah cita rasa makanan tersebut. Mitos ini sering dikaitkan dengan makanan basah yang biasanya sangat lezat dan cenderung memiliki kadar natrium yang lebih tinggi daripada makanan kering. Dari asumsi ini terlahir asumsi lainnya, yaitu bahwa kadar garam ini dapat menimbulkan berbagai masalah seperti tekanan darah tinggi atau gagal ginjal.

Akan tetapi, banyak yang mungkin tidak mengetahui bahwa garam memberikan nutrisi penting yang dibutuhkan kucing, yaitu natrium dan klorida. Garam sering hadir secara alami dalam bahan mentah, dan garam juga dapat ditambahkan untuk memastikan bahwa kebutuhan penting kucing terpenuhi. Selain itu, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan garam yang direkomendasikan dalam pedoman nutrisi dan tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal pada kucing.

3 dari 4 halaman

Mitos 3: Diet makanan dan daging mentah sehat untuk kucing 

Ilustrasi Kucing Credit: unsplash.com/buenosia

Masih ada beberapa pemilik kucing yang berpendapat bahwa makanan atau daging mentah sehat untuk  kucing karena mereka melihat dasar kucing sebagai hewan liar yang mendapatkan makanan dengan berburu. Selain itu, orang terkadang memberikan daging mentah untuk alasan memenuhi asupan protein si kucing. Akan tetapi, makanan mentah bisa sangat berbahaya bagi kucing dan menimbulkan risiko  penyakit seperti Salmonella atau parasit lainnya. Kucing kesayangan tidak hanya bisa terkena penyakit, mereka juga dapat menularkan penyakit tersebut kepada pemiliknya. 

Pemilik harus memprioritaskan kesehatan kucing mereka dengan memastikan semua kebutuhan mereka  terpenuhi dengan cara yang aman. Agar tidak perlu memberikan daging mentah kepada kucing, pemilik dapat mengandalkan protein berkualitas pada produk seperti IAMS Cat yang mengandung L-Karnitin dan  taurin. Selain mendapatkan asupan protein yang cukup, produk IAMS Cat seperti Healthy Adult IAMS juga mengandung asam amino, serat, dan bahan lainnya yang menyeluruh untuk mendukung pertumbuhan flora usus. Semua ini dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan unik dan nutrisi lengkap si kucing. 

4 dari 4 halaman

Mitor 4: Kucing membutuhkan suplemen vitamin untuk melengkapi diet

Photo by Paul Hanaoka on Unsplash

Jika pemilik memberikan makanan komserial berkualitas tinggi untuk anabul kesayangannya, kemungkinan besar vitamin dan mineral yang dibutuhkan sudah terkandung dalam makanan tersebut sehingga suplemen tidak diperlukan.

Contohnya, penting sekali bagi kucing untuk memiliki sistem imun yang baik, dan hal ini didukung oleh adanya antioksidan. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, produk  IAMS Cat mengandung antioksidan seperti Vitamin E untuk meningkatkan imunitas. Selain antioksidan,  produk IAMS Cat juga mengandung fiber, probiotik dan bubur bit untuk mendukung bakteri normal usus dan menyehatkan sistem pencernaan.  

Drh. Siti Zaenab adalah owner praktek dokter hewan bersama dan director My Vets yang lulus dari Institut  Pertanian Bogor (IPB). Di luar prakteknya, Drh. Siti juga merupakan mentor Magang Profesi Pilihan PPDH FKH IPB dan membawakan berbagai workshop dan seminar tentang berbagai topik, mulai dari anaesthesia hewan kecil, kedokteran gigi untuk hewan kecil, dan mendiagnosa dan penanganan gangguan gastrointestinal pada kucing dan anjing.  

Selama lebih dari 73 tahun, IAMS telah menyediakan beragam jenis resep premium yang disesuaikan dengan kebutuhan unik masing-masing kucing, mulai dari anak kucing hingga kucing senior. Rangkaian  produk IAMS mencakup Healthy Kitten, Healthy Adult, Indoor Weight & Hairball Care serta Multi-Cat Complete yang memenuhi kebutuhan semua jenis kucing dan membantu mereka bertumbuh secara sehat dan optimal.