Situasi Pandemi Membuatku Bertemu dengan Jodohku

Endah Wijayanti diperbarui 30 Jun 2021, 10:19 WIB

Fimela.com, Jakarta Persiapan pernikahan seringkali dipenuhi drama. Ada bahagia, tapi tak jarang juga ada air mata. Perjalanan menuju hari H pun kerap diwarnai perasaan campur aduk. Setiap persiapan menuju pernikahan pun selalu punya warna-warninya sendiri, seperti kisah Sahabat Fimela dalam Lomba Share Your Stories Bridezilla: Perjalanan untuk Mendapat Status Sah ini.

***

Oleh:  Ajeng Narita Caustina

Tiada kata yang lebih layak kuucapkan selain puji syukur kepada Allah, yang telah memilihkan pasangan hidup yang terbaik untukku. Allah mempertemukanku dengannya dengan cara yang tidak disangka-sangka. Pertemuan yang sederhana. 

Memang benar, jika memang sudah ditakdirkan untuk berjodoh, walau terpisah jarak dan waktu, pada akhirnya akan dipertemukan dan dipersatukan juga dengan tali pernikahan. Ceritanya diawali ketika awal tahun Indonesia dihebohkan dengan berita covid19. Semua orang terkena dampaknya, termasuk aku.

Aku adalah seorang mahasiswi kesehatan di sebuah institusi swasta. Setiap harinya aku menjalani aktivitasku di sebuah rumah sakit untuk merawat pasien.

Kalau tidak salah, awal Maret, kuliahku diliburkan seminggu. Aku stay di kos. Tidak berani keluar dan bertemu dengan orang. Sesekali keluar untuk membeli bahan makanan. Aku melihat orang-orang berperilaku panic buying. Belanja sembako, hand sanitizer, masker, vitamin, obat secara berlebihan sampai akhirnya barang tersebut menjadi langka dan harganya naik sampai berkali-kali lipat. 

Seminggu kemudian ternyata liburku diperpanjang seminggu  lagi. Setelah seminggu, ternyata diperpanjang lagi. Akhirnya aku memutuskan kembali ke kota asalku sebelum pemerintah memutuskan lockdown.

Aku mengisi aktivitasku di rumah saja. Sampai akhirnya aku dikenalkan dengan seorang lelaki yang aku tidak kenal sebelumnya.

Aku tidak asal menerimanya. Aku berusaha untuk sholat istikhoroh berkali-kali supaya hatiku makin mantap, berusaha meminta pendapat dari beberapa orang yang menurutku dewasa, dan terutama atas rida kedua orang tua. Akhirnya aku yakin dialah sesosok yang mampu menjadi pemimpin rumah tanggaku.

Setelah kami berdua yakin untuk menjalankan ke tahap selanjutnya yaitu nikah, kami pun mulai mempersiapkannya setiap hari. Karena dari awal kenal sampai tanggal pernikahan jaraknya tidak jauh. Ada beberapa alasan yang membuat kami memilih mengapa tidak memperlama antara khitbah dan pernikahan. 

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Menikah dengan Pria yang Baru Dikenalkan Padaku

Ilustrasi. (dok.unsplash/Drew Coffman)

Kami pun mulai mempersiapkan mencari MUA, fotografer, catering, menentukan tempat, membuat dan menyebarkan undangan, calon suami menyiapkan mahar dan hantaran.

Persiapan kami pun benar-benar Allah mudahkan. Saat kami mendaftar ke KUA. Tanggal dan jam yang kami inginkan pun alhamdulillah belum dipesan orang. Padahal kebanyakan orang, daftar nikah ke KUA bisa sampai setahun sebelumnya agar dapat tanggal yang diinginkan.

Banyak hal yang berbeda ketika membuat acara pernikahan di kala pandemi ini, banyak syarat yang harus dipenuhi seperti harus selalu menggunakan masker, menyediakan sabun, air mengalir untuk cuci tangan dan handsanitizer, membuat surat izin untuk satgas covid19, harus ada tim protokol kesehatan, membatasi tamu, menjaga jarak, dan syarat lainnya. 

Di saat mempersiapkan pernikahan, kami mencari toko cincin yang bisa membuat model cincin yang kami inginkan. Namun semuanya menolak karena waktu hari H sangat mepet. Akhirnya ada satu toko yang bersedia membuatkan model cincin sesuai model yang kami inginkan.

Ada sedikit khawatir sebelum akad belum terucap. Karena pandemi, bisa jadi acara dibatalkan atau ditunda. Namun setelah doa, ikhtiar, dan tawakal, Allah mempermudahkan kami sampai di tiitik ini, yang semoga Allah ridai.

Ya Allah kumpulkan aku bersamanya di surga firdaus tertinggi-Mu dan jadikanlah aku sebagai istri di dunia dan akhirat yang kekal.

Aku tidak menyangka sebelumnya, Allah mempertemukanku dengan lelaki yang kini menjadi imamku di saat pandemi seperti ini. Dampak pandemi membuat aku diliburkan kuliah sehingga aku pulang ke kota asalku. Kemudian Allah mempertemukanku melalui perantara. Hingga akhirnya kami menikah. Sungguh Allah adalah sebaik-baiknya pembuat rencana dan tidak pernah mengecewakan hamba-Nya yang meminta. Masyaallah.

Kini aku melanjutkan pendidikanku yang sempat libur panjang. Sementara suamiku bekerja di kota asalku. Kota asalku dan kota tempatku menuntut ilmu berbeda pulau. Sehingga kami pun harus menjalani LDR. Semoga Allah melancarkan pendidikanku dan segera selesai agar aku bisa bertemu dengan suami tercinta.

#ElevateWomen