Fimela.com, Jakarta Perjalanan mencari dan menemukan cinta tidak pernah sama pada tiap perempuan. Menemukan jodoh atau cinta sejati pun butuh waktu dan proses yang berbeda-beda. Ada yang menemukan cintanya di usia 20an, tapi ada juga yang sedang mulai mencari cintanya di usia 30an.
Bagi perempuan berusia 30an, mencari cinta bisa menjadi perjalanan yang cukup berat. Terlebih di usia ini, kita akan dihadapkan pada banyak tekanan dan berbagai tuntutan lain. Orangtua mungkin akan makin mendesak kita untuk menikah. Teman-teman yang lain pun banyak yang makin sering menanyakan atau bahkan menyindir soal pernikahan. Ya, menghadapi semua itu tidaklah mudah, belum lagi dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi seorang diri.
1. Tekanan dan Desakan untuk Segera Menikah Semakin Berat
“Search without knowing who he is, but believe that you will recognize him.”― Philippe Lechermeier, The Secret Lives of Princesses
Usia 30an sudah dianggap sangat matang untuk menikah dan berumahtangga. Orangtua kita pun mungkin makin mendesak kita untuk menikah. Bukan karena mereka egois tapi hanya ingin kita bisa bahagia, meski kadang penyampaiannya kurang tepat. Orang-orang terdekat kita pun mendesak kita untuk bisa segera berumah tangga. Sungguhlah berat menghadapi semua itu, tapi ya bagaimana pun kita cukup menjalani hidup kita dengan sebaik-baiknya.
2. Makin Banyak yang Memberi Tatapan Kasihan
“My heart might be bruised, but it will recover and become capable of seeing beauty of life once more. It's happened before, it will happen again, I'm sure. When someone leaves, it's because someone else is about to arrive--I'll find love again.”― Paulo Coelho, The Zahir
Belum menikah dan masih akan mencari cinta di usia 30an, kita mungkin akan sering mendapatkan berbagai tatapan kasihan. Orang-orang seakan menganggap hidup kita menderita karena tak kunjung menikah, padahal sebenarnya kita baik-baik saja. Tidaklah mudah bagi kita untuk memberi pengertian kepada semua orang, bahkan kita pun tak akan mungkin bisa memuaskan atau memenuhi semua harapan dan ekspektasi orang.
What's On Fimela
powered by
3. Saat Ingin Serius Mendekati Seseorang, Malah Dipermainkan
“Maybe we shouldn't be looking for love. Maybe we should be looking for a person. Because maybe you can find love in a person, but not have that person. So if you look for love, what you will find is love. But if you want to belong to someone, and you want someone to belong to you, you should look for a person.”― C. JoyBell C.
Saat merasa menemukan seseorang yang tepat lalu memutuskan untuk serius mendekatinya dan menjalin hubungan dengannya, eh dia malah menganggap kita bercanda. Dia malah menganggap kita hanya main-main belaka. Di usia 30an, kita tak terbebas begitu saja dari pengalaman patah hati. Kita masih mungkin akan merasakan patah hati, tapi kita tahu bahwa itu bukan akhir dari segalanya.
4. Sebagian Pria Sudah Menjaga Jarak Duluan karena Perkara Usia
Ini bisa dimaklumi. Sebab tiap orang punya standar atau patokan sendiri terkait jodoh atau pasangan ideal. Sebagian pria ada yang langsung menjaga jarak dari kita begitu tahu kita sudah berusia 30an. Bisa jadi mereka menganggap ada yang salah dari kita karena usia 30an belum juga menikah, tapi ya sudah biarkan saja. Toh, selama kita bisa menjalani hidup ini dengan bermakna, kita akan baik-baik saja.
5. Menemukan Seseorang yang Benar-Benar "Klik" Terasa Makin Sulit
Mencari cinta di usia 30an, kita tak lagi memikirkan soal hubungan yang main-main. Kita ingin memastikan bisa menjalin hubungan yang serius. Hanya saja kadang menemukan seseorang yang benar-benar klik itu sulit sekali. Sulit sekali untuk bisa menemukan orang yang kita inginkan. Meskipun begitu, yakinlah seseorang yang tepat akan hadir di waktu yang paling tepat.
“Love is a journey and a destination - long and excruciating on the way, unexpected and ecstatic if found.”― Stewart Stafford
Bagi yang saat ini sedang mencari cinta sejati, semoga segera menemukannya di waktu yang terindah, ya. Cintamu akan hadir di saat yang paling tepat.
#ElevateWomen