6 Mitos dan Fakta Seputar Vitiligo, Penyakit Memudarnya Warna Kulit

Hilda Irach diperbarui 24 Jun 2021, 10:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Vitiligo merupakan masalah kulit jangka panjang yang ditandai dengan bercak putih pada kulit, di mana kulit kehilangan pigmennya. Saat ini, tercatat sebanyak 0,1-2% revalensi Vitiligo atau setara dengan sekitar 5 juta penduduk yang mengalami Vitiligo.

Penyebab pasti Vitiligo tidak diketahui, meski begitu dr. Sondang MHA Pandjaitan Sirait selaku Ketua Dermatapologi, KSM Dept Dermatologi dan Venerologi FKUI RSCM menegaskan bahwa penyakit ini bukanlah penyakit menular, apalagi kutukan.

“Vitiligo juga bukan penyakit kutukan, itu hanya mitos.” ujar Sondang dalam webinar Regenesis, Senin (21/06/2021). Dia menuturkan, faktor risiko penyakit ini adalah riwayat keluarga atau penyakit autoimun lainnya, seperti hipertiroidisme, alopecia areata, dan anemia pernisiosa.

Selain itu, terdapat mitos lainnya seputar Vitiligo yang berkembang di tengah masyarakat. Lebih lanjut, berikut ini selengkapnya.

1. Mitos: Vitiligo menular

Penyandang Vitiligo sering kali mendapat stigma karena dianggap bisa menular. Tetapi faktanya, Hanny Nilasari, Spesialis Kulit dan Kelamin mengatakan vitiligo bukanlah penyakit menular

"Vitiligo bukan penyakit menular karena bukan penyakit yang disebabkan oleh infeksi," ujar Hanny.

Jadi, tidak ada alasan untuk menghindari orang yang mungkin memiliki kondisi tersebut. Sebaliknya, penderita Vitiligo justru memerlukan dukungan karena mereka rentan terhadap depresi.

2. Mitos: Pasti menurun pada anak

Faktanya, Hanny mengungkapkan para ibu yang mengidap Vitiligo belum tentu melahirkan anak yang mengidap vitiligo juga.

3. Mitos: Tidak bisa diobati

Faktanya, Vitiligo merupakan penyakit kronis yang pengobatannya jangka panjang. Butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Salah satu pengobatannya antara lain dengan topical atau disinari. 

“Untuk mencegah Vitiligo semakin meluas, jika ada bercak putih pada kulit, tidak boleh digaruk karena akan menyebabkan bercak putih makin meluas. Sebaiknya segera berobat agar penyakit ini bisa ditangani dengan baik," terang Sondang.

2 dari 2 halaman

4. Mitos: Vitiligo hanya berlaku untuk orang berkulit gelap

Anggapan mendapat kutukan bagi pengidap Vitiligo adalah mitos. Simak mitos lainnya berikut ini. (Foto: Instagram.com/Winnie Harlow).

Mandeep Kaur, ahli dermatologi mengatakan Vitiligo bisa menyerang siapa saja dari semua ras secara setara. "Namun, mungkin lebih terlihat pada orang dengan kulit gelap." kata dia, dikutip dari Pfizer.

5. Mitos: Vitiligo disebabkan oleh beberapa makanan

Ada beberapa mitos umum terkait makanan. Beberapa orang percaya bahwa kondisi ini disebabkan oleh minum susu atau makanan putih lainnya. Karena nama lain untuk kondisi ini adalah leucoderma yang secara harfiah berarti 'kulit putih'.

Tetapi faktanya, Vitiligo adalah penyakit autoimun yang tidak berhubungan langsung dengan makanan dan bukan disebabkan oleh kombinasi makanan yang salah. 

6. Mitos: Vitiligo tidak bisa disembuhkan

Faktanya, “Vitiligo bisa disembuhkan, ada yang repigmentasi sampai 100% , tetapi ada juga yang tidak bisa 100% untuk repigmentasi. Namun, biasanya selalu ada hasil pengobatan. Jadi tidak mungkin pengobatan itu tidak ada hasil sama sekali,” ujar Sondang.

Dia juga menambahkan, waktu kesembuhan pengidap Vitiligo juga tidak bisa diprediksi. “Karena bervariasi tiap orang.” pungkasnya.

#Elevate Women