Anak Jadi Sering Menyendiri? Kenali 6 Tanda-Tanda Stres pada Anak Menurut Psikolog

Fimela Editor diperbarui 22 Jun 2021, 12:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, tak hanya itu pertambahan kasusnya pun semakin memprihatinkan. Tanpa disadari pula, aktivitas work from home (WFH) dan online school juga sudah berjalan hampir dua tahun di Indonesia.

Online school merupakan salah satu rutinitas yang tak bisa ditinggalkan dan menjadi salah satu kegiatan utama setiap anak yang masih duduk di bangku sekolah. Tak lupa, peran orangtua juga penting demi membimbing dan mendukung keberlangsungan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi ini.

Banyak anak yang merasa stres dan kecewa dengan keadaan, karena harapan bisa bersekolah secara tatap muka kemungkinan harus tertunda kembali seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia pada bulan Juni ini.

Perlu diingat, stres tidak hanya berlaku pada orang dewasa, melainkan juga berlaku pada anak. Rasa bosan yang disebabkan oleh kegiatan yang monoton selama di rumah juga berdampak pada stres anak.

Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Jovita Maria Ferliana menjabarkan 6 gejala stres yang bisa dialami oleh anak dalam siaran Instagram Live Fimela Talks yang mengangkat topik “Cara Tepat Menangani Stres Anak Selama Pandemi dan Sekolah Online” pada Senin (21/6)

Lebih Emosional

Ciri yang pertama ini adalah yang paling gampang terlihat pada Anak. Jika anak lebih emosional atau sensitif dari biasanya, seperti mudah marah atau menangis, maka dapat dipastikan anak  sedang mengalami stres.

 

2 dari 6 halaman

Sering Menyendiri

Ilustrasi anak stres (Foto: Unsplash.com/Patricia Prudente).

“Kalau anak biasanya ceria, dan selalu bersemangat tapi tiba-tiba dia suka menghindar dan menyendiri, maka ia mengalami distress,” papar Jovita. Ia menekankan bahwa perilaku ini dapat dilihat dari pola kebiasaannya, sehingga orangtua bisa cepat menyadari perubahan tingkah laku anak.

 

3 dari 6 halaman

Perubahan Nafsu Makan

Ilustrasi anak stres/dok. Unsplash Zahra

Tidak hanya dialami oleh orang dewasa, perubahan nafsu makan yang dialami oleh anak juga merupakan salah satu tanda bahwa anak mengalami stres.

“Perubahan nafsu makannya tidak selalu berkurang, tapi di beberapa kasus, anak yang mengalami stress juga mengalami peningkatan nafsu makan. Sehingga, orangtua perlu aware akan hal itu,” pungkas Jovita.

 

4 dari 6 halaman

Gangguan Tidur

Gangguan Tidur pada Anak. (Foto: Unsplash.com/Thomas Park).

Bukan hanya insomnia atau susah tidur, tapi mengalami gangguan ketika tidur juga merupakan salah satu tanda stress pada anak. Jovita memaparkan bahwa anak yang sering terbangun di tengah-tengah tidur dan mengalami mimpi buruk merupakan anak yang sedang mengalami stres.

 

5 dari 6 halaman

Kebiasaan yang terulang

Anak sensitif dan mudah menangis hanya perlu bimbingan dari orangtua untuk membantu mengelola emosi mereka. Berikut caranya. (Foto: Unsplash.com/Omar Lopez).

Jika anak anda tiba-tiba mengompol, menghisap jempol, atau bahkan berbicara seperti bayi lagi padahal biasanya sudah tidak pernah mengalami hal itu, maka anak anda memerlukan perhatian yang lebih karena dapat dipastikan bahwa dirinya sedang tertekan atau sedang mengalami stres

 

6 dari 6 halaman

Sulit Fokus

Anak Sulit Fokus (Foto: Unsplash.com/Robo Wunderkind).

Sulit berkonsentrasi saat diajak berkomunikasi atau saat melakukan sesuatu merupakan salah satu ciri bahwa anak sedang mengalami stress dalam dirinya.

Mungkin selama ini banyak orangtua yang merasa hal-hal tersebut adalah hal yang biasa terjadi pada diri anak. Namun, keenam ciri ini adalah ciri utama pada anak yang mengalami distress atau stress yang membawa dampak negatif. Sebagai orangtua, Anda harus peka dan memahami setiap situasi yang dialami oleh anak. Sehingga, setiap perubahan yang dialami oleh anak bisa disadari lebih awal dan bisa dicari jalan keluarnya.

“Setiap anak punya kepribadiannya masing-masing, ada anak yang memang mudah untuk bercerita, namun ada pula anak yang memang sulit untuk berekspresi. Maka di sinilah peran orang tua untuk bisa memahami setiap perilaku anak, dan menangani problemnya dengan tepat,” papar Jovita sebagai penutup dalam IG Live tersebut.

Penulis: Chrisstella Efivania