Waspada Nyeri Pinggang dan Saraf Terjepit karena Stenosis Spinal, Bagaimana Metode Penyembuhan yang Tepat?

Wuri Anggarini pada 18 Jun 2021, 00:01 WIB

Fimela.com, Jakarta Seiring semakin bertambahnya usia, nyeri pinggang dan saraf terjepit jadi masalah kesehatan yang rentang dialami lansia. Meskipun terkesan sepele, tapi kondisi seperti ini bisa menyebabkan rasa nggak nyaman. Bahkan, beberapa penderita sampai tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

Ada beberapa penyebab terjadinya nyeri pinggang dan saraf terjepit. Namun, yang paling umum terjadi pada lansia adalah stenosis tulang belakang lumbal, yaitu penyempitan kanal tulang belakang yang menampung saraf tulang belakang.

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Gejala Stenosis Tulang Belakang Lumbal

Ilustrasi saraf terjepit

Stenosis tulang belakang lumbal bisa menyebabkan beberapa gejala, misalnya nyeri pinggang yang menyebar ke satu atau dua kaki secara bersamaan. Saat mengalami kondisi ini, pasien juga bisa merasakan otot tungkai melemah atau nyeri di bagian tungkai dan paha yang membuat mereka harus berhenti berjalan. Kondisi tersebut disebabkan oleh tekanan saraf yang mempengaruhi cara berjalan penderita dan tentunya mempengaruhi kualitas kehidupan sehari-hari.

3 dari 6 halaman

Siapa Saja yang Rentan Terkena Stenosis Tulang Belakang Lumbal?

Sebenarnya siapapun bisa mengalami masalah kesehatan ini. Namun, ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan terkena stenosis tulang belakang lumbal. Mereka di antaranya adalah berusia 50 tahun ke atas, kelebihan berat badan, penderita diabetes, dan perempuan yang mengalami menopause.

4 dari 6 halaman

Kondisi yang Wajib Konsultasi ke Dokter Segera

(c) Shutterstock

Jangan remehkan gejala nyeri pinggang atau saraf terjepit yang dialami. Segera konsultasikan ke dokter bila mengalami beberapa gejala ini. Sakit pinggang yang intens atau terus-menerus yang mempengaruhi berjalan dan kehidupan sehari-hari dan menyebabkan harus banyak berhenti saat berjalan atau hanya dalam jarak yang relatif pendek. Atrofi otot di kaki atau kaki yang mengalami perubahan, seperti lebih cekung karena otot mengecil atau terlihat tidak simetris. Terakhir adalah buang air kecil atau buang air besar yang tidak normal. Jika mengalami gejala di atas, disarankan untuk langsung konsultasikan ke dokter segera.

5 dari 6 halaman

Alternatif Pengobatan yang Bisa Dilakukan

Ada beberapa alternatif pengobatan yang bisa dilakukan. Mulai dari penggunaan obat-obatan seperti antibiotik, penghilang rasa sakit, obat relaksan otot untuk mengurangi ketegangan otot dan nyeri terkait, obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit (NSAID) dengan relaksan otot serta obat-obatan anti depresan.

Selain dengan obat, ada juga terapi fisik yang bisa dilakukan untuk mengatasi nyeri seperti stimulasi saraf melalui Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), pijat, gelombang ultrasound, akupunktur, traksi, dan penguatan otot punggung dan kaki untuk meningkatkan efisiensinya.

Terakhir ada pilihan pembedahan yang bisa dilakukan saat pengobatan dan terapi fisik tidak berhasil, gejalanya mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan buang air kecil serta besar tidak menjadi terkendali.

6 dari 6 halaman

Mengenal Teknik Operasi PLSD untuk Mengobati Stenosis Tulang Belakang

(c) Shutterstock

Teknik operasi PLSD (Percutaneous Stenoscopic Lumbar Decompression) adalah teknik bedah endoskopi yang canggih dan sering dilakukan di Rumah Sakit EMC Tangerang. Dengan teknik ini, dokter akan memasukkan dekompresi endoskopi melalui sayatan kecil (sekitar 8 milimeter) ke area saraf. Lensa endoskopi ini membuat dokter seolah memiliki mata di dalam tubuh pasien. Jadi memungkinkan dokter melihat kelainan dengan jelas, memotong setiap cakram hernia, sendi, atau ligamen flafum yang memberikan tekanan pada saraf tanpa harus memotong otot yang masih dalam kondisi baik.

Teknik ini memiliki beberapa kelebihan, mulai dari aman dan waktu pelaksanaan operasi relatif lebih singkat hanya 30 menit sampai dengan 45 menit. Luka sayatan lebih kecil (dengan diameter sekitar 0,8 cm) dan pemulihannya lebih cepat agar bisa beraktivitas kembali. Selain itu, risiko infeksinya rendah dan perawatan di rumah sakit yang lebih singkat (1-2 hari). Teknik operasi ini juga mengurangi kerusakan jaringan yang terjadi.

Jika memiliki masalah nyeri sendi dan saraf terjepit, segera konsultasikan lebih lanjut dengan dr. Harmantya Mahadhipta, SP.OT (K) Spine (Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi, Konsultan Tulang Belakang) di RS EMC Tangerang. Hubungi 0878 8989 0102 (Ekha) untuk informasi lebih lanjut.

(c) RS EMC

Tag Terkait