Cegah Stunting dengan Mendukung Program Keluarga Berencana

Adinda Tri Wardhani diperbarui 22 Jun 2021, 18:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Angka kelahiran di Indonesia masih terbilang tinggi, tak hanya itu anggapan banyak anak banyak rejeki masih dipercaya. Program Keluarga Berencana atau KB masih memilki tantangan yang cukup besar. Hal ini juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat yang tidak merata, meningkatnya masalah pemenuhan asupan gizi hingga stunting pada anak.

Tak berhenti sampai di situ, Program Keluarga Berencana atau KB sendiri berada dalam polemik di mana banyak masyarakat beranggapan bahwa ber-KB merupakan tugas dan kewajiban perempuan. Untuk itu, tidak dipungkiri saat ini peran pria terhadap program KB masih sangat minim, terbukti hanya 3,12% laki-laki menggunakan kondom dan 0,5% yang melakukan vasektomi untuk program perencanaan keluarga.

Melihat pentingnya hal tersebut, DKT Indonesia sebagai organisasi swasta yang berfokus kepada kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana terbesar di Indonesia bersama dengan BKKBN menginisiasi kampanye ‘Pria Ber-KB Itu Keren!’.

President Director DKT Indonesia, Juan Enrique Garcia mengungkapkan “Selama ini, kita menyadari bahwa KB identik dengan perempuan. Padahal, tanggung jawab untuk merencanakan keluarga, menjaga kesehatan reproduksi, merupakan peran dari kedua belah pihak, suami dan istri. Suami sebagai kepala rumah tangga, harus aktif berperan serta dalam menyukseskan keluarga berencana dimulai dengan langkah sederhana yaitu menggunakan kondom dan/atau melakukan vasektomi”.

DKT Indonesia selalu berupaya untuk mengkomunikasikan bahwa kesetaraan gender bisa tercapai salah satunya juga dengan kemauan dan kemampuan para pria untuk memiliki kesadaran serta tanggung-jawab akan menjaga kesehatan reproduksi dan berpartisipasi untuk menggunakan kontrasepsi. Sehingga beban perencanaan keluarga tidak hanya ditanggung oleh perempuan.

Untuk itu, dengan adanya kampanye edukasi ‘Pria Ber-KB ItuKeren!’, diharapkan dapat menarik kesadaran pria lebih banyak lagi di Indonesia yang mau ikut KB.

2 dari 3 halaman

Dukungan Semua Pihak

Ilustrasi Keluarga | unsplash.com/@brandless

Sementara itu, Kepala Seksi Peningkatan Partisipasi KB Pria BKKBN, dr. Raymond Nadeak,M.H. (Kes) lebih lanjut menjelaskan, partisipasi pria dalam program KB di Indonesia mengalami peningkatan yang lambat dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan berbagai faktor antara lain minimnya akses ke pelayanan kesehatan, tatanan sosial, serta rumor negatif tentang penggunaan kontrasepsi untuk pria.

“Rumor negatif seperti pakai kondom tidak enak, vasektomi dapat menghilangkan kejantanan hingga menimbulkan disfungsi ereksi sangatlah tidak benar di masyarakat. Untuk itu BKKBN telah melakukan berbagai kegiatan komunikasi dan informasi antara lain sosialisasi dan juga webinar untuk menguatkan kelompok KB Pria di masyarakat. Hingga saat ini, sudah terdapat 1.300 kelompok KB Pria dengan minimum 10 orang anggota di setiap kelompok. Para anggota tersebut selanjutnya akan membantu untuk mengkomunikasikan pentingnya keterlibatan pria dalam ber-KB” Ujar dr. Raymond.

KB merupakan tanggung jawab kedua belah pihak. Apalagi pada saat pandemi Covid 19 ini di mana kejadian kehamilan tidak direncanakan juga mengalami peningkatan lebih dari 10%.

Di sisi lain banyak masyarakat yang mengabaikan himbauan untuk menggunakan kontrasepsi pada masa pandemi, padahal kehamilan di masa pandemi memiliki berbagai macam tantangan kesehatan karena akses terhadap layanan kesehatan saat ini lebih banyak diprioritaskan untuk pelayanan pasien dengan indikasi Covid-19. Selain itu, peningkatan partisipasi pria dalam ber-KB juga dapat mengurangi tingginya angka stunting.

3 dari 3 halaman

Kampanye ‘Pria ber-KB Itu Keren'

Kampanye ‘Pria ber-KB Itu Keren'

Kampanye ‘Pria ber-KB Itu Keren!’ rencananya akan ditayangkan di 6 stasiun TV nasional sepanjang Juni, Juli, hingga Agustus 2021 dan menjangkau 20 juta masyarakat Indonesia. Kampanye berupa iklan layanan masyarakat tersebut menceritakan seputar kehidupan PakSrah dan Pak Ten yang berprofesi sebagai tukang ojek online.

Keluarga Pak Ten cenderung lebih tertata dikarenakan memiliki perencanaan keluarga yang matang, sedangkan keluarga Pak Srah terlihat lebih rumit dikarenakan tidak memiliki perencanaan keluarga yang matang. Di akhir scene iklan, terdapat himbauan dari KepalaBKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengenai pentingnya KB pria untuk perencanaan keluarga dan mencegah stunting. Seperti yang diketahui bahwa pencegahan stunting merupakan salah satu agenda kesehatan utama Indonesia yang dicanangkan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo, saat ini.