Fimela.com, Jakarta Wacana pembukaan sekolah tatap muka terus bergulir di tengah masa pandemi COVID-19. Bahkan beberapa sekolah sudah melakukan tatap muka ketika ujian kenaikan kelas baru-baru ini.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDdikdasmen) di Masa Pandemi COVID-19.
Pihak Kemendikbudristek berencana pembukaan sekolah secara tatap muka Juli 2021 setelah vaksinasi guru dan tenaga kependidikan di tuntaskan. Kendati demikian, bukan perkara mudah melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara langsung saat pandemi, apalagi saat ini kasus terinfeksi Covid-19 semakin meningkat di beberapa daerah Indonesia, termasuk Jakarta.
Berdasarkan kajian hak-hak anak berdasarkan konvesi Hak Anak dan PBB, perkembangan pandemi Covid-19 secara nasional kembali meningkat, ditemukan new variant of coronavirus sejak Maret 2021, cakupan imunisasi atau vaksin yang belum mencapai target. Maka Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun menyarankan beberapa pertimbangan ketika melakukan sekolah tatap muka.
1. Melihat situasi dan penyebaran Covid-19 di Indonesia, saat ini sekolah tatap muka belum direkomendasikan.
2. Persyaratan untuk dibukanya kembali sekolah antara lain terkendalinya transmisi lokal yang ditandai dengan positivity rate <5% dan menurunkan tingkat kematian.
3. Jika sekolah tatap muka tetap dimulai, maka pihak penyelanggara harus menyiapkan blended learning, anak dan orangtua diberi kebebasan memilih metode pembelajaran luring atau daring.
4. Anak yang belajar secara luring maupun daring harus memiliki hak dan perlakuan yang sama.
5. Mengangat prediksi jangak waktu pandemi Covid-19 yang masih belum dapat ditentukan, maka guru dan sekolah hendaknya mencari inovasi baru dalam proses belajar mengajar, misalnya belajar di ruang terbuka.
What's On Fimela
powered by
Panduan pihak penyelenggara, orangtua, dan evaluator
1. Semua gru dan pengurus sekolah yang berhubungan dengan anak dan orangtua/pengasuh sudah divaksin.
2. Buat kelompok belajar kecil agar contact tracing dapat dilakukan efesien.
3. Jam masuk dan pulang bertahap untuk menghindari penumpukan siswa/i
4. Penjaan sekilah gerbang dan pengawasan yang disipilin untuk menghindari kerumuman di gerbang sekoah.
5. Jika menggunakan kendaraan antar jemput, gunakan masker, jaga jarak, membuka jendela mobil.
6. Buka semua jendela kelas, gunakan area outdoor jika memungkinkan. Dalam ruangan direkomendasikan menggunakan High Effiviency Particulate Air filter.
7. Membuat pemetaan risiko adakah siswa, orangtua dengan komorbid, tinggal bersama lansia, serta mengetahui kondisi kesehatan. Anak dengan komorbiditas atau penyakit kronik sebaiknya tetep sekolah daring. Contoh penyakit seperti, diabtes melitus, jantung, autoimun, HIV, ginjal kronik, prau, dan obesitas.
8. Idealnya sebelum membuka sekilah, semua anak mampun guru da petuguas sekilah melakukan swab secara berkala.
9. Tersedia tetap cucu tangan
10. Jika anak atau guru hingga petugas sekolah yang memenuhi kriteria suspek, harus bersedia swab.
11. Sekola dan tim UKS sudah menyiapkan alur mitigasi jika ada warga sekolah yang sakit. Bila terbukti ada murid dengan gajala Covid-1 maka orangtua harus mau anaknya diperiksa dan melakukan isolasi. Bila terbukti ada anak positif maka sekolah harus menghentikan proses belajar tatap muka serta melakuka tracing.
12. Melatih menggunakan masker yang benar
13. Melatih anak untuk tidak memegang mata, hidung, dan mulut tanpa mencuci tangan, tidak bertukar alat minum dan makan serta alat pribadi lainnya, etika batuk dan bersin, mengetahui gejala covid-19 dan melapor jika di rumah ada yang sakit, dan melaukan stigmatisasi terhadap teman yang positif Covid-19.
14. Dukungan mental orangtua dan murid, sekolah memperbolehkan orangtua anak ingin sekolah daring atau tatap muka, memastikan penjagaan khusus untuk anak berisiko tinggi, memerhatikan kesehatan mental anak, dan jika anak sakit atau memerlukan isolasi, sekolah tetap menekankan pentingnya tetap di rumah tanpa mengkhawatirkan nilai.
#elevate women