Fimela.com, Jakarta Sempat rehat sejenak dari aktivitas bermusik, Giring Ganesha nyatanya terus menciptakan karya. Yang terbaru, ia berkolaborasi dengan putra Ahmad Dhani, Dul Jaelani lewat lagu berjudul Burung Gereja.
Sejatinya lagu tersebut sudah dirilis sekitar dua pekan di berbagai platform digital. Antusiasme positif publik terhadap kolaborasi musisi beda generasi itu pun terwakili dari angka viewers music video lagu tersebut yang sudah menyentuh lebih dari 400.000 usai dipublikasi.
Nyatanya, ada beberapa fakta menarik di balik kolaborasi Giring dan Dul di lagu Burung Gereja. Apa saja? Berikut FIMELA coba merangkumnya:
Karya Spesial dari Dul Jaelani
Lagu Burung Gereja sendiri diciptakan langsung oleh Dul Jaelani. Ia menuturkan jika lagu tersebut merupakan salah satu karya spesialnya karena ditulis berdasarkan pengalaman personal saat usianya masih 16 tahun.
"Lagu ini sangat spesial, lagu ini Dul ciptakan saat berumur 16 tahun, saat dia lagi jatuh cinta dengan seorang wanita," kata Giring Ganesha.
"Lagu ini bercerita tentang sosok yang mencintai seseorang dengan begitu dalam sehingga kedalaman cintanya ingin di ketahui oleh orang yang dicintainya. Dia tak bisa hidup tanpa orang yang dicintainya karena ia membutuhkannya," tambah Dul Jaelani.
Hampir Dibawakan Dewa 19
Dul Jaelani lantas bercerita, jika lagu Burung Gereja sempat ia tawarkan pada beberapa penyanyi, termasuk Dewa 19. Namun, usai pertemuannya dengan Giring di sebuah acara televisi, ia pun yakin jika lagu Burung Gereja cocok dengan karakter suara mantan vokalis grup band Nidji tersebut.
"Sejujurnya lagu ini pernah hampir deal sama Dewa 19, om Ari Lasso udah oke, tapi dia sibuk banget. Aku kasih ke Dewa, ayah (Ahmad Dhani) udah oke, om Andra udah oke, om Once oke, sampai ada momen, 'kalau dikasih ke Dewa kapan aku bisa lepas dari bayang-bayang orang tua?' Jadi akhirnya dinyanyiin sama Giring bisa lebih bagus dari om Ari Lasso yang pernah nyanyiin di depan aku. Puas banget, aku nggak salah pilih. Alhamdulillah," papar Dul.
Lagu Idaman Giring
Senada dengan pernyataan yang dilontarkan Dul, Giring pun merasa bersyukur bisa dipercaya untuk membawakan lagu Burung Gereja. Menurutnya, lagu tersebut merupakan salah satu lagu idamannya sebagai vokalis yang tak bisa ia rasakan selama belasan tahun menjadi vokalis Nidji.
"Ini tuh bener-bener lagu yang saya idamkan. Kalau di Nidji, lagu kayak gini nggak bakal lolos karena Nidji udah ada pakemnya sendiri. Sebenernya lagu seperti ini yang saya mau, easy listening, harmonisasinya bagus, liriknya simpel tapi kena, lagu yang gampang nyangkut dan dinyanyiin orang," ungkap Giring Ganesha.
Ingat Pertengkaran dengan Istri saat Rekaman
Sadar jika lagu Burung Gereja begitu spesial, Giring pun mencoba memberikan sesuatu yang maksimal untuk lagu tersebut. Ia pun berkisah, guna menjiwai bait demi baitnya, dirinya harus mengingat momen-momen pertengkarannya dengan sang istri sehingga membuatnya menangis kala proses rekaman berlangsung.
"Ada momen-momen up and down (bareng istri) dan itu yang saya pakai untuk bisa meresapi. Saya nggak bisa ngebayangin kalo hidup saya tanpa istri saya itu seperti apa. Pernah ada momen pas lagi berantem kan ada lah jauh dikit, saya nggak mau dan penyesalan itu yang saya coba bawa ke studio rekaman," papar Giring.
Berikan Pesan Berbeda
Dan, sebagai pencipta lagunya, Dul Jaelani merasakan hal berbeda pasca lagu ciptaannya dinyanyikan oleh Giring dengan sosok Pay Burman sebagai produser. Jika pada 2015 lalu ia menciptakan lagu tersebut buah dari kegalauannya, kini Dul menganggap lagu Burung Gereja memberikan pesan yang lebih dewasa dan universal yang bisa relate dengan banyak orang.
"Pesannya jadi beda, versi demonya kayak ABG patah hati pada umumnya, tapi begitu dinyanyiin Giring message-nya jadi beda, jadi kangen Bunda. Jadi aku harap juga semua yang denger itu juga sama, mau ngasih tindakan sama orang yang dikasihnya," pungkas Dul Jaelani.