Fimela.com, Jakarta Setiap kali kita melakukan perjalanan, selalu ada cerita yang berkesan. Bepergian atau mengunjungi sebuah tempat memberi kenangan tersendiri di dalam hati. Tiap orang pastinya punya pengalaman atau kisah tak terlupakan tentang sebuah perjalanan, seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Trip Story: Setiap Perjalanan Selalu Memiliki Cerita berikut ini.
***
Oleh: Wilda Hikmalia
Meski pendakian Gunung Cikuray bukanlah kali pertama bagiku untuk naik gunung, tapi masih saja banyak teman khususnya perempuan yang sering bertanya, kenapa sih capek-capek mendaki gunung? Atau, emang enggak ribet perempuan naik gunung? Kalau mau pipis gimana? Kan, nggak bisa mandi? Ih, kotor dong badan selama di gunung? Dan rentetan pertanyaan serupa lainnya yang masih sering kudengar hingga kini.
Agustus 2020 adalah pendakian perdanaku ke Gunung Cikuray yang dilakukan di masa pandemi. Pendakian tersebut hanya tim kecil, berjumlah enam orang saja. Cuma teman-teman terdekat dan sudah dipastikan kami semua juga sehat walafiat. Selain itu, demi menghindari interaksi yang terlalu padat kami pun melakukan pendakian bukan di saat weekend. Lebih tepatnya pendakian kala itu kami mulai di hari Minggu dengan waktu summit di hari Senin pagi. Sesuai prediksi. Tak terlalu membeludak pendaki lain di saat itu. Bahkan di camp area hanya ada 3 tenda yang berdiri, tenda timku dan 2 lagi adalah tenda rombongan pendaki lain.
Turun pendakian dan melihat update foto-foto selama hiking, banyak teman perempuan yang sering bertanya heran, kenapa aku suka mendaki gunung? “Capek-capek naik, habis itu turun lagi," gurau mereka padaku.
Sahabat Fimela, ketahuilah bahwasanya mendaki gunung tidak semenyeramkan itu, kok. Apalagi menakutkan yang sering dibilang orang-orang. Banyak pengalaman yang tentunya didapat ketika berbaur dengan alam. Belajar dengan alam itu, seru. Apalagi di masa-masa sulit (pandemi) seperti ini, terkadang interaksi dengan alam itu sangat menyamankan, loh.
Terkhusus Gunung Cikuray yang terletak di Jawa Barat, mempunyai cerita yang melekat tersendiri buatku. Pendakianku bersama teman-teman dimulai dari jalur Tapak Geurot. Area berkemah kami pilih di pos 3. Pos pendakian yang berlimpah-ruah sumber air. Tak tanggung-tanggung di pos itu aku menyempatkan mandi, loh, setelah trekking hampir 6 jam dari basecamp. See? Siapa bilang naik gunung selalu kotor-kotoran. Bisa juga bersih dan wangi. Asal pemilihan gunung dan area camp-nya disesuaikan.
What's On Fimela
powered by
Pengalaman Naik Gunung yang Berkesan
Meskipun ketika naik gunung tidak ada sumber air, masih bisa, kok, nyaman bersih-bersih badan. Bisa menggunakan bekal air dan pakai handuk kecil untuk bersih-bersih area penting. Serius, deh, nggak ribet, kok. Seru saja sesekali mencoba jeli di situasi yang tidak biasa. Apalagi bagi perempuan, punya skill dalam segala kondisi sangat dibutuhkan, toh?
Menyaksikan matahari terbit atau terbenam, mendengarkan kicauan burung-burung dan binatang hutan, bercengkerama dengan teman-teman pendakian adalah beberapa dari sekian banyak yang aku tuju ketika naik gunung. Bukan hanya sekadar puncak, tapi perjalanan itu pun sudah memberikan makna tersendiri. Apalagi gunung, dengan segala daya tarik dan misteri yang tersimpan, pengalaman yang didapat pun juga tak kalah luar biasanya.
Menikmati Puncak Gunung
Bagiku, sebagai seorang perempuan tak menjadi halangan bisa menikmati puncak gunung walau tentu saja capek-capek dahulu baru bahagia kemudian. Tapi percayalah Sahabat Fimela, capek yang dirasa itu, ketika sudah sampai puncak akan terbayar mahal oleh keindahan yang disuguhkan. Begitu juga saat pendakian Gunung Cikuray yang aku lakukan.
Pendakian menuju puncak gunung kami mulai dini hari, di jam 4 pagi. Berbekal jaket melekat di badan, senter, dan amunisi lengkap lainnya, langkah kaki kami mulai menuju puncak 2821 mdpl. Letih sih sudah pasti. Namun, ketika semesta mendukung dengan cuaca bagus dan langit biru menyambut, tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan kebahagiaan, selain berterima kasih pada diri dan Tuhan. Masih diberi kesempatan menikmati keindahan alam semesta dari puncak-puncak jawara tertinggi gunung Indonesia.
Pendakian yang Berkesan
Pendakian Gunung Cikuray via Tapak Geurot merupakan salah satu pendakian paling berkesan bagi diriku. Banyak memori, momen dan hal-hal baik yang aku pelajari selama pendakian. Di tengah pandemi, masih diberi kesempatan untuk relaksasi badan dan berkomunikasi kembali dengan alam.
Naik Gunung, yuk!
Sahabat Fimela juga bisa kok mencoba hal yang sama seperti yang aku lakukan. Bisa dimulai terlebih dahulu dari pendakian-pendakian gunung yang tak terlalu tinggi. Persiapkan diri semaksimal mungkin. Rajin berolahraga, konsumsi makanan sehat, dan tidur cukup bisa menjadi bekal awal untuk memulai pendakian gunung. Selain itu, banyak pelajari juga hal-hal yang perlu menjadi perhatian bagi seorang perempuan untuk naik gunung. Dengan perbekalan ilmu dan pengetuan yang cukup, keragu-raguan dan ketakutan yang muncul semoga bisa teratasi.
Yuk, naik gunung!
#ElevateWomen