Work From Home Bisa Bikin Burnout, Ini 6 Tips untuk Mengatasinya

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 14 Jun 2021, 13:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Setahun memasuki pandemi, dengan pembatasan serta memberlakukan protokol kesehatan kini terus dilakukan. Bahkan beberapa tempat kerja masih memberlakukan kerja dari rumah bagi karyawannya. Hal tersebut membuat sebagian besar orang memahami pentingnya tetap produktif di rumah. Merasa kewalahan, stres, dan cemas bisa menjadi masalah nyata saat ini. Burnout telah menjadi fenomena global yang dialami banyak orang, tetapi sangat sedikit yang memahaminya.

Tanda dan gejala burnout dini mirip dengan depresi, terutama jika sifatnya konsisten. Terus-menerus merasa lelah, mudah tersinggung, menarik diri dari pergaulan, dan gelisah adalah tanda-tanda umum dari kelelahan. Gejala fisik yang umum muncul dalam bentuk sakit kepala, sakit perut, jantung berdebar-debar, mual, nafsu makan meningkat atau menurun, pola tidur dan penurunan secara keseluruhan, sistem kekebalan pun menurun. Sangat penting untuk mengamati diri sendiri terhadap pola yang muncul dari kinerja yang buruk, produktivitas rendah, kurangnya motivasi dan perasaan tidak kompeten.

Luangkan waktu sejenak untuk memperhatikan ini. Metode berikut untuk mencegah atau menangani kelelahan dapat membantumu mendapatkan kembali motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik.

1. Mengidentifikasi

Siapkan beberapa hal yang dapat membantumu melakukan perawatan diri. Indentifikasi apa yang dapat membantumu bersantai dan membuatmu merasa tenang serta santai. Ini adalah sesuatu yang dapat dijangkau kapan pun dirimu merasa kewalahan, cemas, lelah atau hanya perlu istirahat. Mungkin dirimu nyaman dengan melakukan kegiatan seperti membaca buku, mendengarkan musik, melakukan hobi baru, olahraga, kegiatan seni dan lainnya.

2. Kembangkan Dukungan Sosial

Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang dapat dipercayai. Kenyamanan dan dukungan emosional dapat ditemukan di antara mereka untuk mengatasi situasi stres.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

3. Fokus pada Harmoni Kehidupan Kerja

ilustrasi perempuan bekerja/copyright Shutterstock

Bekerja dari rumah semakin membuktikan bahwa kita harus memandang pekerjaan dan kehidupan sebagai elemen yang saling bergantung. Apakah dirimu mencoba untuk berhenti bekerja pada jam 5 sore dan kemudian merasa kesal untuk rapat jam 7 malam? Berfokus pada keharmonisan kehidupan kerja berarti menyadari bahwa beberapa hari jam kerja mungkin menghabiskan waktu keluarga sedangkan hari-hari lain hadir untuk orang yang kamu cintai akan didahulukan. Ini bukan tentang jumlah jam seseorang bekerja, ini tentang perasaan memegang kendali dan menemukan harmoni dalam hidup yang selaras dengan tujuanmu.

4. Ubah Pola Pikir

Kenali saat dirimu terlalu keras pada diri sendiri. Jika dirimu tidak dapat mengatasi suatu situasi, mintalah bantuan, itu tidak membuatmu menjadi kurang dari siapa dirimu sebenarnya. Ketika dirimu menemukan dirimu terjebak dalam suatu situasi, identifikasi perspektif alternatif yang akan membantumu meninjau kembali situasi dengan pendekatan yang lebih optimis.

3 dari 4 halaman

5. Hormati Batasanmu Sendiri

Ilustrasi/copyrightshutterstock/Basicdog

Bersikaplah tegas dan katakan tidak ketika dirimu merasa dirimu terlalu buruk. Sering kali, mengomunikasikan kebutuhan akan memungkinkanmu menjadi diri sejatimu dan akan membantu mengoptimalkan waktu, mengurangi stres, dan meningkatkan produktivitas. Mengevaluasi batasanmu dan memahami elemen apa yang ada dalam kendalimu akan membantumu menentukan apa yang harus diterima apa adanya, dan aspek apa yang harus ditangani untuk merasa memegang kendali.

6. Fokus pada Nutrisi dan Pola Tidur

Makan makanan yang seimbang, dan tidur malam yang nyenyak sangat penting untuk mencegah peningkatan tekanan. Dirimu mungkin berpikir itu sudah pasti, tetapi seringkali nutrisi dan tidur diabaikan. Jika dirimu salah satunya, fokuslah secara aktif untuk memahami pola makan dan pola tidurmu. Makan makanan secara berkala dan mulai mengurangi waktu layar setidaknya dua jam sebelum tidur.

Mengingat saat-saat yang tidak pasti, kita merasa kewalahan dan takut adalah hal yang wajar. Ketika dirimu menemukan diri dalam kesulitan yang ekstrem, berhentilah sejenak, rasakan ketakutanmu, amati apa yang membuatmu kewalahan dan ingatlah untuk mengambil langkah demi langkah dan hari demi hari. Burnout bersifat reversibel dan dapat dicegah.

4 dari 4 halaman

Cek Video di Bawah Ini

#ElevateWomen