Fimela.com, Jakarta Ibadah haji dinanti-nantikan sebagian besar umat muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia. Prosesnya yang tidak mudah, membutuhkan persiapan yang betul-betul matang. Dari mulai kesiapan fisik, iman hingga dana.
Belum lama ini Pemerintah RI mengumumkan bahwa pelaksanaan haji 1442 Hijriyah/2021 Masehi dibatalkan. Salah satu pertimbangan pembatalannya adalah karena faktor kesehatan, keselamatan, dan keamanan jemaah Haji di masa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.
Seperti diketahui, beribadah haji ke Tanah Suci tidak hanya dilihat dari kesiapan mental, namun juga finansial. Mengingat waktu tunggu ibadah haji sangat lama, maka sangat dianjurkan untuk mempersiapkan dana ibadah haji dari sekarang.
Masuk ke dalam proses pendaftaran, Anda harus mendapatkan nomor porsi haji terlebih dahulu dengan setoran awal Rp25 juta untuk Haji Reguler, dan menunggu keberangkatan sesuai kuota 16-23 tahun.
Kemudian, lama antrian setiap wilayah juga berbeda-beda, mulai 16-23 tahun waktu menunggu untuk Ongkos Naik Haji (ONH) Reguler dan 6-9 tahun untuk ONH Plus. Perbedaan waktu ini memengaruhi biaya yang perlu disiapkan untuk melaksanakan ibadah ke Tanah Suci.
Kebutuhan yang diperlukan sebelum berangkat hingga kembali ke Tanah Air juga turut menentukan besaran biaya ibadah haji. Adapun biaya penyelenggaraan ibadah haji tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar Rp9,1 juta sehingga ONH menjadi Rp44 juta. Biaya ini cukup besar dibanding tahun 2020 yang hanya Rp35 juta lebih.
Selain itu, ada kebutuhan tak terduga baik dalam persiapan maupun ketika sudah berada di Tanah Suci, seperti kenaikan kurs dollar, pulsa, kelebihan bagasi, belanja berlebih, suntik meningitis, sampai baju yang digunakan untuk menyesuaikan dengan cuaca di Tanah Suci.
Komponen biaya yang tidak terlihat ini justru terkadang lebih besar daripada pembiayaan untuk kebutuhan utama ketika melaksanakan rukun Islam ke-5. Dilansir dari Lifepal.co.id berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan agar dapat mewujudkan ibadah haji.
Siapkan Rencana Keuangan yang Tepat
Jika melihat besarnya jumlah dana pendaftaran haji, tentu saja hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan perencanaan keuangan dengan baik.
Jika Anda tidak memiliki dana tunai yang bisa dialokasikan langsung, maka menabung secara berkala di tabungan rencana haji. Misalnya, melalui tabungan penyelenggara BPIH, adalah cara yang paling tepat untuk menutupi biaya pendaftaran haji ini.
Sisihkanlah uang minimal 10% dari penghasilan bulanan untuk mengumpulkan setoran awal BPIH ke rekening Menteri Agama. Anda dapat menggunakan kalkulator waktu menabung yang ada di situs Lifepal untuk mempermudah proses menabung.
Pangkas waktu lebih singkat dengan memasukkan sebagian THR ataupun bonus tahunan ke tabungan tersebut.
Alokasikan dana rencana haji ke instrumen tepat
Dari durasi antrian ibadah haji yang cukup lama, Anda bisa mengalokasikan dana persiapan haji ke instrumen investasi. Jika Anda berniat menabung sendiri untuk setoran awal BPIH, tentukanlah berapa lama Anda menargetkan dana tersebut untuk terkumpul. Bila jangka waktunya cukup dekat, maka sangat disarankan untuk mengumpulkan dana tersebut ke instrumen keuangan rendah volatilitas sebut saja seperti tabungan bank biasa maupun reksa dana pasar uang.
Persiapkan Dana Darurat
Dana darurat berfungsi sebagai dana untuk memitigasi risiko di saat Anda sedang menjalankan ibadah ke Tanah Suci. Agar perjalanan ibadah Anda lancar, Anda pastikan bahwa keuangan cukup stabil untuk keluarga memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ingat kembali bahwa prinsip dalam berhaji adalah kemampuan. Karena itu, setelah dapat memastikan kebutuhan sehari-hari terpenuhi, pastikan bahwa dana darurat kalian aman.
Jumlah dana darurat yang harus dipersiapkan sangat bergantung pada jenis profesi dan jumlah tanggungan. Seorang yang sudah menikah dan punya satu tanggungan, disarankan untuk memiliki dana darurat minimal 6 kali pengeluaran bulanan.
Proteksi Asuransi
Beberapa perusahaan asuransi tentu memiliki produk asuransi syariah yang ditujukan untuk Jamaah haji, atas musibah yang mungkin saja terjadi saat ibadah berlangsung. Namun jangan lupakan pula perlindungan mendasar yang seharusnya kita miliki terlebih dulu, apalagi kalau bukan asuransi kesehatan.
Mengingat biaya berobat yang terus mengalami kenaikan, maka sangat disarankan memiliki proteksi berupa jaminan kesehatan, baik dengan BPJS Kesehatan dan Asuransi Kesehatan.
Selain asuransi kesehatan, pertimbangkan pula untuk memiliki asuransi jiwa, khusus bagi mereka yang saat ini menjadi pencari nafkah utama di keluarga. Asuransi jiwa akan memitigasi risiko hilangnya penghasilan ketika si pencari nafkah kehilangan kemampuannya untuk bekerja.
Anda bisa memanfaatkan produk tabungan haji yang sudah dilengkapi dengan asuransi jiwa supaya lebih praktis. Dengan mengetahui langkah-langkah menyiapkan dana haji di atas, Anda dapat melangsungkan perjalanan haji dengan tenang, nyaman, dan menyenangkan.
Tak perlu berkecil hati bila hingga saat ini Anda belum memiliki kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Mulailah merencanakan dana ibadah haji dari sekarang.