Sandiaga Uno: Industri Kosmetika di Indonesia Bisa Dijadikan Sebagai Pendukung Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Adinda Tri Wardhani diperbarui 11 Jun 2021, 13:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Situasi pandemi telah mendorong para pelaku industri kosmetika untuk berinovasi, bertransformasi, dan gesit  beradaptasi. Riset Statista.com memproyeksikan segmen kecantikan dan perawatan pribadi akan bertumbuh  sekitar 6,46% setiap tahunnya (CAGR 2021-2025)1, hal ini didorong kuat oleh kontribusi penjualan secara  online yang diperkirakan akan mencapai 25%2 di tahun 2021. Studi Kantar Indonesia juga menunjukkan  bahwa total segmen kecantikan dan perawatan pribadi di masa new normal (Q42020+Q12021) vs covid  outbreak (Q2+Q3 2020) telah kembali bertumbuh sebanyak 3%3. 

Segenap anggota PERKOSMI Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia termasuk korporasi dan pelaku UMKM Industri Kosmetika berdiskusi bersama membahas topik-topik penting seputar perkembangan industri kosmetika di Indonesia. Turut hadir dalam acara ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. H. Sandiaga Uno, B.B.A., M.B.A., Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,  Dr.Ir. Penny K. Lukito, MCP., Ketua Umum PERKOSMI Sancoyo Antarikso, Commercial Director Kantar  Indonesia Adisti Bramanti. Serta perwakilan perusahaan anggota PERKOSMI melalui panel diskusi, yaitu: Dr.  (HC). Dra. Nurhayati Subakat, Apt, Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation, Michael  Justisoesetya, General Manager Professional Products Division, PT L’Oréal Indonesia dan Dra. Machfiyah,  Apt, Pendiri PT Aulia Citra Lestari. 

“PERKOSMI senantiasa memberikan dukungan penuh kepada pelaku industri kosmetika di tanah air  termasuk sektor UMKM untuk terus bertumbuh di Indonesia melalui berbagai upaya. Salah satunya adalah  program capacity building dimana selama masa pandemi ini, kami secara intensif memberikan pelatihan pelatihan dengan berbagai topik dimulai dari protokol kesehatan, tren hingga digital dan e-commerce. Kami  bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk Kementerian, BPOM dan pelaku industri untuk berbagi  pengalaman dan kiatnya dalam pengembangan bisnis kosmetika dan bangkit secara keseluruhan,” jelas  Sancoyo Antarikso, Ketua Umum Perkosmi.  

Dr. Penny K. Lukito, MCP., Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia turut  memaparkan bahwa terdapat peningkatan minat dan potensi bisnis kosmetika yang tetap tumbuh, walaupun  pandemi melanda Indonesia sejak awal Maret 2020. Berdasarkan data perizinan yang didapatkan di BPOM, ada peningkatan perizinan notifikasi kosmetik di BPOM, yaitu sekitar kurang lebih 73.000-an notifikasi di  tahun 2019; kemudian pada Tahun 2020 menjadi sebanyak 75.500 notifikasi. Tren ini menunjukkan minat dan  potensi bisnis kosmetika tetap tumbuh walaupun pandemi melanda Indonesia sejak awal Maret 2020. 

“Badan POM akan terus meningkatkan dukungannya untuk memberikan kemudahan berusaha, dimulai dari  percepatan perizinan, program pendampingan UMKM Kosmetika hingga pemanfaatan digital untuk proses  perizinan guna mendorong industri kosmetika maju dan berkembang,” jelasnya. “Potensi pemenuhan  kebutuhan kosmetika untuk pasar domestik dan ekspor tentunya menjadi tantangan sekaligus peluang bagi  pelaku usaha kosmetika di Indonesia untuk terus berkembang dan bertumbuh di tengah krisis pandemi ini”, harap Kepala Badan POM RI. 

Lebih lanjut, ia memaparkan setidaknya terdapat tiga hal fundamental yang menunjukan bahwa potensi  untuk pengembangan industri kosmetika besar. “Yakni proporsi penduduk usia muda Indonesia yang besar,  pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan penggunaan media sosial di Indonesia yang terus bertumbuh,” jelas Dr. Penny K. Lukito, MCP.  

Dr. H. Sandiaga Uno, B.B.A., M.B.A., Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik  Indonesia menjelaskan Indonesia memiliki potensi industri kosmetika yang sangat besar dan memiliki potensi  menghasilkan produk ko

smetika yang menarik dan berkualitas, sehingga dapat memenuhi selera dan  kebutuhan pasar dunia. “Industri kosmetika di Indonesia bisa dijadikan sebagai pendukung pariwisata dan  ekonomi kreatif dengan keberagaman kosmetika Indonesia yang didukung dengan potensi kekayaan bahan  bakunya. Kemenparekraf juga turut ambil bagian dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dengan  harapan dapat meningkatkan konsumsi produksi ekonomi kreatif, membantu berjalannya roda  perekonomian serta UMKM lokal sebagai sarana memasarkan produk kosmetika lokal Indonesia dan  membuka lapangan kerja seluas-luasnya”. 

2 dari 3 halaman

5 Tren dalam Beauty Recovery

ilustrasi produk kecantikan/unsplash

Lebih lanjut, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Kantar Indonesia Divisi Worldpanel dengan judul “To  Diversity And Beyond: Indonesia Beauty Shoppers’ Road To Recovery”, terdapat 5 tren dalam Beauty  Recovery:

  • Perawatan sendiri dirumah, seperti produk masker, krim mata dan pelembap, dimana total  face care tumbuh 4%
  • Masyarakat mencari produk yang lebih mutakhir seperti serum yang menarik +1,1M pembeli baru
  • Smize Generation atau Smiling Through Eyes, yang mendorong pertumbuhan eye makeup  sebesar 29%
  • Kebutuhan baru akan produk kosmetika terkait dengan adaptasi kebiasaan baru
  • Kenaikan belanja produk kosmetika melalui online channels

Pada tahap new normal, setelah pemerintah dan masyarakat melakukan beberapa adaptasi dalam hal  peraturan mobilitas dan lainnya, industri produk kecantikan mulai menunjukkan tren positif. Pemulihan yang  terjadi di kalangan konsumen memiliki tren yang berbeda. Misalnya, pemulihan di perkotaan besar lebih pesat untuk produk-produk perawatan wajah, sementara di perkotaan kecil pemulihannya lebih pesat untuk  produk-produk kosmetik.

Adisti Bramanti, selaku Commercial Director dari Kantar Indonesia Divisi  Worldpanel menjelaskan “Mode pemulihan yang sedang terjadi di industri kecantikan ini bisa menjadi  peluang bagi pelaku industri. Untuk memperbesar peluang ini, yang menjadi kuncinya adalah dengan  memahami perilaku dari konsumen terlebih dahulu. Ada perbedaan signifikan yang hadir dari masing-masing  grup konsumen; misalnya, konsumen yang berusia muda lebih tertarik untuk menggunakan produk  perawatan wajah yang memiliki manfaat yang lebih mutakhir, sementara konsumen yang berusia lebih tua  enderung memilih manfaat yang lebih umum dan menggunakan produk kosmetika yang dapat menutupi  kekurangan kondisi kulit wajahnya. Dengan memahami perbedaan yang hadir dari konsumen, pelaku industri dapat menentukan strategi apa yang cocok bagi masing-masing grup konsumen, lalu menaikkan performa  mereknya, dan tentunya dapat lebih mendorong pulihnya industri kecantikan secara keseluruhan.” 

3 dari 3 halaman

Kiat Menghadapi Perubahan di Masa Pandemi

Ilustrasi makeup. (dok. Unsplash.com/@kellysikkema)

Dr. (HC). Dra. Nurhayati Subakat, Apt, Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation  memaparkan bahwa salah satu prioritas utama pada masa pandemi adalah menjaga keamanan dan  Kesehatan para karyawan dengan bekerjasama dengan industri kesehatan.

"Kami menerapkan protokol  kesehatan yang baik dan benar sehingga baik produksi dan lapangan dapat berjalan baik. Menjaga  motivasi karyawan agar terus semangat termasuk menghapus cemas mereka menjadi hal yang sangat  penting."  

Di masa awal terjadinya pandemi tentunya berbagai perubahan terjadi. Michael Justisoesetya selaku General Manager Professional Products Division, PT L’Oréal Indonesia menjelaskan, dengan penutupan salon di tahun 2020 lalu bahwa pihaknya melakukan berbagai upaya dan advokasi kepada berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan pengusaha dan pekerja salon dapat tetap bertahan di masa pandemi. Bersama-sama merancang strategi bounce back agar dapat bangkit kembali dengan cepat.

“Beberapa Langkah  yang kami lakukan adalah dengan merancang dan mensosialisasikan ‘Protokol Pencegahan Covid-19 Unit  Usaha Salon’ yang menjangkau lebih dari 5000 salon di Indonesia. Selain itu kami juga memberikan  berbagai sesi pelatihan guna meningkatkan kapasitas mitra salon dalam menjalankan social commerce /  penjualan produk ecer.” jelasnya.  

Dra. Machfiyah, Apt, selaku Pendiri PT Aulia Citra Lestari memaparkan, “Produk utama kami  merupakan haircare; berhubungan erat dengan perawatan di salon sehingga keadaan pandemi sangat  mempengaruhi usaha kami. Kami terus berinovasi dan mengembangkan produk-produk yang  mendukung perubahan aktivitas dan pola hidup konsumen. Melihat kondisi sekarang, dimana salon dan  toko sudah mulai kembali beroperasi di tahun 2021 ini, kami optimis dan yakin bahwa usaha maksimal  tak akan membohongi hasil.” 

“Kami berharap melalui program acara hari ini PERKOSMI dapat terus memberikan semangat bagi seluruh  pelaku industri kosmetika untuk terus tumbuh berkembang mengikuti perubahan kebiasaan serta perilaku  yang terjadi di masyarakat, terus dorong kemajuan industri kosmetika guna membantu percepatan ekonomi  Indonesia,” tutup Sancoyo. Pada rangkaian kegiatan ini, PERKOSMI juga turut ambil bagian untuk  mengumpulkan donasi dalam bentuk bantuan tunai dan produk-produk kebersihan hasil produksi anggota  PERKOSMI yang diserahkan melalui PMI untuk masyarakat yang mengalami dampak pandemi.