Fimela.com, Jakarta Lola Marie menjadi salah satu korban bullying akibat kondisi fisik yang dimilikinya. Ia menderita Spina Bifida atau cacat lahir pada tulang belakang dan sumsum tulang belakang yang tidak terbentuk dengan sempurna. Mengharuskannya berada di kursi roda sepanjang waktu.
Dengan kondisi fisiknya yang tidak biasa, Lola pun kerap mendapat perlakuan tidak adil dari teman-teman sebayanya. Berawal dari verbal bullying hingga fisik.
"Mencopot sepatu Lola, meleparkannya ke seberang gym dan mengatakan kepadanya, "Sekarang, jalan dan ambillah,"" ungkap sang ibu, Nickel Thomas.
Perilaku bullying tentu mempengaruhi mental Lola hingga membuatnya tidak ingin hidup lagi. Pedih hati melihat sang anak dibully terus menerus, Thomas mengeluarkan Lola dari sekolah dan meminta bantuan profesional untuk mengatasi masalah mentalnya.
What's On Fimela
powered by
Cat kuku sebagai terapi
Lola didiagnosa menderita PTSD, depresi, dan kecemasan oleh seorang terapis. Sesi terapi pun dimulai dengan mencari apa yang membuat Lola bahagia. Lola pun menjawa menunggang kuda dan menyelesaikan kukunya.
Mulai dari situ, terapis dan orangtua Lola mengarahkan Lola untuk melakukan hal-hal kreatif. Dipilih cat kuku sebagai bentuk terapi mental Lola dengan mulai mencari cara membuat cat kuku.
Setelah melakukan banyak riset, akhirnya Lola dan ibunya mulai membuat cat kuku dan mendirikan Lola Marie Polish. Lola menyebut ia ingin membuat semua orang merasa senang seperti dirinya saat menyelesaikan kuku.
Saat ini, merek cat kuku milik Lola telah memiliki lebih dari 40 warna dengan nama yang memberdayakan dan positif. Kemasan yang playful dengan mahkota di bagian atas gagang kuas melambangkan keinginan Lola agar semua perempuan merasa seperti bangsawan.
Simak video berikut ini
#Elevate Women