Dalam acara Fimela Magnificent 11 yang diselenggarakan di The Hermitage Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, salah satu batik yang dipamerkan adalah Batik Julak karya Ibu Sri Martini.
(Daniel Kampua/Fimela.com)
Corak dari batik Julak tersebut sangatlah khas dengan paduan warna yang sederhana dan motif yang tampak umum di Tarakan. Yakni rumput laut atau belalai gajah. Melihat karyanya disulap menjadi busana yang indah oleh Danjyo Hyoji membuat ibu Sri terharu dan bangga. (Daniel Kampua/Fimela.com)
Sosok yang merupakan guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Tarakan ini menceritakan alasannya membuat batik Julak bermotif rumput laut. Ternyata ada kehebatan perempuan di sana yang membuat aneka ragam makanan dari rumput laut, walaupun prosesnya cukup sulit. (Daniel Kampua/Fimela.com)
"Saya melihat perempuan-perempuan membuat aneka makanan dari rumput laut. itu prosesnya susah, namun mereka bersemangat demi menyambung hidup. Dari situ inspirasi saya membuat pola itu,” Ujarnya saat mengisi talkshow di FIMELA MAGNIFICENT 11. (Daniel Kampua/Fimela.com)
Dari pola tersebut juga menggambarkan betapa tangguhnya para perempuan di sana yang bekerja keras dan semangat tanpa putus asa, terutama para ibu-ibu pengusaha di pinggir pantai. (Daniel Kampua/Fimela.com)
Di sisi lain, dalam Fimela Magnificent 11 ini juga sebagai salah satu bentuk membangkitkan industri UMKM dengan melirik batik Tarakan. Fimela mengangkat keunikan batik tarakan yang disulap Danjyo Hyoji menjadi koleksi busana ready-to-wear. (Daniel Kampua/Fimela.com)
Seperti yang dikenakan para model di Fimela Magnificent 11, koleksi terbaru dari Danjyo Hyoji benar-benar mmebuat banyak orang terpukau. Terutama para pengerajin batik Tarakan yang kagum dengan karyanya yang disulap menjadi hal yang luar biasa.
(Daniel Kampua/Fimela.com)