Fimela.com, Jakarta Memiliki darah Jepang dengan nama belakang khas orang Jepang, ternyata pernah menjadi cerita tersendiri bagi Yuki Kato. Ya, sebuah pengalaman kurang mengenakan pernah dialami dara cantik tersebut. Hal itu diungkapkannya kala berbincang dengan Cinta Laura di kanal YouTube Puella ID.
Kisah bullying yang dialami oleh Yuki Kato ini terjadi saat ia baru saja pindah dari Kalimantan ke Jakarta. Teman baru Yuki di sekolah tidak familiar dengan namanya yang kental dengan Jepang.
"Pernah (alami bullying). Saat SD cuma diomonginnya karena nama, Yuki Kato, dulu gue baru pindah deh dari Kalimantan ke Jakarta. Memperkenalkan diri Yuki Kato,” tutur Yuki Kato.
Tak Bisa Membalas
Kala itu, nama Yuki Kato pun disebut mirip dengan tokoh anime yang sedang dikenal. “Mereka kayak yang ada Yuki Kato apa tuh? Suka ada yang ngomongin Doraemon, kan dulu zamannya anime,” sambung Yuki Kato.
Yuki Kato menambahkan jika dirinya pada saat itu tak bisa memberikan respons apapun. Ia pun hanya menerima aksi bullying yang dilakukan beberapa temannya.
“Kalau gue udah gede, gue mungkin hahaha iya, Man, gue Shizuka-nya,” paparnya.
Sebuah Beban
Mungkin banyak orang yang menganggap jika ketika memiliki darah blasteran, maka seseorang memiliki keuntungan. Tapi hal itu dibantah oleh Yuki Kato. ia justru merasa ada beban tersendiri ketika memiliki darah blasteran Indonesia-Jepang.
Sebagaimana diketahui ayah Yuki Kato adalah seseorang berdarah Jepang, kemudian ibunya memiliki keturunan Jawa dan Madura. “Kalau dibilang beban, malah ada beban. Orang nyangkanya, oh kalau anak blasteran lebih cakep, tapi kan enggak melulu soal fisik,” lanjutnya.
Anak blasteran memiliki beban untuk menunjukkan dua budaya dari orang tuanya, bukan hanya mendapatkan privilege seperti yang disangkakan banyak orang. "Kalau kita enggak bisa merepresentasikan budaya dari kedua orang tua kita ya buat apa, kalau dibilang privilege, enggak ah,” tandasnya.