Anantya Van Bronckhorst Dobrak Stereotip Peran Perempuan di Dunia Digital

Hilda Irach diperbarui 04 Jun 2021, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Pada umumnya, industri digital menjadi ladang pekerjaan yang didomonasi oleh kaum pria. Namun, stereotip ini didobrak oleh sosok perempuan bernama Anantya Van Bronckhorst, Co-CEO dari Think.Web.

Think.Web merupakan sebuah digital creative agency yang memiliki pemahaman mendalam dan juga mendukung penuh pengembangan sosial dan kreatif dari entrepreneur sosial dan perempuan.

Sosok perempuan yang telah terjun di dunia digital sejak tahun 2002 ini menuturkan alasannya berkarir di dunia digital diawali oleh ketidaksengajaan. Bahkan, perempuan lulusan Ilmu Komunikasi ini tidak memiliki bekal di dunia digital sekalipun.

“Buat aku, digital itu membuka jendela ke pengetahuan yang membuatku belajar banyak hal dari digital. Bahkan melalui digital ini akhirnya sampai bisa membuat perusahaan sendiri,” ujar perempuan yang akrab disapa Ana ini.

2 dari 4 halaman

Kunci sukses berkarier: miliki ekosistem yang mendukung

Simak bagaimana Anantya Van Bronckhorst mendobrak stereotip peran perempuan di dunia digital. (Foto:Unsplash.com/Clayton Cardinalli).

Sebagai sosok perempuan yang telah lama berkarir di dunia digital, Ana mengakui memiliki banyak tantangan di tengah mayoritas pekerja yang terjun di dunia digital adalah pria.

Namun, bagi Ana yang terpenting adalah ekosistemnya. Dalam artian dukungan dari keluarga dan orang terdekat memainkan peran penting dalam suksesnya karier seseorang.

“Karena dalam menjalankan suatu bisnis, pasti ada waktu yang harus tercurahkan ke arah itu. Tetapi jika keluarganya tidak mendukung, maka akan sulit kita mengatur keduanya. Baik itu mengurus bisnis maupun keluarga. Jadi kalau ekosistemya sudah mendukung, maka akan jauh lebih mudah untuk kita menjalankan semuanya,” tutur dia.

3 dari 4 halaman

Kondisi industri digital

Simak bagaimana Anantya Van Bronckhorst mendobrak stereotip peran perempuan di dunia digital. (Foto:Unsplash.com/Brooke Cagle).

Menurut Ana, kondisi industri digital kini kian berkembang. Ditandai dengan munculnya berbagai start-up dan munculnya tren social-based atau socialpreneur dengan bantuan teknologi.

Ana juga menilai saat ini semakin banyak perempuan yang berkiprah di dunia digital. Bahkan berkontribusi balik. “Jadi salah satu contohnya, teman-teman di Gojek, Lead and Engineernya, berhenti dari Gojek dan mendirikan binar academy, yaitu coding school yang terletak di Jogja,” kata dia.

“Jadi memang ada banyak sekali sekarang perempuan yang berkiprah di dunia digital dan kemudian mereka membuat ekosistem pendukung untuk saling mendukung perempuan lainnya yang juga ingin masuk ke dalamnya,” lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Tips agar perempuan lebih berdaya di dunia digital

Simak bagaimana Anantya Van Bronckhorst mendobrak stereotip peran perempuan di dunia digital. (Foto:Unsplash.com/Brooke Cagle).

Tahun lalu, Nantya mendirikan Think.Women, yaitu social unit dari Think.Web yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, Think.Women mendukung pemberdayaan perempuan dalam 3 hal utama, yaitu pendidikan, teknologi dan juga berdaya secara keuangan (melalui entrepreneurship).

Diikuti oleh sekitar 5000 perserta, Nantya memperoleh banyak cerita menarik seputar kendala utama perempuan untuk dapat berdaya di dunia digital. “Kendala yang cukup umum memang dukungan keluarga dan pembagian waktunya. Dan satu lagi adalah banyak perempuan yang masih takut untuk mencoba,” cerita dia.

Menurut Ana, agar perempuan lebih berdaya di dunia digital, ada beberapa tips yang bisa dilakukan. “Pertama, kenali kebutuhan market. Dan kalau di luar sana udah banyak yang sejenis, kita bisa menambahkan sesuatu keunikan dari kita. Kedua, jangan takut untuk mencoba,”

“Kebanyakan orang takut mulai karena mempertimbangkan banyak hal, padahal yang fokus dengan salah satunya juga tidak masalah. Dan yang ketiga, sesuaikan dengan kemampuan.”

#Elevate Women