Fimela.com, Jakarta Satu lagi unit musik asal Jepang mencuri perhatian di skena musik elektronik di tahun 2021. Mereka adalah AmPm, duo unit yang bisa dibilang sedang dalam masa produktif mereka setahun belakangan.
Beberapa tembang dan kolaborasi sudah mereka hasilkan sebagai bukti eksistensi. Mulai dari kerja sama dengan Dipha Barus hingga yang terbaru bersama Kimberley Chen, AmPm meraih pendengar yang lebih luas lagi.
FIMELA berkesempatan untuk berbincang virtual dengan AmPm dalam wawancara khusus. Berikut beberapa fakta menarik yang terungkap dari duo kreatif yang tampil di balik topeng tersebut.
What's On Fimela
powered by
Di Balik Topeng
Salah satu hal paling ikonis dari AmPm adalah topeng yang mereka kenakan. Di luar sana terdapat beberapa musisi elektronik melakukan hal serupa, sebut saja Marsmello, Daft Punk atau DeadMaus.
AmPm sendiri mengenakan topeng agar fans lebih fokus mendengar karya mereka. "Bagi kami penampilan tidak terlalu penting. Biasanya orang melihat artis dari penampilan fisik mereka, tapi kami ingin orang lebih menikmati karya yang kami ciptakan," ujar AmPm.
Mereka juga tidak menaruh perhatian khusus terhadap topeng yang mereka pakai. "Saat pertama muncul, kami menggunakan topeng panda, dan saat ini kebetulan kami memilih topeng kelinci," tambahnya.
Konsep Berkarya
AmPm mengawali perjalanan mereka di tahun 2017, dan memutuskan debut dengan konsep duo. Selain merilis musik secara instrumental, mereka juga banyak menggaet penyanyi lain untuk berkolaborasi.
"Tak hanya di Kepang, kami ingin berkolaborasi dengan penyanyi dan musisi dari berbagai belahan dunia. Bekerja sama dengan orang dari negara lain membuat kami belajar banyak dan menemukan hal-hal menarik," kata mereka.
Saat berkolaborasi dengan penyanyi, AmPm datang dengan konsep musik dan lirik yang juga mereka tulis. Bekerja di tengah pandemi pun tak jadi soal, karena mereka sudah terbiasa berproses kreatif secara daring.
AmPm dan NFT
Tahun 2020 lalu AmPm dinobatkan sebagai produser musik Jepang pertama yang mendaftarkan karya mereka dalam bentuk Non-Fungible Token (NFT). Teknologi baru dalam lisensi ini memang mulai marak diterapkan oleh para musisi di luar sana.
"Kami selalu tertarik untuk mencoba hal-hal baru. Dan kurasa orang patut melirik NFT, tak hanya musisi, tapi juga seniman lainnya bisa melisensikan karya mereka di sana," kata AmPm.
Kolaborasi Berikutnya
Seiring nama mereka yang makin dikenal, AmPm siap melebarkan sayapnya lebih jauh lagi. Mereka sudah merencanakan kolaborasi-kolaborasi menarik untuk karya mendatang.
Ketika dtianya tentang musisi atau penyanyi Jepang yang paling ingin mereka ajak kolaborasi, kedua personel tampak berpikir keras. Pada akhirnya mereka berharap bisa berkolaborasi dengan lebih banyak artis dari negara-negara lain, termasuk sejumlah talenta Indonesia yang sudah masuk radar mereka.