Fimela.com, Jakarta Pandemi covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, melainkan kesehatan mental hingga perekomonian. Hal ini pun berimbas pada pemutusan hingga sulitnya mencari pekerjaan.
Sulitnya mencari pekerjaan di masa pandemi Covid-19 pun dirasakan perempuan bernama Raisah Cintya. Setelah memutuskan keluar dari perusahaan sebelumnya, Raisah lantas merasa lebih sulit mencari pekerjaan yang memaksanya menganggur dalam waktu yang tidak sebentar.
Namun tidak mau terpuruk oleh situasi, Raisah pun berpikir untuk memulai bisnis dessert box yang selama ini ia impikan. Tepat di Juli 2020, ia pun memantapkan diri untuk menjual pannacotta buatan tangannya sendiri, yang diberi nama Taffy.
“Awalnya memang karena ekomoni, lama tidak bekerja, jadi mikir kalau aku ngga bisa diem aja, karena ngarep lowongan kerja akan sulit. Akhirnya mikir untuk bisnis dessert, mulailah iseng nyoba resep pannacotta dan berhasil. Bisnis dessert ini diberi nama Taffy yang berarti gula-gula dalam bahasa Inggris,” ujar Raisah saat dihubungi redaksi Fimela.com.
Raisah mengatakan jika keinginan bisnis memang sudah ada sejak lama, pernah mencoba bisnis namun belum ditekuni dengan benar dan baik. Pandemi ini membuat Raisah mencoba resep dessert dengan berbagai trial and error. Misalnya saja, teman-temannya yang menjadi “kelinci percobaan” mencicipi dessert box yang Raisah buat, dan hasilnya pun direspon positif.
Dan situlah, Raisah berani menjual ke pasar yang lebih besar lagi melalui Instagram @taffy.id , whatsapp dan ecommerce. “Aku kirim sample dessert yang aku buat ke temen-teman, disitu hasilnya positif. Dan mulai memasarkannys Juli 2020 , dengan menu awal pannacota dengan berbagai topping pilihan,” paparnya.
Dessert jadi makanan favorit banyak orang
Raisah mengatakan memilih dessert jadi bisnis pertama karena dessert menjadi camilan disukai banyak orang. Setiap ada acara, dessert pun menjadi makanan pendamping yang wajib tersedia. Apalagi di masa pandemi ini, banyak orang di rumah saja yang membutuhkan camilan.
Dari situlah, Raisha mengembangkan bisnisnya dengan meluncurkan menu baru yaitu dessert box. Bisa dibilang makanan manis ini memang tengah menjamur di mana-nama, namun Raisah tetap percaya diri dengan dessert box milih karena rasanya yang lebih light atau tidak terlalu manis dengan tekstur kue yang soft.
“Mungkin bagi yang pecinta manis, dessert box ini memang tidak manis. Karena banyak orang ingin enjoy makan makanan manis namun tak terlalu manis. Aku juga pasarin ke ibu-ibu atau orang tua, mereka senang karena tidak terlalu manis. Tapi kami juga menawarkan bisa lebih manis sesuai keinginan pelanggan. Untuk dessert box, ada tiga ukuran, small, medium, dan large,”ujarnya.
Walau dengan harga terjangkau mulai dari Rp40 ribu, Raisah mengatakan tetap menggunakan bahan premium dalam setiap dessert yang ia buat. Dibuat homemade dengan sistem pre order (PO), agar dessert tetap fresh tidak mengubah rasa dan tekstur.
“PO setiap seminggu dua kali, Rabu dan Sabtu. Setelah tutup PO, saya langsung buat sendiri, mulai pembuatan, pengemasan, hingga pengiriman agar kualitas terjaga. Memustuskan untuk PO karena kue kalo lama di kulkas akan lebih keras dan rasanya berbeda, jadi lebih baik po untuk menjaga kualitas dan tanpa bahan pengawet,” tuturnya.
Untuk saat ini, ada dua varian pannacotta yaitu classic dan matcha dengan berbagai topping seperti palm sugar, lotus biscoff, oreo, kopi, dan masih banyak lagi. Sedangkan ada enam dessert box yang menjadi andalan Taffy, seperti tiramisu, banoffe, dan yang lainya.
“Aku mempertahankan pannacotta classic karena ada berbagai varian topping yang memberikan rasa yang berbeda. Samua 100 persen homemade karena dari sirup cokelat aja buat sendiri,” ungkapnya.
Lebaran membawa berkah
Raisah mengatakan lebaran di tahun 2021, omzet bisnis dessertnya meningkat. Walau selama pandemi bisnisnya pasti naik turun.
“Naik sampai 235 persen, ini cukup tinggi. Aku seneng karena banyak yang percaya dengan rasa dessert aku. Dari omzet ini aku bisa memperluat Taffy selanjutnya,” ungkapnya.
Kini, Raisah pun tak hanya bisnis ia sudah mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan. Namun, pekerjaan barunya tak membuatnya lantas meninggalkam Taffy, justru ia ingin lebih mengembangkannya lagi. Sebab, belajar dari pengalaman, ia tidak ingin bergantung pada penghasilan yang diberikan perusahaan.
“Dari pengalaman aku, kita memang ngga bisa bergantung dari perusahaan. Jadi aku 100 persen ini mengembangkan bisnis ini. Aku merasa berkembang karena bisa membangun bisnis yang awalnya dari beberapa varian saja, jadi banyak variannya. Jadi bisa komitmen,” tutupnya.
#elevate women