8 Tips Mengelola Emosi Anak Sensitif dan Mudah Menangis

Hilda Irach diperbarui 31 Mei 2021, 10:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Apakah kamu sering melihat si kecil sangat sensitif dan mudah menangis saat bermain dengan teman-temannya? Ada kemungkinan anak dengan ciri tersebut termasuk anak sensitif secara psikologis.

Mengutip dari Parents, secara alami anak memang memiliki sifat sensitif dan mudah menangis, terutama ketika apa yang terjadi tak sesuai dengan keinginannya. Justru, anak yang sensitif memiliki banyak kelebihan.

“Anak-anak yang sangat sensitif cenderung lebih penyayang, lembut dan kreatif,” kata Linda Dunlap, Ph.D., profesor psikologi di Marist College, New York.

Anak sensitif sejatinya hanya membutuhkan sedikit bimbingan dari orang tua untuk membantu mengelola emosi mereka. Berikut ini cara tepat hadapi anak sensitif dan mudah menangis.

1.    Jangan menyuruhnya berhenti menangis

Menurut konselor orang tua sekaligus penulis buku The Big of Parenting Solutions, Michele Borba, Ed.D, meneriaki anak untuk berhenti menangis hanya akan membuat tangisannya semakin keras.

“Anak usia prasekolah sangat pandai membaca emosi orang tuanya. Jika orang tua marah, anak justru semakin panik. Tenangkan dia dan minta dia untuk menarik napas dalam-dalam.” ujar Borba.

2.    Alihkan perhatiannya

Ketika anak menangis histeris, cobalah bimbing dia ke aktivitas lain. Cara ini sangat ampuh untuk mengalihkan perhatiannya.

“Misalnya dengan menghitung angka satu sampai sepuluh dengan suara keras. Sederhana, tetapi berhasil. Saat mencapai angka delapan atau sembilan, dia akan mulai tersenyum.” kata Dunlap.

Dunlap mengatakan, saat anak berusia 3 atau 4 tahun, berhitung membutuhkan fokus dan konsentrasi. Sehingga cara ini bisa menghentikan tangisannya dan kembali fokus.

2 dari 3 halaman

3. Jangan berusaha mengubah tempramen anak

Anak sensitif dan mudah menangis hanya perlu bimbingan dari orang tua untuk membantu mengelola emosi mereka. Berikut caranya. (Foto: Unsplash.com/Nathan Dumlao).

Alih-alih berupaya mengubah tempramennya, terimalah bahwa anakmu memiliki sensitivitas yang tinggi. Fokuslah untuk mengajarkan mereka cara menangani emosi.

Ketika kamu merasa frustrasi, ingatlah bahwa kepekaan yang sama inilah yang sering membuat mereka menjadi sangat penyayang dan baik hati kepada orang lain.

4.      Berikan waktu tenang

Kerumunan, cahaya terang, dan lingkungan yang kacau dapat memicu anak menjadi lebih sensitif. Oleh karena itu, penting untuk memberikannya waktu ketenangan.

Hindari overschedule pada anakmu. Batasi kegiatan ekstrakurikuler dan sediakan banyak waktu istirahat di rumah di amana anak senstif merasa aman dan bisa bersantai.

5.      Dorong si kecil untuk berkomunikasi dengan jelas

Anak-anak yang sensitif perlu belajar bagaimana mengungkapkan perasaan mereka. Selain itu, mereka juga perlu mempelajari cara yang tepat untuk mengatasi perasaan itu.

Gunakan pelatihan emosi untuk mengajari anakmu cara mengidentifikasi dan menangani perasaan tidak nyaman dengan cara yang dapat diterima secara sosial.

3 dari 3 halaman

6. Ajarkan pemecahan masalah

Anak sensitif dan mudah menangis hanya perlu bimbingan dari orang tua untuk membantu mengelola emosi mereka. Berikut caranya. (Foto: Unsplash.com/Omar Lopez).

Anak-anak yang sensitif sering kali merasa terbebani oleh berbagai situasi dan mungkin tidak tahu bagaimana harus menanggapinya.

Dalam situasi ini, penting bagi mereka untuk mengetahui cara menemukan solusi yang dapat menghilangkan stres dan kecemasan mereka. Jadi, penting bagi orang tua untuk mengajari mereka cara terlibat dalam pemecahan masalah.

7.      Puji usaha mereka

Anak-anak sensitif membutuhkan banyak dorongan. Puji usaha anakmu sekecil apapun, meskipun tidak berhasil. Anak yang tidak dipuji memiliki harga diri yang lebih rendah daripada mereka yang lebih sering dipuji.

8.      Beri apresiasi

Berikan apresiasi apabila si kecil sudah mampu membuat kemajuan. Hal ini akan membuatnya bersemangat untuk melakukan kemajuan lainnya.

#Elevate Women