Mengendalikan Amarah ala Filsuf Stoik, Simak 3 Cara Ini

Endah Wijayanti diperbarui 28 Mei 2021, 11:04 WIB

Fimela.com, Jakarta Di tengah permasalahan hidup yang semakin rumit dari waktu ke waktu, kita senantiasa butuh kebijaksanaan untuk bisa bertahan. Bertahan di situasi sulit memang tak pernah. Bahkan untuk bisa mengendalikan amarah sendiri pun, kadang kita masih kesulitan. 

Saat digempur dengan berbagai persoalan dan masalah hidup, mengendalikan amarah merupakan hal yang tak mudah. Namun, bukan berarti tidak ada upaya yang bisa kita lakukan untuk meredakan amarah. Melansir buku Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya, filsuf Stoik bernama Seneca yang juga dikenal sebagai penulis hebat dan psikolog yang unggul, memaparkan bahwa dia meyakini ada satu momen, tepat di awal suatu serangan emosional, ketika kita mempunyai pilihan. Amarah timbul dari penilaian kita atas suatu keadaan.

Seneca punya saran dan kiat soal pengendalian amarah jangka pendek dan jangka panjang. Saat ini makin banyak yang memelajari filosofi Stoa. Dengan mengambil poin-poin penting dan kebijakan-kebijakan yang ditawarkan, kita bisa menemukan kekuatan untuk bisa bertahan di masa-masa sulit, termasuk dalam soal mengendalikan amarah.

1. Kenali Pemicunya

Ini merupakan salah satu saran jangka pendek. Ketahuilah pemicunya, "Mari kita catat apa yang memancing kita... Segi sensitif tiap orang berbeda-beda maka kamu harus tahu sisi lemah pribadimu, supaya kamu dapat melindunginya." Jadi, jangan buru-buru "meledak", tapi coba cari tahu apa yang memicumu merasakan amarah tersebut. Supaya tidak melakukan hal atau tindakan yang gegabah.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

2. Ambil Jeda

ilustrasi/shutterstock.com/Krakenimages.com

Saat merasakan panas hati, ambil jeda. "Obat terbaik untuk amarah adalah menunggu," tulis Seneca, "supaya emosi yang semula tersulut dapat reda, dan kabut yang menyelubungi benak sirna." 

Seperti yang sering dikatakan oleh para spesialis pengendalian amarah, ambillah jeda. Ketika merasa ada amarah yang mulai mengalir dalam diri, coba ambil jeda dan jangan lakukan apa pun yang terlalu ceroboh. Biarkan panas dalam dirimu menguap lebih dulu.

3. Cobalah Tersenyum

"Atur ekspresi kita supaya rileks, suara kita lebih lembut, langkah kita lebih terukur; sedikit demi sedikit, kondisi luar akan melunakkan kondisi batin," papar Seneca.

Daripada mengerutkan kening, cobalah untuk tersenyum. Jika butuh waktu lama untuk meredam emosi, setidaknya gerakkan kondisi luar lebih dulu. Hanya butuh waktu beberapa detik saja untuk menyunggingkan sebuah senyuman. Nantinya perlahan kondisi batin dan perasaan bisa lebih melunak dan tenang dengan sendirinya.

Bagi sebagian orang, tidaklah mudah untuk bisa langsung ahli dalam mengendalikan amarah. Butuh waktu dan proses sendiri untuk melakukannya. Namun, selama kita senantiasa mencoba dan berlatih, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya. 

#ElevateWomen