Fimela.com, Jakarta Penerbit Gramedia Pustaka Utama kembali menerbitkan karya penulis Paulo Coelho. Novel terbarunya yang berjudul The Archer resmi diterbitkan di Indonesia dengan judul Sang Pemanah. Kisahnya diilhami dari pengalaman Paulo belajar memanah, yang kemudian dikembangkan menjadi cerita fiksi. Dalam cerita yang disampaikan dengan sederhana, Paulo bertutur tentang pokok-pokok penting dalam kehidupan, antara lain kerja keras dan antusiasme, berani mengambil risiko, tidak takut gagal, dan menerima hal-hal tak terduga yang disodorkan oleh nasib.
“Hidup itu sederhana, kitalah yang membuatnya rumit. Sebuah dongeng atau cerita mampu menyusup ke bagian tersembunyi dari diri kita, untuk mempelajari esensi kehidupan dengan memperhatikan hal-hal sederhana yang mengelilingi kita. Inilah ide penulisan Sang Pemanah,” ujar Paulo.
“Di dalam novel ini, saya menyampaikan segala hal. Mulai dari persahabatan, hingga pentingnya arti sebuah busur dan juga pentingnya konsentrasi. Itulah hidup. Kita belajar dengan menjalani hidup kita sepenuhnya.”
Novel Sang Pemanah yang terbit di Indonesia memiliki keistimewaan yang membedakannya dengan edisi internasional The Archer. Jika di edisi internasional, tokoh utamanya berdarah Jepang, bernama Tetsuya, di edisi Indonesia sang pemanah adalah Gandewa, seorang laki-laki yang diceritakan memilki kemahiran jemparingan, seni memanah khas Kerajaan Mataram dari Yogyakarta. Ia adalah pemanah ulung yang pernah sangat termasyhur, namun telah mengundurkan diri dari dunia ramai.
Suatu hari, seorang anak lelaki datang mencarinya bersama seorang asing. Begitu banyak yang ditanyakan anak ini, dan Gandewa menjawab dengan menggambarkan Jalan Busur serta prinsip-prinsip utama dalam menjalani kehidupan yang bermakna.
Ilustrator Martin Dima dipercaya untuk membuat illustrasi khas Nusantara untuk mendampingi kisah Sang Pemanah. Di tangan Martin, sosok Gandewa digambarkan menggunakan elemen-elemen lokal, seperti busana beskap, kain lurik, dan blangkon, teh poci, serta penerapan motif batik mega mendung. Inilah yang membuat sampul dan ilustrasi cerita di dalam Sang Pemanah memiliki nuansa berbeda dengan The Archer.
“Indonesia menjadi negara pertama yang mendapatkan izin penyesuaian karakter cerita The Archer dengan budaya tempatnya diterbitkan. Dengan adopsi budaya ini diharapkan pembaca bisa lebih akrab dengan cerita yang disampaikan. Walaupun kelihatannya berbeda dengan The Archer edisi internasional, tapi pembaca tidak perlu khawatir karena esensi ceritanya tetap sama,” kata Tanti Lesmana, Editor Senior Bidang Fiksi Gramedia Pustaka Utama.
Sang Pemanah terbit di toko buku mulai 28 April 2021. Dengan menggunakan pola penceritaan di mana sang tokoh utama mencari makna hidup lewat perjalanan, novel ini diharapkan dapat menyamai kesuksesan novel legendaris Paulo Coelho terdahulu, Sang Alkemis.
What's On Fimela
powered by
#ElevateWomen