Fimela.com, Jakarta Miss Myanmar, Ma Thuzar Wint Li, mengungkapkan bahwa dirinya tidak dapat mengenakan kostum nasional aslinya untuk Miss Universe 2020, setelah ia kehilangan kopernya saat tiba di Florida, Amerika Serikat.
Thuzar menyebut bahwa hilangnya koper yang berisi gaun malam, kostum nasional, dan gaun untuk malam penobatan adalah kesalahan maskapai karena mereka tidak membawa koper tersebut terbang bersama Thuzar.
Sayangnya, koper tersebut belum tiba hingga saatnya ia mengenakannya. Namun penyelenggara Miss Universe 2020 membantunya dengan meminjamkan gaun dari pihak lain.
"Meski koperku tidak tiba tepat waktu, saya bisa berkompetisi dengan baik. Terima kasih kepada Miss Universe Organization untuk kostumnya. Saya sangat menyukainya dan menghargainya," tutur Ma Thuzar Wint Lwin di Instagram.
Setelah kemalangan yang dilalui Thuzar, ia pun keluar sebagai pemenang National Costume Miss Universe ke-69. Dengan mengalahkan 73 negara yang ikut serta dalam ajang kecantikan tersebut.
Walau bukan menggunakan pakaian nasional aslinya, Thuzar tetap tampil percaya diri mengenakan kostum yang didominasi warna merah dengan detail manik-manik dengan aksesori kepala, sambil membawa slogan "Pray for Myanmar".
Sebab kita tahu, situasi Myanmar sedang memanas dikarenakan masalah politik. Lewat ajang ini, Thuzar pun mengkritik soal kudeta yang terjadi di Myanmar.
Ia pun terbang ke Amerika Serikat dengan menggunakan semua uang tabungannya untuk menyuarakan keresahan yang tengah terjadi di negaranya. Ia berharap dengan mengikuti ajang tersebut, ia bisa membantu negaranya bebas dari masalah yang sedang terjadi.
Kostum asli yang seharusnya digunakan miss Myanmar
Awalnya perempuan yang berprofesi sebagai model dan beauty blogger ini akan mengenakan kostum Chin yang terinspirasi dari mainan terkenal Myanmar yaitu "Thu-Nge-Taw's Pyit-Tine-Htaung" yang memiliki arti bangkit dari setiap lemparan.
Kostum tersebut dilengkapi dengan aksesoris "Thu-Nge-Naw" yang berupa gelang emas, rantai kaki, medalion yang dipakai saat upacara, sepatu meniru Phoenix dari legenda Myanmar, dan rambut yang dikuncir.
Kostum tersebut dipilih lantaran memiliki karakteristik unik dalam mencerminkan masyarakat yaitu "Pyit-Tine-Htaung" yang berarti bisa bangun sendiri setiap kali jatuh dalam situasi apapun.
#elevate women