Di Balik Sosok Perempuan Mandiri, Ada Titik Terendah yang Pernah Dilaluinya Sendiri

Endah Wijayanti diperbarui 16 Mei 2021, 14:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kemandirian merupakan sebuah kualitas istimewa. Perempuan mandiri jelas adalah perempuan yang istimewa. Bisa berdiri di atas kaki sendiri dan menjalani kehidupan tanpa terus membebani orang lain adalah sebuah hal yang luar biasa.

Untuk bisa mencapai sebuah kemandirian kadang ada perjalanan panjang yang sangat berliku. Bahkan di balik sosok perempuan yang tampak mandiri, biasanya ada titik terendah yang pernah ia alami. Ada titik terendah yang ia lalui dan berhasil taklukkan. Sebelum menjadi sosok yang mungkin di mata orang lain tampak kuat, ada hati yang pernah patah dan jiwa yang terluka.

Titik Terendah Menempa Kekuatan Mental

“You stay safe, You love. You survive. You laugh and cry and struggle and sometimes you fail and sometimes you succeed. You Push.”― Carrie Ryan, The Dead-Tossed Waves

Berada di titik terendah tak pernah mudah. Entah itu karena patah hati, dikhianati, disakiti, dikecewakan, atau diabaikan, berada di titik terendah yang membuat kita seakan tak berdaya merupakan cobaan hidup yang sangat berat. Namun, dari situ mental kita ditempa. Dari situ pula kekuatan baru dalam jiwa kita terbentuk, yaitu kekuatan untuk bertahan dan tidak mudah menyerah.

2 dari 2 halaman

Titik Terendah Menghadirkan Semacam Proses Metamorfosis

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/PRImageFactory

“Butterflies are beautiful, but the process of emerging from the chrysalis and spreading your wings can hurt like fucking hell. But still, you will survive the transformation (over and over again) and you will fly. Remember this when it hurts the most. This is the metamorphosis, the going down to liquid, and the rising again. It’s no joke – but damn, it’s one hell of a journey.”― Jeanette LeBlanc

Ketika dihantam oleh sebuah persoalan berat, segalanya terasa hancur berantakan. Semua jenis luka dan kesedihan seakan bercampur jadi satu. Seakan dunia sudah tidak lagi memihak kita. Akan tetapi, dari situ kita terdorong untuk membuat perubahan-perubahan baru dalam hidup. Ada proses metamorfosis yang membuat kita berubah, dari yang tadinya lemah menjadi lebih kuat. 

Titik Terendah Membentuk Hati yang Baru

“Sadness gives depth. Happiness gives height. Sadness gives roots. Happiness gives branches. Happiness is like a tree going into the sky, and sadness is like the roots going down into the womb of the earth. Both are needed, and the higher a tree goes, the deeper it goes, simultaneously. The bigger the tree, the bigger will be its roots. In fact, it is always in proportion. That's its balance.”― Osho Rajneesh, Everyday Osho: 365 Daily Meditations for the Here and Now

Namanya juga hidup, kadang kita merasa bahagia, kadang juga sedih. Kesedihan dan kebahagiaan bisa datang silih berganti. Titik terendah yang kita alami mungkin menghadirkan kesedihan yang amat dalam. Namun, dari situ ada hati baru yang terbentuk. Hati  yang lebih kuat karena kita percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Dari setiap masalah yang kita terima, ada sebentuk keteguhan hati yang bisa kita dapat. 

“Don't be ashamed to weep; 'tis right to grieve. Tears are only water, and flowers, trees, and fruit cannot grow without water. But there must be sunlight also. A wounded heart will heal in time, and when it does, the memory and love of our lost ones is sealed inside to comfort us.”― Brian Jacques, Taggerung

Di balik sosok perempuan mandiri, biasanya ada titik terendah yang pernah dan berhasil dilalui. Ada air mata yang pernah mengalir deras, tapi setelah itu kembali melangkah ke depan. Dari setiap air mata yang pernah mengalir, ada hati yang lebih tangguh. Ada kemandirian yang lebih kuat terbentuk.

#ElevateWomen