Fimela.com, Jakarta Bukan menjadi hal yang asing lagi jika anak akan sulit untuk disuruh belajar. Ada saja alasannya, misalnya mengantuk, tidak suka dengan pelajarannya, hingga hanya selalu ingin bermain.
Terkadang situasi ini membuat orangtua kehilangan kesabaran. Namun saat menghadapi anak sulit belajar jangan hanya memarahi anak saja, melainkan berikan motivasi dan membantu anak agar ia bersemangat untuk belajar.
Berikut ini beberapa strategi yang bisa diterapkan agar anak lebih bersemangat untuk belajar, melansir educationcorner.com.
1. Kembangkan suasana membaca
Beberapa orang akan berpendapat bahwa membacanya adalah kunci sukses dalam hidup. Anak-anak yang mengembangkan kecintaan membaca, mengembangkan kecintaan untuk belajar. Anak-anak yang kesulitan membaca, kesulitan belajar.
Membaca tidak hanya membantu anak-anak mengembangkan kosakata yang lebih kaya, tetapi juga membantu otak mereka mempelajari cara memproses konsep dan komunikasi formal. Siswa yang membaca dengan baik mengalami peningkatan kemampuan untuk belajar di semua mata pelajaran - termasuk mata pelajaran teknis seperti matematika dan sains.
Bantu anak mengembangkan keterampilan membaca dan kecintaannya pada membaca dengan mengisi dunianya dengan membaca. Sering-seringlah membacakan untuk anak. Mintalah anak membaca dengan lantang. Ciptakan waktu membaca keluarga di mana setiap orang berfokus pada membaca selama 20 menit sehari. Kunci untuk mengembangkan pembaca yang baik adalah membuat membaca menjadi menyenangkan bukan membuat frustrasi.
2. Jangan memaksa hingga mengendalikan anak
Ketika seorang anak merasa dikendalikan, atau di luar kendali dalam hal pendidikan, mereka sering kali menarik diri dari belajar. Penting untuk membimbing anak-anak melalui proses pembelajaran, tetapi juga penting untuk memungkinkan anak-anak memiliki kendali atas pengalaman belajar mereka sendiri. Baik di rumah, atau di kelas, berikan anak kemampuan untuk memberikan masukan langsung ke dalam pilihan belajar. Cara yang baik untuk melakukannya adalah dengan memberikan pilihan kepada anak-anak. Misalnya, saat menugaskan proyek menulis, biarkan anak memilih topik yang akan ditulis.
3. Dorong komunikasi yang terbuka dan tulus
Dorong anak untuk mengungkapkan pendapatnya tentang apa yang terjadi dengan pendidikannya. Ciptakan suasana terbuka di mana dia merasa nyaman untuk mengungkapkan kesukaan, ketidaksukaan, atau perhatiannya. Saat dia menyampaikan pendapatnya, pastikan untuk mengakui perasaannya - bahkan jika orangtua tidak setuju. Ketika anak-anak merasa pendapat tidak penting, anak cenderung melepaskan diri dari proses belajar.
4. Fokus pada minat anak
Ketika pembelajaran melibatkan anak-anak dalam bidang dan mata pelajaran yang diminati, pembelajaran menjadi menyenangkan. Dorong dia untuk mengeksplorasi topik dan subjek yang membuatnya tertarik. Jika dia menyukai dinosaurus, bantu dia menemukan buku dan cerita menarik dan menarik tentang dinosaurus. Kemudian tantang dia untuk mengidentifikasi lima dinosaurus favoritnya dan jelaskan mengapa dia memilih masing-masing.
5. Perkenalkan dan dorong berbagai jenis gaya belajar
Setiap anak memiliki preferensi dan gaya belajar yang paling sesuai dengan cara belajar. Beberapa anak memiliki gaya belajar yang dominan, sementara yang lain lebih suka belajar dengan menggunakan gaya belajar campuran. Belum tentu ada satu gaya belajar yang benar atau salah, atau campuran gaya belajar. Namun, dengan membantu anak menemukan gaya belajar yang disukainya, orangtua dapat menggunakan teknik yang akan meningkatkan kecepatan dan kualitas pembelajarannya.
Ada tujuh gaya belajar dasar: Visual, Auditori, Verbal, Fisik, Logis (matematis), Sosial dan Soliter. Misalnya, anak-anak yang merupakan pembelajar visual belajar paling baik dengan melihat cara kerja sesuatu. Sebaliknya, anak-anak yang merupakan pelajar auditori belajar paling baik dengan mendengarkan hal-hal yang dijelaskan. Untuk anak-anak kecil, akan bermanfaat untuk mengeksplorasi dan menggunakan berbagai jenis gaya belajar.
6. Jadikan pembelajaran menyenangkan melalui pembelajaran berbasis game
Pembelajaran berbasis permainan bukanlah konsep baru. Sudah ada sejak lama. Pembelajaran berbasis permainan bisa sangat bermanfaat karena berbagai alasan. Menggunakan game sebagai alat pendidikan tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar lebih dalam dan mengembangkan keterampilan non-kognitif, tetapi juga membantu memotivasi anak untuk mau belajar.
7. Bantu anak tetap teratur
Membantu anak mengatur makalah, buku, dan tugasnya akan sangat membantu dia untuk merasa termotivasi untuk belajar. Disorganisasi adalah tipikal di antara anak-anak usia sekolah, tetapi juga dapat menyebabkan perasaan kewalahan.
Anak-anak yang kewalahan menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk merasa frustrasi dan khawatir daripada belajar. Bersabarlah, tetapi konsisten, dalam membantu anak mengatur perlengkapan dan tugas sekolahnya. Ini akan membantunya merasa terkendali, tidak terlalu kewalahan, dan lebih termotivasi untuk belajar.
#elevate women