Mengenal 7 Masalah Mata yang Disebabkan oleh Pandemi

Annissa Wulan diperbarui 07 Mei 2021, 20:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Sejak mulai bekerja dari rumah, berapa tambahan jumlah waktu yang kamu habiskan di depan layar? Ditambah lagi berapa lama kamu memakai masker dalam satu hari?

Ternyata, berbagai perubahan gaya hidup karena pandemi juga meningkatkan ketegangan pada mata. Orangtua menjadi berisiko lebih tinggi terkena glaukoma, degenerasi makula, dan katarak.

Dilansir dari huffpost.com, berikut ini adalah beberapa masalah mata yang disebabkan oleh pandemi. Penasaran apa saja?

1. Rabun jauh

Terlalu sering melihat layar dapat menyebabkan miopia atau rabun jauh, karena kamu tidak mendapatkan cukup waktu untuk mengendurkan penglihatan atau melihat ke kejauhan. Selain itu, terlalu sering berada di dalam ruangan membuat tubuh tidak mendapatkan dosis vitamin D harian yang penting, yang terbukti dapat menurunkan perkembangan rabun jauh.

Cara termudah untuk memperlambat perkembangan miopia adalah dengan sering beristirahat dari layar dan mengikuti aturan 20/20/20. Istirahat 20 detik setiap 20 menit untuk memfokuskan mata pada sesuatu yang berjarak 20 kaki.

Untuk meningkatkan vitamin D, cobalah untuk berjalan-jalan di sekitar rumah selama 15 hingga 20 menit. Lakukan 3 kali dalam seminggu.

2. Mata kering

Ada 2 faktor penyebab mata kering yang disebabkan oleh pandemi, yaitu karena komputer dan masker. Fokus intensif pada layar mengurangi tingkat kedipan normal sebanyak 30%, sehingga mata membuka lebih lama dan lebih rentan terhadap kekeringan.

Penggunaan masker juga menyebabkan peningkatan mata kering, terutama pada para nakes yang memakai masker hampir 40 jam per minggu. Frekuensi penggunaan masker berkorelasi dengan peningkatan mata kering karena aliran konstan udara yang dihembuskan pada mata yang terbuka.

Gejala umumnya termasuk rasa pering, terbakar, mata berair, kepekaan terhadap cahaya, dan penglihatan kabur. Untuk membantu mempertahankan air mata yang stabil, tingkatkan frekuensi kedipan dan konsumsi air putih.

Untuk mata kering akibat masker, para ahli menyarankan untuk memakai masker dengan kawat hidung lentur dan membentuknya untuk mencegah udara diarahkan ke mata. Jangan lupa untuk istirahat selama beberapa jam dari pemakaian masker agar mata pulih dan gunakan obat tetes mata.

 

 

2 dari 3 halaman

3. Sindrom penglihatan komputer

Ternyata, ada beberapa masalah mata yang disebabkan oleh pandemi, simak di sini.

Sindrom ini menggambarkan sekelompok masalah yang berhubungan dengan mata dan penglihatan yang disebabkan oleh penggunaan komputer, tablet, dan telepon yang berkepanjangan. Ini karena layar membuat mata bekerja lebih keras, terutama jika kamu terbiasa melihat layar dari berbagai jarak dan sudut yang aneh.

Gejala umumnya adalah mata lelah, sakit kepala, penglihatan kabur, dan mata kering. Gejala ini biasanya menurun setelah kamu menghentikan penggunaan perangkat digital.

4. Ketidakcukupan konvergensi

Ini adalah disfungsi penglihatan umum yang ditandai dengan ketidakmampuan mata untuk masuk atau menyatu, selama waktu kerja yang berkepanjangan, seperti membaca. Gejalanya biasanya mengarah pada penglihatan kabur, penglihatan ganda, mata lelah, sakit kepala, atau ketidakmampuan untuk berkonsentrasi selama kerja berkepanjangan.

5. Blepharitis

Tumpukan sel kulit yang terkelupas dan kotoran dari lingkungan sekitar dapat tersangkut di bulu mata dan menyebabkan blepharitis atau radang kelopak mata. Cuci kelopak mata setiap hari untuk membersihkan kotoran dan mencegah kelenjar minyak tersumbat.

Segera periksa ke dokter mata jika kamu mengalami kelopak mata memerah, bengkak, nyeri, dan gejala mata kering seperti rasa terbakar, menyengat, dan sensitivitas cahaya. Blepharitis seringkali terjadi akibat kondisi kulit atau alergi lainnya.

3 dari 3 halaman

6. Cedera mata

Ternyata, ada beberapa masalah mata yang disebabkan oleh pandemi, simak di sini.

Cedera mata bisa berupa lecet kornea yang menyebabkan mata nyeri, robekan, ketidaknyamanan, kepekaan terhadap cahaya, dan penglihatan kabur. Untuk mencegah cedera mata, gunakan kacamata atau segera periksakan ke dokter mata.

7. Korioretinopati Serosa Sentral

Ini adalah penumpukan cairan di bawah retina yang menyebabkan gangguan penglihatan. Kondisi ini memengaruhi orang dewasa yang berusia sekitar 25 hingga 50 tahun, dengan pria yang lebih berisiko daripada perempuan.

Kondisi ini biasanya hanya memengaruhi satu mata pada satu waktu, tapi kedua mata mungkin terpengaruh secara bersamaan. Gejalanya bisa penglihatan kabur yang signifikan, bintik hitam, dan distorsi penglihatan.

Faktor utamanya adalah stres yang ekstrem. Mengelola stres bisa menjadi pengobatan untuk kondisi ini.

#Elevate Women