Pertama Kalinya Virus Covid-19 Terdeteksi di Gunung Everest

Anisha Saktian Putri diperbarui 23 Apr 2021, 15:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Virus corona terdeteksi di Gunung Everest untuk pertama kalinya. Kejadian tersebut dialami oleh salah satu pendaki yang dinyatakan positif COVID-19.

Dikutip Channelnewsasia.com, pendaki tersebut berasal dari Norwegia. Ia telah dites COVID-19, dan hasilnya positif.  Awalnya, ia diduga edema paru ketinggian. 

Namun, saat diperiksa di rumah sakit di Kathmandu ternyata pendaki tersebut dinyatakan positif COVID-19 di rumah sakit tempat dia dirawat. Selain anggota ekspedisi tersebut, tidak ada kasus lain yang terdeteksi. Tetapi, anggota kelompok pendaki lainnya diwajibkan untuk menjalani karantina terlebih dulu di Base Camp.

Laporan mengatakan jika dia mungkin tertular virus saat melakukan perjalanan ke base camp. Laporan lain menunjukkan bahwa sebanyak tiga pendaki mungkin telah terinfeksi.

“Diagnosis saya positif COVID-19. Saya baik-baik saja sekarang. Rumah sakit sedang merawat saya,” ujar pendaki tersebut.

Pandemi covid-19 mereda musim tahun lalu, oleh karenanya Nepal telah melonggarkan aturan karantina dalam upaya untuk menarik lebih banyak pendaki.

Para pendaki diperbolehkan mendaki lagi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Dengan dimulainya musim pendakian di sana, lebih dari 300 pendaki diperkirakan akan mencoba mendaki gunung setinggi 8.848 meter pada musim ini. Jumlah ini lebih sedikit jika dibandingkan pada tahun 2019 yang mencapai 381 pendaki.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Detail evakuasi

ilustrasi covid-19/copyright by Jarun Ontakrai (Shutterstock)

Pendaki tersebut dievakuasi dari lereng dengan helikopter dan dibawa ke rumah sakit di ibukota Nepal, Kathmandu, setelah menghabiskan waktu di base camp Everest.

"Saya sangat berharap tidak ada yang terinfeksi corona di ketinggian pegunungan. Tidak mungkin mengevakuasi orang dengan helikopter ketika mereka berada di atas 8.000 m," kata pendaki tersebut. 

Pernapasan sudah sulit di dataran tinggi sehingga para pendaki sangat menghadirkan risiko kesehatan yang lebih besar.

“Rencananya adalah cepat-cepat naik ke pegunungan untuk memastikan bahwa kami tidak akan terinfeksi. Saya tidak beruntung dan saya kini akan mematuhi protoko kesehatan," tambah pendaki tersebut.

Mira Acharya, juru bicara departemen pariwisata Nepal, mengatakan sejauh ini belum menerima laporan COVID-19 di antara para pendaki.

"Seseorang dievakuasi pada 15 April tetapi kami diberi tahu bahwa dia menderita pneumonia dan sedang dirawat di ruang isolasi. Itu semua informasi yang kami terima," katanya.

#elevate women