Fimela.com, Jakarta Memasuki bulan Ramadan, masyarakat muslim di seluruh dunia diwajibkan untuk menjalani ibadah puasa. Di Indonesia, puasa dijalani selama lebih dari 12 jam.
Selama menjalani puasa tentu tidak ada asupan makanan dan minuman yang masuk ke tubuh. Kondisi ini berpotensi menimbulkan dehidrasi pada tubuh yang berdampak berkurangnya kemampuan kognitif serta berpengaruh pada suasana hati seseorang.
Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, Sp.GK menjelaskan hal ini disebabkan fungsi kognitif memegang peranan penting dalam mengatur persepsi, cara berpikir, kemampuan mengingat dan merasakan emosi. Sehingga ketika terjadi perubahan suasana hati yang tidak stabil berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari.
“75% otak manusia terdiri dari air, apabila tubuh kehilangan sedikitnya 2% saja dari jumlah total air dalam tubuh, hal ini dapat mengganggu fungsi tubuh kita, termasuk otak,” ungkap Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, Sp.GK.
What's On Fimela
powered by
Metode baru
Tubuh sendiri membutuhkan sedikitnya dua liter atau delapan gelas air putih sehari bagi rata-rata orang dewasa. Namun di saat puasa seperti ini, konsumsi air minum tidak boleh berkurang. Sehingga masyarakat perlu mengatur jadwal konsumsi air putih setiap harinya.
Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, Sp.GK menyarankan untuk menggunakan metode 2-4-2 dalam mengonsumsi air putih saat berpuasa. Di mana dua gelas air saat berbuka, empat gelas air setelah makan makan hingga menjelang tidur, dan dua gelas ketika sahur.
Selain kuantitas, kualitas air putih yang diminum juga perlu diperhatikan. Pastikan sumber air minum yang dikonsumsi berasal dari sumber air yang berkualitas dan terlindungi. Ciri-ciri dari air putih yang baik bisa diidentifikasi dengan tidak memiliki bau, tidak memiliki rasa, tidak berwarna, dan bebas dari kuman atau patogen berbahaya.
Simak video berikut ini
#Elevate Women