Fimela.com, Jakarta Baru-baru ini, kabar gembira datang dari atlet paralimpik Indonesia. Timnas Para Badminton berhasil membawa pulang 2 medali emas, 3 perak dan 1 perunggu dalam ajang Dubai Para Badminton International 2021.
Tahun 2019 lalu, seorang atlet para-atletik (atlet dengan disabilitas) asal Boyolali berhasil memecahkan rekor dunia di nomor 100 meter putri hanya dalam waktu 14,72 detik. Prestasi ini menjadi bukti bahwa teman-teman disabilitas memiliki kemampuan luar biasa.
Namun, komunitas disabilitas masih sering dipandang sebelah mata dan dianggap tidak dapat prestasi seperti atlet lainnya. Untuk itu, NPC berupaya mengikis stigma tersebut dan mengubah pandangan orang terhadap kemampuan para atlet disabilitas.
Bukan itu saja, ada begitu banyak Srikandi di dunia paralimpik Indonesia. Merayakan Hari Kartini, Fimela akan membagikan kisah para atlet paralimpik perempuan dalam mempersiapkan diri untuk bertanding di Paralimpiade Tokyo 2021.
What's On Fimela
powered by
Persiapan Paralimpiade Tokyo 2020
Dalam serial video “Kenalan Dengan”, NPC Indonesia menghadirkan enam figur atlet paralimpikperempuan dari berbagai cabang olahraga untuk berbagi cerita tentang keseharian serta persiapanmereka demi berlaga di Paralimpiade Tokyo 2021 mendatang. Salah satu atlet para menembak, HanikPuji Astuti mengatakan, menjalani peran sebagai atlet paralimpik rasanya serupa dengan menjadi abdinegara.
“Menjadi atlet membuat saya bisa turut membela negara, bertemu teman-teman baru, danmenambah wawasan,” ucap Hanik.
Dalam video tersebut pula, Leani Ratri Oktila dari para badmintonmengatakan, saat latihan atau pergi bertanding, bendera Merah Putih tak pernah absen ia bawa.
“Bendera menjadi salah satu sumber semangat saya ketika latihan atau bertanding. Saya menjaditerpacu untuk berlatih lebih giat agar mampu memenangkan pertandingan,” kata Leani.
#elevate women