Fimela.com, Jakarta Mungkin masih banyak yang menganggap menikah menjadi satu-satunya jalan keluar dari semua persoalan hidup. Capek kuliah, inginnya menikah saja. Capek kerja, inginnya cepat-cepat membangun rumah tangga saja. Padahal menikah bukan perkara yang mudah. Ada persiapan matang yang perlu dimiliki dan ada banyak hal yang nantinya perlu dikompromikan.
Menikah bukan melulu urusan cinta. Bahkan dalam perspektif sosiologi, seperti yang dikutip dari buku Menjadi Hamba Menjadi Manusia, pernikahan tidak harus didahului dengan cinta. Nikah, ya, nikah. Cinta, ya, cinta. Keduanya adalah hal berbeda tapi kalau ada orang yang menikah karena cinta, itu bagus tapi tak harus selalu begitu.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa dalam beberapa kebudayaan zaman dulu, pernikahan yang didahului rasa cinta malah dicurigai. Menurut penelitian Stephanie Coontz, kebudayaan India kuno dan China kuno melarang percintaan sebelum pernikahan. Apa alasannya? Ada dasar pandangan bahwa menikah adalah seusatu yang mulia, luhur, berhubungan dengan budaya dan masyarakat, bahkan dengan Tuhan. Sedangkan cinta yang merupakan sesuatu yang sifatnya pribadi tak boleh merusak komitmen yang lebih utama, seperti komitmen dengan Tuhan. Pandangan yang cukup menarik, ya.
Menjaga Harga Diri Pasangan Merupakan Bukti Ketulusan Perasaan
“Two married partners do not just live with each other, they live in each other, neurologically speaking.”― Abhijit Naskar, Wise Mating: A Treatise on Monogamy
Saat kita benar-benar tulus ingin selalu bersama seseorang, kita akan berjuang untuk senantiasa menjaga harga dirinya. Kita paham pasangan kita punya kekurangan. Tapi itu bukan alasan kita untuk merendahkannya. Kita paham pasangan kita punya hal-hal yang perlu diperbaiki, tapi itu bukan alasan untuk mempermalukannya di hadapan orang lain. Ketulusan perasaan bisa terlihat dari cara kita menjaga harga diri pasangan.
What's On Fimela
powered by
Menjaga Harga Diri Pasangan, Bukti Kesetiaan
“The price of a successful relationship is devotion. Devotion is, essentially, commitment to something we value. We are devoted to the wellbeing of another person and the wellbeing of the relationship. We honour the value of the other person and we honour the worth of the relationship.”― Donna Goddard, Love's Longing
Dalam pernikahan, kesetiaan adalah kunci penting kebahagiaan dan kelanggengan. Tanpa kesetiaan, cinta yang hadir pun akan terasa hampa. Menjaga harga diri pasangan pun bisa jadi salah satu bukti adanya kesetiaan. Saat pasangan kita melakukan yang terbaik untuk menjaga harga diri kita, maka dia pun biasanya punya komitmen kuat untuk menjaga kesetiaannya dalam hubungan yang dijalin bersama.
Menjaga Harga Diri Pasangan Sama dengan Menjaga Harga Diri Sendiri
“You know it's never fifty-fifty in a marriage. It's always seventy-thirty, or sixty-forty. Someone falls in love first. Someone puts someone else up on a pedestal. Someone works very hard to keep things rolling smoothly; someone else sails along for the ride.”― Jodi Picoult, Mercy
Tak bisa terus hitung-hitungan dalam sebuah pernikahan. Kita tak bisa selalu menuntut pasangan berubah sesuai dengan keinginan kita. Namun, kita bisa senantiasa berupaya memperlakukan pasangan dengan baik. Menjaga harga diri pasangan tak ubahnya menjaga harga diri kita sendiri. Jadi, jika ingin dihargai, kita pun perlu berupaya untuk menghargai.
Menjaga Harga Diri Pasangan Merupakan Sebuah Proses Pendewasaan Diri
“A good marriage is where both people feel like they're getting the better end of the deal.”― Anne Lamott, Joe Jones
Pasangan kita akan menjadi sosok yang tak akan pernah selesai kita "pelajari". Selalu ada hal baru yang akan kita tahu dan dapat darinya. Karena pernikahan adalah sebuah proses dan perjalanan panjang, maka penting untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Menjaga harga diri pasangan merupakan salah satu cara untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi pribadi yang lebih dewasa dalam mengarungi kehidupan.
Kalau menurut Sahabat Fimela sendiri, seberapa penting menjaga harga diri pasangan dalam sebuah hubungan?
#ElevateWomen