Fimela.com, Jakarta Event hasil kerjasama Adira Finance dan Kemenparekraf RI yang diberi nama Festival Kreatif Lokal 2020, telah melahirkan beberapa finalis UMKM lokal yang unik dan berprestasi. Demi mendukung keberhasilannya, terutama di tengah pandemi, ada sesi Business Coaching yang digelar selama tiga hari.
Di hari pertama, peserta mendapatkan bekal ilmu pemasaran, sedangkan di hari kedua sama-sama belajar tentang laporan keuangan dan menghitung pajak UMKM. Nah, di hari ketiga, para peserta dipandu oleh Ruben Saragih akan mengupas tuntas soal Agile Business Planning.
Disambut Antusias Peserta
Setelah memperkenalkan diri, Ruben Saragih dari Prasetiya Mulya membuka sesi Business Coaching dengan kata-kata penyemangat, yang dikutipnya dari Jack Ma. Pendiri Alibaba Group itu memprediksi kalau UMKM merupakan bisnis yang bisa bertahan di tengah krisis karena sifatnya yang agile, alias tanggap pada perubahan dan cepat beradaptasi.
Untuk meningkatkan semangat dan motivasi, Ruben pun menggelar giveaway berupa e-book keren, yang diberikan pada peserta yang berhasil menjawab. Bukan hanya itu saja, ada sesi tanya jawab menarik, misalnya tentang pekerjaan terbaik, hingga menebak makna dari gelas yang terisi setengahnya.
Upgrade Pola Pikir
Meskipun dianggap memiliki peluang survive lebih besar di tengah krisis, nyatanya ada banyak UMKM yang terpaksa gulung tikar. Ruben mengingatkan perusahaan sekuat apapun, hanya yang bisa beradaptasi akan bertahan dari VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).
Harus bisa beraksi dengan lebih cepat, baik, dan menawarkan harga yang lebih terjangkau pada produknya, UMKM yang sukses harus mengadopsi gaya bunglon. Ketika ada perubahan, segera ajak tim untuk membicarakan strategi bisnis yang tepat untuk beradaptasi. Lanjutkan dengan eksekusi yang tepat sehingga bisnis bisa cepat menanggapi perubahan, baik yang terjadi pada lingkungan internal maupun eksternal.
Ubah Masalah Jadi Peluang
Sederet nama besar di perekonomian Indonesia pun disebutkan oleh Ruben. Sama-sama memiliki masalah yang bikin bisnisnya menurun drastis, nyatanya mereka bisa sukses dengan mengubah problem menjadi peluang.
Tak mudah karena harus mengubah pola pikir yang selama ini dimiliki. Mulai dari Coopetition alias Cooperative Competition yang menggandeng banyak rekan bahkan dari bidang bisnis yang sama, Omnichannel atau menggabungkan offline dan online, hingga mengaplikasikan ERIC (Eliminate, Reduce, Increase, dan Create) untuk memenangkan persaingan.
Untuk meningkatkan keuntungan, ada Resource Sharing dengan opsi berbagi asset tanpa harus keluar dana besar, juga membeli barang dari produsen sekaligus retailer dengan harga jauh lebih murah. Tak ketinggalan Cost Structure dan Revenue Stream, dengan mencari cara untuk mendapatkan beberapa jalur pemasukan, meskipun berawal dari produk yang sama.
Business Model yang Tepat
Ruben menyebutkan jika persaingan antar bisnis kini bukan tergantung pada produknya, melainkan business model-nya. Bagi pemula yang baru merintis usaha, business model Canvas merupakan yang termudah.
Sebaliknya, untuk bisnis yang sudah ada, gunakan business model redesign jika ingin menyesuaikan dengan perubahan yang ada. Barengi dengan corporate strategy yang tepat yaitu Market Penetration, Market Development yang mengincar target baru, Product Development dengan mengeluarkan produk atau jasa baru, serta yang terakhir Business Diversification.
Dibawakan dengan penuh antusias dan memberikan contoh yang mudah dipahami, sesi Business Coaching kali ini diharapkan dapat membantu finalis FKL 2020 yang terdampak pandemi. Semoga sukses! (*/eth)