Cara Para Petani Mete dan Cokelat Meningkatkan Produksi dan Penjualan

Anisha Saktian Putri diperbarui 16 Apr 2021, 09:01 WIB

Fimela.com, Jakarta Indonesia kaya akan hasil bumi yang bisa menjadi lahan meningkatkan perekomonian. Misalnya saja pohon mete hingga cokelat. Namun, perlu berbagai pihak dalam membantu menghasilkan produk berkualitas dan menarik agar laku di pasaran.

Oleh karenanya,  Talasi, salah satu perusahaan dari Bali bekerjasama dengan kelompok petani setempat untuk membantu menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas premium. 

Tim Talasi memberikan pembiayaan dan pembinaan langsung di lapangan mulai dari pemeliharaan pohon mete, cara memanen, grading, sampai dengan proses pengeringan. Bahan baku inilah yang dikirimkan ke pabrik untuk diproses lebih lanjut sehingga menghasilkan produk yang sampai ke tangan customer.

"Talasi bekerjasama dengan Jaminan Kredit Indonesia untuk menyalurkan dana dengan bunga sangat rendah kepada para petani (3% per tahun). Sehingga petani bisa mengembalikan dana tersebut dalam waktu 3 tahun. Dana ini bisa digunakan oleh para petani untuk pemeliharaan pohon jambu mete dan menambah fasilitas seperti membuat bak pencucian mete yang sekaligus bisa menjadi sumber air bersih bagi keluarga mereka.” jelas Alisjahbana Haliman, Founder of Talasi dalam siaran pers yang diterima Fimela.com.

Harga beli dari Talasi ke para petani mengikuti standar pasar sehingga petani tidak dirugikan.  Selain itu, para petani juga diberikan penyuluhan bagaimana memanfaatkan dana pinjaman dengan membuat rumah lebah artifisial yang bisa memberikan pendapatan tambahan pemasukan dengan beternak lebah.  

 

2 dari 2 halaman

Berbagai pembelajaran dan pelatihan meningkatkan penjualan

Petani cokelat di Bali/dok. Talasi

Seperti di Pulau Sumba, petani mendapatkan tambahan pendapatan dengan beternak lebah dan madunya dijual kembali ke Talasi. Program low cost financing ini juga dilakukan di Tabanan, Bali untuk produk coklat .

Para petani juga diberikan pelatihan untuk menaikkan hasil panen. Seperti bagaimana mengatasi hama, merawat pohon coklat dengan baik, sehingga menghasilkan buah coklat yang berkualitas.  

Hingga berperan memberikan penyuluhan kepada para petani untuk tidak terlilit hutang lagi di kemudian hari dengan pinjaman modal dengan bunga rendah. Ada juga pelatihan seperti bagaimana menghasilkan mete yang berkualitas, cara pencucian cangkang mete yang benar dan menggunakan air bersih. Sehingga harga jual mete juga bisa mengikuti harga pasar.

“Program seperti ini akan kami duplikasi ke berbagai origin produk Talasi lain sehingga kehidupan para petani lebih sejahtera,” papar Alisjahbana.

Seperti petani mete di Pulau Sumba yang selama berpuluh - puluh tahun hidup dengan hutang. Hasil dari pohon mete dijual dengan sistem ijon kepada para tengkulak. Saat panen mereka harus merelakan hasil panennya dijual dengan  harga yang tidak bersaing bahkan tidak sesuai kesepakatan awal kepada para tengkulak. Akhirnya mereka harus hidup terbatas karena uang yang  diterima di awal sudah habis untuk biaya hidup sehari - hari.

#elevate women