Fimela.com, Jakarta Popularitas Amanda Manopo dan Arya Saloka bersama sinetron 'Ikatan Cinta' terus menempati puncak. Kali ini sinetron dengan peran utama Aldebaran dan Andin tersebut kembali menorehkan prestasi gemilang dalam jagad persinetronan di tanah air.
Pada hari pertama Ramadan, Selasa 13 April 2021, sinetron 'Ikatan Cinta' menembus audience share 52,6%. Sebuah pencapaian sinetron yang menakjubkan tentu saja.
"Breaking News! Sinetron Ikatan Cinta pada hari pertama Puasa kemarin, Selasa, 13 April 2021, mencapai audience share tertinggi 52,6%," kata Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo, Rabu (14/4/2021).
What's On Fimela
powered by
Robek Perjanjian Nikah
Pencapaian ini diraih Ikatan Cinta episode ke 236 yang disiarkan kemarin Selasa 13 April 2021 yang bertepatan dengan hari pertama bulan suci Ramadan. Dalam episode kemarin kehidupan Andin (Amanda Manopo) dan Aldebaran (Arya Saloka) semakin harmonis, apalagi Andin sudah menjadi istri seutuhnya.
Keduanya bersepakat untuk merobek surat perjanjian yang mereka buat diawal pernikahan, saat ditulis Andin karena pernikahannya tidak harmonis, dan banyak kejanggalan. Lalu Aldebaran langsung memeluk istrinya dengan erat. Mereka sudah mulai berbahagia, karena mama Rosa juga sudah percaya bahwa Andin bukan pembunuh Roy.
"Selamat enam bulan pernikahan. Terima kasih sudah jadi istri yang baik," kata Aldebaran yang seakan membuat penonton bersorak dan baper mendukung utuhnya rumah tangga Andin dan Aldebaran yang telah menguras emosi selama ini.
Pecahkan Rekor Sendiri
Tak heran dukungan penonton ini berbuah dengan pencapaian rekor baru Ikatan Cinta. Capaian tersebut menaklukkan rekornya sendiri, seusai meraih Rekor MURI pada 1 April 2021 sebagai "Sinetron Primetime dengan Audience Share Di Atas 40% Berturut-turut Dalam 100 Hari".
Bahkan, menjadi rekor dunia, karena hal itu baru pertama kali terjadi di negara demokrasi dengan jumlah penduduk besarnya di atas 50 juta jiwa. Hary Tanoesoedibjo memaparkan userbase tersebut, baik di media berbasis digital maupun televisi konvensional, menjadi bukti perhatian dan loyalitas publik menjadikan perseroan memiliki dominasi kuat, sehingga terus menjadi pemimpin pasar.
"Basis konsumen konten terbagi dua, Pertama, yang secara tradisional, yakni berkumpul bersama keluarga menonton televisi di rumah. Kedua, konsumen anak muda, yang saat ini sangat bergantung pada gadget," kata Hary.
Mengingat jumlah generasi muda yang sangat besar di Indonesia, maka bergerak ke digital bagi perseroan merupakan suatu keniscayaan. "Kalau anak muda maunya lewat gadget, makanya kita bersyukur basis viewer kita itu dua-duanya bisa didapat, bukan saja family based, tapi juga anak muda," tandas Hary.