Sibuk Pameran saat Bulan Ramadan, Ada Sesuatu yang Makin Kuhargai

Endah Wijayanti diperbarui 13 Apr 2021, 11:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita, pengalaman, dan kesan tersendiri yang dirasakan tiap kali bulan Ramadan datang. Bahkan ada kisah-kisah yang tak pernah terlupakan karena terjadi pada bulan suci ini. Tiap orang pun punya cara sendiri dalam memaknai bulan Ramadan. Tulisan kiriman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Berbagi Cerita tentang Indahnya Ramadan di Share Your Stories Bulan April ini pun menghadirkan makna dan pelajaran tersendiri.

***

Oleh: Riska Silvia

Cerita Ramadanku ini terjadi pada tahun 2015, jika tidak salah ingat. Waktu itu aku masih bekerja di sebuah perusahaan wedding photography yang cukup ternama di kelasnya. Sebagai Wedding Vendor perusahaan kami selalu ikut sebuah event pameran pernikahan yang selalu diadakan di JCC Senayan. Tahun itu pameran berlangsung tepat pada saat bulan Ramadan. Aku yang bertindak sebagai staf marketing pasti akan turun langsung di pameran tersebut untuk mencari klien potensial.

Seminggu sebelum pameran, atasanku membuat brief tentang promo pameran, target penjualan dan juga lokasi pameran. Dari info yang kuterima lokasi booth perusahaanku ada di Hall A di mana di Hall tersebut adalah letak panggung utama. Acara-acara dari pembukaan pameran, band performance, wedding talk show dan pagelaran busana akan diadakan. Aku semangat karena pasti seluruh pengunjung pameran pasti akan ke Hall tersebut. Dan kesempatanku menjaring klien potensial akan semakin besar.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Pengalaman yang Tak Terlupakan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/oduaimages

Tapi saat pameran tiba aku sungguh terkejut karena letak booth perusahaanku ada di sebelah sound system. Persis di sebelah sound system. Suara dari sound system berisiknya luar biasa. Aku yang dalam keadaan berpuasa harus ekstra keras menjelaskan produk-produk yang kami jual dengan nada suara ekstra keras.

Saat puasa bau mulut pasti tidak enak, jika di kondisi lain aku biasa menutup mulut saat berbicara agar bau mulut tidak mengganggu lawan bicara. Kali ini tidak bisa karena para calon klien harus membaca gerak bibir. Syukurnya para calon mengerti dengan kondisi tersebut terkadang beberapa klien kami tawar menawar dengan kode-kode untuk menawar. Seru sekali.

Selesai pameran selama 3 hari suaraku serak. Tapi aku tidak membatalkan puasaku sama sekali. Suara serak dan rasa capek itu terbayarkan dengan hasil penjualan yang melebihi target. Alhasil aku menuai komisi besar pada saat Idulfitri. Sungguh jadi pengalaman puasa yang seru sekali untuk diceritakan kembali. Dan dari pengalaman itu aku jadi lebih menghargai profesi lain yang berusaha untuk menjalankan pekerjaan dan ibadah puasa mereka.

#ElevateWomen