Fimela.com, Jakarta Peran Ayah dalam mengasuh buah hati sangatlah penting. Meski sebagian besar tugas rumah dan mengurus anak adalah tugas ibu. Ada kalanya saking sibuknya ibu tidak bisa menyeimbangkan kedua tugasnya. Sebagai suami yang siaga, ayah harus siap sedia membantu ibu dalam mengurus anak. Di masa pandemi saat ini, dimana Ayah dan Ibu bekerja di rumah penting untuk mengedukasi masyarakat bagaimana pentingnya harmoni hubungan Ayah dan Ibu dalam tumbuh kembang dan pendidikan anak.
Harmoni Peran Ayah dan Ibu di tengah Pandemi
Selama dirumah saja, setiap rumah tangga memiliki kesempatan untuk bonding dengan anggota keluarga, meningkatkan aspek spiritual keluarga, serta mengembangkan keterampilan baru khususnya perkembangan dan pertumbuhan anak-anak. Namun, disisi lain menjalani kegiatan dirumah saja terus menerus juga berpotensi menyebabkan disharmonisasi hubungan suami istri karena beberapa faktor, seperti kebingungan adaptasi kegiatan school from home dan work from home, anak yang menuntut perhatian lebih, atau bahkan kelelahan secara fisik dan mental baik Ayah maupun Ibu.
Menjadi sosok Ayah memang memiliki tanggung jawab atau peran yang sangat berpengaruh di rumah khususnya untuk anak. Ayah tidak hanya sekedar menjadi sosok penyedia kebutuhan jasmani, tapi juga rohani karena Ayah dinilai sebagai pelindung, guru, role model, teman bermain, serta penyayang anak dan Ibu. Di masa pandemi, sesungguhnya Ayah dapat semakin berperan serta dalam pengasuhan tumbuh kembang anak sebagai upaya mencegah anak jenuh, bosan, stress hingga depresi.
“Ayah adalah katalisator dalam keluarga, karena mampu menyeimbangkan peran Ibu dalam ketahanan keluarga. Ayah yang selalu dekat dan siaga, akan menjamin anak tumbuh kembang menjadi pribadi yang tidak hanya sehat fisiknya, namun juga sehat mentalnya terutama di masa krisis, seperti pandemi ini,” ujar Irma Gustiana, S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga.
Selain siaga memberikan perhatian dalam masa tumbuh kembang anak, Ayah juga harus berperan dalam membangun hubungan suami istri yang harmonis dan sehat di tengah pandemi. Beberapa hal yang dapat dilakukan seperti meluangkan waktu berkomunikasi tanpa memberikan penilaian, memahami kecemasan pasangan, melakukan kegiatan bersama-sama agar lebih mengenal karakteristik pasangan, serta memberikan penghargaan atas usaha yang dilakukan pasangan dinilai penting dalam meningkatkan kekuatan serta harmonisasi pasangan suami istri.
What's On Fimela
powered by
Pendidikan Era Baru, Kolaborasi Kompak Orang Tua dan Sekolah
Kondisi pandemi yang sudah berjalan lebih dari 1 tahun ini memaksa sektor pendidikan pun mengubah pola mekanismenya dengan mengadakan sistem pendidikan jarak jauh. Meskipun masih melibatkan guru yang hadir secara virtual, namun peran pengawasannya kini harus diambil alih oleh orang tua yang harus membimbing anak memahami materi pembelajaran dengan menjadi guru di rumah. Adaptasi peran baru ini tentunya tidak mudah, orang tua, khususnya Ayah memiliki peran penting untuk mendampingi selama pembelajaran virtual sedang berlangsung.
“Selama masih harus menjalani masa pandemi ini, kita membutuhkan adaptasi kebiasaan baru di dunia pendidikan, termasuk pembiasaan sistem sekolah dari rumah. Sehingga peran orang tua sangat penting untuk menyiapkan rumah sebagai lingkungan sekolah yang baru. Di lain sisi, tenaga pendidik harus mempersiapkan orang tua menjadi guru untuk anak-anak mereka. Dengan adaptasi kebiasaan baru ini, peran Ayah menjadi sangat penting untuk mempersiapkan anak dari segi psikis karena Ayah akan menjadi role model mereka hingga membangun rumah tangga di masa depan,” jelas Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M.Si, Ketua HIMPAUDI.
Dalam hal pendidikan, peran Ayah tidak hanya sebatas menjelaskan tentang pelajaran yang disampaikan oleh guru agar diterima dengan baik oleh anak, tapi juga memberikan dukungan semangat agar anak tidak mudah stress serta menjadi teman bermain di sela-sela waktu istirahat sekolah, agar anak kembali terhibur. Dengan keaktifan Ayah berperan dalam hal pendidikan anak dapat mencegah potensi dampak negatif yang didapatkan dari pembelajaran jarak jauh sehingga anak tetap merasa nyaman melakukan semua aktivitas dari rumah.
“Untuk menjadi ayah yg hebat, dia harus mendidik, mengasuh, memberikan makanan bergizi dan sehat, melindungi, serta mensejahterakan. Anak akan menyimpan semua yang dia dengar dan lihat dalam memori bawah sadarnya. Jadi interaksi ayah dengan ibu dan bayi sangat penting, bagaimana kata-kata yang keluar, eye levelnya, dan sentuhan fisiknya. Pastikan anak bermain dengan cara belajar. Kita jalankan kehidupan pandemik ini sebagai sebuah kesempatan untuk menjadikan rumah menjadi lembaga pendidikan untuk semakin mengedukasi anak dengan benar dan bahagia. Jangan sampai Ayah dihapus dari memori anak karena kurangnya interaksi dengan anak, terutama di usia anak 0-2 tahun,” tambah Prof. Netti.
Bonding adalah Kunci
Ditemui di webinar Baby Happy pada Kamis, (08/04) ini Dude Harlino memaparkan bahwa bonding yang luar biasa penting buat anak dan tidak boleh dilewatkan. “Paling simple dengan gantiin popok anak dengan Baby Happy yang daya serapnya tinggi, 12 jam bikin anak tidurnya nyaman. Saya juga suka ajak anak kegiatan outdoor, entah melihat rumput, olahraga, ke lapangan, atau lihat binatang,” ungkap Dude.
Ditanya mengenai kesiapan Dude menjelang bulan Ramadhan, ia mengaku akan mencoba mengajari anak pertamanya yang berumur 5 tahun untuk puasa setengah hari. “Anakku Rendra 5 tahun akan kita coba untuk bangun pagi dan sahur, nanti puasa sekuatnya dia aja, yah kita coba setengah hari lah. Kalo Maliq belum karena baru 3 tahun,”papar Dude.
Selain Dude, Franda juga berbagi ceritanya tentang pola asuhnya, “Saya sudah komit untuk menjadi full time Mom, jadi kami memutuskan untuk tidak memakai jasa baby sitter. Jika ada pekerjaan, itu akan dilakukan di rumah saja seperti sekarang ini. Saya selalu kerja sama dengan samuel, tapi aku lebih menjelaskan kalo body parts anak tertentu harus tetap aku yang handle. Sebisa mungkin jadwal pekerjaanku dan suami tidak bertabrakan, sehingga bisa gantian jaga anak. Samuel bisa diandalkan untuk ngurus anak,” ujar Franda.
Kedua orangtua harus berkolaborasi untuk mengasuh dan mendidik anak. Peran yang seimbang akan menimbulkan rasa nyaman pada anak. Jika anak merasa disayang dan dihargai, tumbuh kembang mereka akan maksimal.
Penulis : Adonia Bernike Anaya (Nia)