Fimela.com, Jakarta Perubahan iklim bukan isu yang baru. Namun, tahukah kamu bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan diabetes?
Isu inilah yang terbilang cukup baru dan jarang dibahas di Indonesia. Perubahan iklim memiliki dampak terhadap kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama terkait meningkatnya morbiditas dan mortalitas, terutama bagi penderita diabetes yang sudah memiliki komplikasi.
Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Sedunia 2021, Tropicana Slim mengadakan acara #BeatDiabetes Online Festival 2021. Acara ini bertujuan mengajak masyarakat Indonesia mencegah dan melawan diabetes.
Diisi dengan serangkaian aktivitas edukatif dan interaktif secara virtual, mulai dari sesi edukasi bersama Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM FKUI, edukasi bersama komunitas Sobat Diabet, Healthy DIY Cooking bersama chef tentang penyajian makanan minuman kekinian dengan lebih sehat, dan senam online serentak di 52 kota se-Indonesia. Tropicana Slim membagikan informasi terkini bagaimana dampak perubahan iklim terhadap diabetes dan tips mencegahnya, serta melawan diabetes di era perubahan iklim yang kondisinya semakin mengkhawatirkan.
Tips Cegah Diabetes sejak Dini akibat Perubahan Iklim
Melalui sesi “Meet the Expert” bersama dr. Dicky Tahapary, Ph.D., SpPD-KEMD (Staff Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI), Tropicana Slim membahas hubungan antara perubahan iklim dan diabetes. Menurut dr. Dicky, perubahan iklim saat ini sangat nyata adanya dan memiliki dampak bagi kesehatan.
Menurut National Center for Biotechnology Information (NCBI) Amerika Serikat menyebutkan bahwa peningkatan suhu dan cuaca ekstrim akibat perubahan iklim global dapat meningkatkan risiko masyarakat menjadi lebih mudah sakit atau bahkan mengalami kematian, terutama bagi penderita diabetes yang memiliki komplikasi kardiovaskular. Selain itu, para penderita diabetes cenderung mengalami dehidrasi dan heatstroke ketika suhu lingkungan meningkat, sehingga berisiko mengalami masalah kesehatan kardiovaskuler, bahkan serangan jantung.
Di sisi lain, perubahan iklim juga memberikan dampak tidak langsung dengan peningkatan risiko diabetes, di mana produksi bahan makanan segar berkualitas berkurang. Orang-orang cenderung mengonsumsi produk makanan olahan yang tinggi gula dan kalori, yang jelas meningkatkan risiko diabetes dan obesitas.
Riset dari International Diabetes Federation menyebutkan bahwa diabetes dan perubahan iklim merupakan 2 tantangan global yang sering berhubungan satu dengan lainnya, serta perlu diperhatikan oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Sedangkan menurut dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, pendiri Komunitas Sobat Diabet, diabetes tipe 2 semakin banyak menyerang anak muda, khususnya di Asia.
Tips Cegah Diabetes sejak Dini akibat Perubahan Iklim
Sebuah review yang dipublikasikan pada jurnal Endocrinology and Metabolism menyatakan bahwa usia seseorang terdiagnosis diabetes diketahui lebih muda pada orang Asia, dibandingkan dengan orang Amerika dan Eropa. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa 1 dari 5 penderita diabetes yang dipelajari ternyata terdiagnosis terkena diabetes pada usia di bawah 40 tahun.
Yang menarik dari sebuah survei independen dengan 129 responden anak muda Indonesia berusia 20 sampai 34 tahun mengenai persepsi terhadap risiko diabetes, perubahan iklim, dan hubungan antara keduanya ditemukan bahwa hanya 16,3% anak muda Indonesia yang percaya diri mereka memiliki kemungkinan terkena diabetes sebesar 70 sampai 100%. Ironisnya, 85,2% anak muda di Indonesia setuju dan sangat setuju bahwa perubahan iklim sudah terjadi dan 47,3% nya setujua ada hubungan antara perubahan iklim dan diabetes.
Data ini mengindikasikan kesadaran anak muda akan lingkungan terkait perubahan illim lebih tinggi dibandingkan kesadaran akan risiko diabetes, pada diabetes bisa dicegah apabila anak muda sadar akan risikonya, serta menjalani gaya hidup sehat. Bagaimana menurutmu, Sahabat FIMELA?
#Elevate Women