#PrayfroNTT Menggema, Begini Update Terkini Banjir Bandang di Flores

Karla Farhana diperbarui 05 Apr 2021, 19:00 WIB

Fimela.com, Jakarta #PrayforFlores menggema begitu kabar mengenai banjir bandang menyerang Flores pada 4 April 2021 menyeruak. Banjir bandang yang disertai hujan lebat dan angin kencang ini menerjang tiga kecamatan di Pulau Andonara, Flores Timur. 

Dilansir dari Liputan6, ketiga kecamatan di Flores tersebut adalah Ile Boleng dengan titik bencana di desa Lamanele, Kecamatan Andonara Timur dengan titik bencana di desa Waiburak, dan keluarahan Waiwerang serta desa Oyangbarang di Kecamatan Wotan Ulamado. 

Data BNPB menunjukkan, terdapat 256 penduduk mengungsi akibat banjir bandang yang juga mengakibatkan tanah longsor tersebut. Hingga tadi pagi, terdapat 44 orang meningga dunia dan 24 lainnya dinyatakan hilang. 

Jembatan Darurat Adonara

Camat Adonara Timur Damianus Wuran mengatakan kepada Liputan6, warganya yang bermukim di Waiwerang bergotong-royong membangun jembatan darurat untuk mendukung proses evakuasi korban banjir bandang. Hal ini bertujuan untuk mendukung proses evakuasi korban menjadi lebih cepat dan efisien. 

"Jembatan darurat yang dibangun warga ini telah mempermudah evakuasi korban meninggal yang ditemukan untuk sementara ini sebanyak tiga orang," kata Damianus seperti dikutip dari Antara News. 

Damianus mengatakan, jembatan darurat itu dibangun para warga sekitar setelah akses jembatan utama yang menghubungkan wilayah Waiwerang dengan Waiburak terputus total akibat diterjang banjir bandang

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Cuaca Ekstrem Hambat Relawan

Ilustrasi Banjir | unsplash.com/@jonfordphotos

Hingga kini, cuaca ekstrem masih melanda. Hal ini menyebabkan kapal penyeberangan dari dan ke Pelabuhan Larantuka, NTT, tidak bisa berlayar. 

Dilansir dari Liputan6, hingga siang (Senin, 5 April 2021), sudah ada kapal berlayar untuk jarak dekat. Namun cuaca ekstem menghambat para relawan untuk menyentuh lokasi banjir bandang. 

Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Flores, Timur Nusa Tenggara Timur (NTT), 4 hari belakangan membuat semua pelayaran dihentikan sementara. Hal ini dilakukan, karena kondisi gelombang yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, hingga saat ini, belum ada penyeberangan kapal motor ke lokasi banjir bandang di Pulau Adonara.

Relawan dan petugas yang akan membantu di lokasi bencana banjir bandang, tulis Liputan6, terpaksa menumpang kapal menuju pelabuhan terdekat, lalu melakukan perjalanan darat menuju lokasi bencana, yang memakan waktu 2 jam.

#elevate women