Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan tentu tidak terlepas dari rutinitas kecantikan. Namun tahukah Anda, dari sekian banyak rutinitas yang dilakukan ternyata beberapa di antaranya berpotensi merusak lingkungan.
United States Environmental Protection Agency (EPA) melaporkan, dari 2,12 miliar ton sampah yang dihasilkan setiap tahun, 75 persen limbah di antaranya berasal dari produk kecantikan, namun hanya 30 persen yang benar-benar bisa didaur ulang.
Jika terus dibiarkan, sampah-sampah ini akan berakhir di penampungan sampah dan dibutuhkan waktu lebih dari ratusan tahun untuk benar-benar bisa hancur dan terurai.
Lantas rutinitas kecantikan apa saja yang dapat merusak lingkungan? dikutip dari Insider dan Real Simple, berikut 7 rutinitas kecantikan yang harus dihindari.
1. Tidak mendaur ulang sampah kecantikan
Membuang sampah produk kecantikan Anda ke tempat sampah merupakan tindakan kecil yang memiliki konsekuensi besar bagi ranjau darat dan lautan kita.
Mulai dari tabung plastik hingga botol kaca, beberapa komponen kemasan dan wadah kosmetik ini harus didaur ulang. Jika tidak, barang-barang itu akan berakhir di tempat pembuangan sampah dan membutuhkan waktu ratusan tahun atau lebih untuk terurai.
2. Menggunakan kapas rias sekali pakai setiap hari
Kapas yang Anda gunakan untuk menghapus riasan sehari-hari tidak mudah rusak dan sulit terurai. Yang lebih buruk, beberapa di antaranya dibungkus plastik melipat gandakan jumlah limbah yang dihasilkan. Karena itu, pertimbangkan untuk beralih ke kapas pembersih yang dapat dicuci dan digunakan kembali.
Anda tidak hanya akan membantu menjaga lingkungan, tetapi juga menghemat pengeluaran dan menyelamatkan kulit dari pestisida berbahaya yang terdapat pada bola kapas.
3. Penggunaan pisau cukur sekali pakai
Pada umumnya, pisau cukur sekali pakai hanya bisa digunakan satu hingga tiga minggu dan harus segera dibuang. Itu Artinya akan ada banyak penumpukan sampah yang dihasilkan dari pisau cukur.
Dalam laporan Statista, terdapat 163 juta penduduk Amerika Serikat yang mengaku menggunakan pisau cukur sekali pakai. Dan menurut EPA, 2 miliar dari pisau cukur ini berakhir di tempat sampah setiap tahun.
Barang tersebut menjadi limbah yang tidak akan terurai, sehingga bisa merusak lingkungan sekitar. Karena itu, batasi pemakaiannya atau beralih ke cara lain yang lebih ramah lingkungan.
What's On Fimela
powered by
Kebiasaan kecantikan yang merusak lingkungan
4. Produk yang diuji pada hewan
Tahukah Anda, ada beberapa brand kecantikan yang menguji produknya pada hewan. Pengujian ini dilakukan guna melihat efek samping yang terjadi apabila bahan-bahan tersebut diaplikasikan ke kulit.
Menurut Humane Society, tes tersebut sebetulnya tidak diperlukan lagi mengingat beberapa brand kecantikan lain sudah mengklaim bebas uji coba hewan. Sebagian besar hewan yang menjadi bahan percobaan biasanya berakhir terbunuh setelah tahap pengujian, salah satunya akibat sesak napas.
5. Penggunaan microbeads exfoliator
Microbeads exfoliator adalah kumpulan potongan plastik kecil yang biasanya terdapat dalam produk perawatan kulit seperti scrub, eksfoliator, dan lainnya. Bahan tersebut mungkin sangat bermanfaat untuk kulit terutama dalam hal pengelupasan kulit mati. Tetapi nyatanya microbeads berdampak buruk pada kehidupan laut.
National and Atmospheric Administration menjelaskan, bahwa manik-manik yang terbuat dari plastik ini terlalu kecil untuk melewati penyaringan di pusat pengolahan air limbah. Itu artinya bahan ini akan berakhir di danau atau lautan tempat makhluk hidup tinggal dan mencari makan. Ukuran plastik yang terlalu kecil ini bisa secara tidak sadar dihirup atau dikonsumsi oleh hewan di laut.
6. Penggunaan cotton bud
Sama seperti kapas sekali pakai, cotton bud merupakan benda sekali pakai yang akan terbuang sia-sia dan berdampak buruk pada lingkungan. Marine Conservation Society melaporkan bahwa cotton bud termasuk benda yang bisa mencemari lingkungan, terutama laut.
Jika hewan laut sampai mengonsumsi cotton bud, maka akan berdampak pula pada kesehatan seluruh makhluk hidup di dunia, termasuk manusia. Semakin banyak pemakaiannya maka semakin besar pula dampak yang ditimbulkan.
Kebiasaan kecantikan yang merusak lingkungan
7. Sering gonta-ganti produk kecantikan
Apakah Anda suka menggunakan produk kecantikan yang berbeda secara bergilir dan membuangnya bahkan sebelum dihabiskan? Jika Anda menjawab ya, maka Anda adalah seorang beauty dater. Pola pikir ini dimasukkan ke dalam mentalitas beli dan buang.
Sering mengganti produk kecantikan bahkan membuangnya walau belum dihabiskan akan berpotensi merusak lingkungan. Karena, kemasan produk kecantikan seperti botol plastik dan kaca tidak dapat terurai dan hancur.
Solusinya, sederhanakanlah rutinitas kecantikan Anda. Tambahkan satu produk baru ke rutinitas Anda seteleh menyelesaikan produk lainnya. Anda juga bisa mendaur ulang kemasan plastik bekas kosmetik ke beberapa brand kecantikan yang menyediakan program daur ulang.
Penulis: Hilda Irach
#Elevate Women