Fimela.com, Jakarta Mengatasi anak yang tantrum memang tidak selalu mudah, karena setiap anak terkadang membutuhkan cara dan perilaku yang berbeda-beda dalam merawatnya.
Akan tetapi, sering kali tindakan yang dianggap yang dilakukan orangtua untuk menenangkan anak-anak dari amukan justru bisa jadi hal yang keliru dan sebaiknya dihindari.
Berikut ini adalah beberapa hal yang sebaiknya dihindari pada anak yang memiliki kebiasaan tantrum atau mengamuk. Langsung saja simak ulasannya berikut ini.
Jangan Terlalu Fleksibel pada Anak
Ketika anak-anak mencoba untuk menguasai suatu keterampilan, seperti membangun bangunan dari balok atau menggambar lingkaran. Seringkali, selama kegiatan ini, anak-anak berteriak atau menangis ketika mereka gagal melakukannya.
Jika orangtua terburu-buru untuk membantu mereka agar tidak menangis atau marah. Justru hal ini membuat anak-anak tidak bisa secara bebas menyuarakan emosinya.
Sebaiknya, bantulah anak-anak agar dapat melabeli perasaan atau emosi yang dirasakan, misalnya dengan mengatakan. “Jika kamu marah, kamu tidak akan dapat melakukan pekerjaan dengan baik.” Sehingga anak akan belajar mengenali jenis emosi dalam dirinya, dan ia juga akan dapat lebih mandiri mengelola perasaan tersebut.
Jangan Berbohong pada Anak agar Tidak Mengamuk
Seringkali orangtua berbohong atau mengatakan setengah kebenaran untuk menghindari anak mengalami kekecewaan atau frustrasi. Misalnya dengan memberitahu bahwa ponsel rusak karena tak ingin anak memainkannya atau toko tutup saat anak menangis meminta dibelikan mainan. Ini mungkin membantu namun hanya dalam jangka pendek.
Namun dalam jangka panjang, membiasakan diri mengandalkan ketidakbenaran ini menjadi preseden yang cukup buruk. Jika ingin anak jujur kepada orangtua, orangtua juga harus jujur padanya.
Karena cepat atau lambat dia akan menyadari bahwa ponsel tidak hanya tiba-tiba rusak pada waktu tertentu setiap hari, lalu apa yang akan dia pikirkan tentang semua hal lain yang orangtua katakan padanya? Anak-anak perlu melihat orang tua mengambil tanggung jawab untuk menetapkan batasan secara terbuka dan jelas.
Jangan Mengatakan Bahwa Tindakan Anak Membuat Orangtua Sedih
Saat anak akan mulai marah atau kesal tentang sesuatu, dan orang tua akan menanggapi dengan membuat wajah sedih atau pura-pura menangis. Anak-anak tidak bertanggung jawab atas kesejahteraan emosional orangtua mereka.
Hubungan ini menuju ke satu arah: orangtua bertanggung jawab atas kesejahteraan emosional anak-anak mereka. Oleh karena itu, upaya untuk memotivasi perilaku anak dengan memperhatikan efeknya pada perasaan adalah hal yang sulit.
Apakah penting baginya untuk mengetahui bahwa perilakunya memengaruhi orang lain? Tentu saja. Meskipun demikian, secara perkembangan tidak pantas untuk meminta dia bertindak dengan cara tertentu sebagai bentuk rasa tanggung jawab atas perasaan orangtua.
Demikianlah ulasan tentang beberapa hal yang sebaiknya dihindari dalam mengatasi tantrum pada anak. Semoga bermanfaat.
#ElevateWomen