Diary Fimela: Nina Sari Ishak Mengangkat Kekuatan Musik untuk Bisa Dinikmati dan Bermanfaat bagi Banyak Orang

Nabila Mecadinisa diperbarui 30 Mar 2021, 13:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Musik adalah bahasa universal, bahkan musik juga sangat powerful. Hal inilah yang menjadi dasar Nina Sari Ishak dalam berkarya. Nina berpendapat bahwa sebagai seorang seniman, penting untuk memiliki kepekaan terhadap situasi dan menuangkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan ke dalam sebuah karya yang dapat berguna untuk orang lain dan dapat dinikmati banyak orang.

Nina terlahir di keluarga yang disiplin, di mana Orangtuanya memberi kesempatan kepada Nina untuk mempelajari musik melalui piano klasik. Hingga suatu hari, Nina berkeinginan untuk memiliki keyboard dan orangtuanya tidak mengizinkannya.

Dengan penuh tekad dan motivasi, setiap hari Nina memanfaatkan jemuran handuk dan berdiri di depan kaca. Ia membayangkan tampil di sebuah panggung besar bersama keyboard-nya. “Waktu belum memiliki keyboard, aku justru termotivasi. Aku menggunakan jemuran handuk dan berdiri di depan kaca setiap hari sambil membayangkan ada di panggung besar” ungkapnya. Menurut Nina, hal tersebut yang memacu dirinya agar terus semangat mengejar mimpi di bidang musik hingga ia berhasil. 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Berharap agar semua orang bisa menikmati musik

Menurut Nina, menjadi musisi tak hanya untuk kesenangan diri sendiri. Tapi juga harus bisa bermanfaat bagi orang lain.

Sebagai seorang musisi, Nina berprinsip jika bermusik tak hanya untuk kesenangan pribadi saja, tapi juga harus bisa bermanfaat untuk orang lain. Hal inilah yang selalu ia pegang teguh dalam berkarier dan berkarya. Salah satu karya terbaru yang ia luncurkan adalah “Music For Sleep: Lelap” secara digital. Album ini berisikan musik instrumental piano yang mengusung tema musik pengantar tidur yang diluncurkan secara digital, pada tanggal 19 Maret 2021, bertepatan pada World Sleep Day 2021. Dalam album digital ini, Nina merilis 10 lagu, dengan judul berbahasa Indonesia yaitu; “Nina Bobo”, “Tenang”, “Teduh”,“Pejam”, “Tenteram”, “Sayup”, “Pulas”, “Bunga Tidur”, dan “Lelap”. 

“Ide musik pengantar tidur muncul ketika saya mendengar banyak orang yang sering mengeluh karena susah tidur. Mereka yang mengalami stress, gangguan kecemasan, depresi dan kesepianlah yang menginspirasi saya untuk berbuat sesuatu lewat musik dan puisi,” tulis Nina dalam sampul albumnya.

Sebelum menciptakan karya ini, Nina melakukan penelitian terlebih dahulu. Ia menemukan jika kebanyakan musik pengantar tidur mengangkat ambience dan rata-rata menggunakan bahasa Inggris. Berangkat dari dirinya adalah seorang pianis, akhirnya Nina memiliki ide, “mengapa tidak membuat musik pengantar tidur dengan instrumen piano dan berbahasa Indonesia,”ungkapnya. Bahkan, digunakannya bahasa Indonesia juga agar bisa diperkenalkan ke mancanegara. Kata lelap dipilih agar mudah diucapkan, bahkan untuk orang asing sekalipun. 

3 dari 4 halaman

Sebuah proyek tertunda berbuah kesuksesan

"Lelap: Music for sleep" hadir dalam bentuk fisik dan format digital.

Music For Sleep: Lelap” adalah karya yang dibuat selama 2,5 tahun mulai dari konsep, komposisi, penelitian medis, proses produksi, hingga pengemasan album digital dan fisik yang dikemas dalam bentuk speaker lamp. 

Di balik kesuksesan karya “Music For Sleep: Lelap”, Nina mengaku jika karyanya adalah proyek tertunda, Di mana dalam pembuatannya yang tidak sesuai deadline. Namun, sebuah kecelakaan membuat Nina harus bedrest hingga akhirnya, waktu tersebut ia manfaatkan untuk menyelesaikan karya yang tertunda ini. 

Sebuah karya sukses tak akan terjadi secara instan. Begitu juga yang dialami oleh Nina. Ia juga mengalami ragam kesulitan. Apalagi ia juga mengeluarkan versi fisik dalam bentuk speaker lamp. Prose pesanan dan distribusi ia lakukan sendiri hingga akhirnya kini sudah tersedia di sejumlah e-commerce ternama. 

 

4 dari 4 halaman

Tulus dalam berkarya

Tulus dalam berkarya menjadi kunci kesuksesan Nina Sari Ishak.

Melihat antusias dan ketulusan hati Nina dalam berkarya, rupanya Nina banyak belajar dari para seniornya. Ia bercerita jika ia tidak malu untuk bertanya dan membuka relasi dan terus belajar. Dengan cara ini ia banyak belajar dan mendapat kesempatan, sehingga ia bisa terus memberikan karya terbaik yang bermanfaat untuk banyak orang. 

Situasi pandemi yang membuat dirinya serba terbatas juga menunda sejumlah rencana Nina. Ke depannya, Nina ingin membawa “Music For Sleep: Lelap”  ke panti jompo agar bisa dinikmati oleh para manula. Sehingga mereka bisa merasa lebih tenang dan membantu lebih mudah tidur melalui karyanya. 

Bagi Sahabat Fimela yang ingin mendengarkan karyanya, bisa mendengarkan “Music for Sleeping: Lelap” sudah dapat didengarkan di seluruh digital platforms. (Link: https://linktr.ee/lelapmusic) atau memiliki speaker lamp fisik yang bisa dibeli melalui e-commerce ternama. 

 

 

 

 

#Elevate Women