Fimela.com, Jakarta Indonesia memiliki kain tradisional yang bisa menjadi potensi unggulan meningkatkan perekomonian di bidang fashion, melalui Usaha Mikro, Keci, dan Menengah (UMKM).
Namun, penggunaan kain tradisional menjadi busana siap pakai yang mengikuti perkembangan tren fashion terkendala oleh kelangkaan SDM berkemampuan mendesain dan produksi busana di berbagai daerah. Dengan keterbatasan SDM di daerah mengakibatkan beralihnya para konsumen untuk membuat atau membeli ke desainer, tailor, ataupun retail di kota-kota besar, terutama di ibukota Jakarta.
Dampaknya, industri fashion di daerah terkendala untuk berkembang bahkan di masa pandemi. Mempertimbangkan hal tersebut, dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melaksanakan Program Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai untuk peserta UMKM binaan dan mitra Bank Indonesia Sumut dari beberapa daerah di Sumut.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Soekowardojo menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud untuk menggali potensi dan mendorong pengembangan khususnya sektor Fashion di wilayah Sumut.
"Kegiatan ini diharapkan dapat menetaskan desainer dan penjahit profesional yang mampu memanfaatkan kain tradisional dalam menghasilkan produk fesyen yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Diharapkan pula program ini dapat meningkatkan motivasi bagi UMKM khususnya di sektor fashion untuk terus tumbuh dan berkembang," ujar Soekowardojo dalam siaran pers yang diterima Fimela.com.
What's On Fimela
powered by
Kegiatan selama Program Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai
Program tersebut telah diselenggarakan tanggal 23 Februari sampai 10 Maret 2021 bertempat di SMKN 8 Medan dengan menggandeng desainer nasional, Wignyo Rahardi sebagai mentor. Diikuti 40 peserta yang terdiri dari UMKM pengrajin tenun dan batik serta penjahit yang berasal dari Kabupaten/Kota di Sumut.
Peserta inkubasi ini mengikuti pelatihan yang dibagi menjadi dua kelas, yakni desain mode dan menjahit. Serta dibekali pengetahuan tentang perkembangan industri fashion. Diarahkan untuk membuat rancangan busana dengan menggunakan kain tradisional asal Sumut yaitu Ulos atau Tenun Tapanuli.
Dari hasil kolaborasi seluruh peserta inkubasi ini telah tercipta 20 busana kontemporer yang menggabungkan unsur etnik dan modern. Koleksi karya peserta tersebut berkesempatan ditampilkan dalam Fashion Show Hasil Program Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai di Aula SMKN 8 Medan pada pertengahan Maret lalu.
“Program ini salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan SDM berkemampuan mendesain dan produksi busana, baik custom maupun busanasiap pakai, di daerah/kota kecil. Dengan kemampuan desain dan produksi yang lebih baik berpeluang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat setempat khususnya yang biasa membuat busana di luardaerahnya,” papar Designer Wignyo.
#elevate women