Secara Psikologis, Ini Kunci Hubungan Pernikahan Tak Pernah Bahagia

Febi Anindya Kirana diperbarui 29 Mar 2021, 16:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Hubungan cinta yang bisa bertahan lama nyatanya memang tak bisa mengandalkan perasaan cinta saja. Pasangan yang menjalaninya harus memiliki banyak hal sebagai pendukung, salah satunya adalah fleksibilitas psikologi.

Mungkin istilah ini jarang sekali didengar atau diketahui banyak orang namun sebenarnya tanpa sadar kita menjalani hal tersebut dalam kadar yang berbeda-beda.

Menurut seorang ahli psikologi Steven C. Hayes, PhD dari University of Nevada dikutip dari Bestlifeonline, salah satu penyebab timbulnya banyak masalah di dalam hubungan cinta yang paling umum adalah sifat ketidakfleksibelan psikologis yang dimiliki seseorang.

2 dari 2 halaman

Masalah hubungan tak bahagia

ilustrasi pasangan cinta/Photo by Sokol Laliçi from Pexels

Ketika seseorang tidak mampu berpikir fleksibel, ia akan sulit menyesuaikan diri dengan kepribadian pasangannya atau perubahan yang mungkin terjadi di dalam hubungan tersebut. Respons keras hati, kaku atau maladaptif ini akan memberikan tantangan tersendiri dalam keberlangsungan hubungan cinta.

Hayes menjelaskan, banyak penelitian memperjelas masalah suatu hal yang menjadi penderitaan manusia dan itu disebut dengan ketidakfleksibelan psikologis. Secara awam artinya adalah kamu cenderung memprioritaskan kepentingan jangka pendek daripada tujuan jangka panjang.

Sebaliknya, fleksibilitas psikologis adalah kemampuan diri memusatkan perhatian terhadap momen saat ini dengan cara menyesuaikan, mengubah atau bertahan dengan situasi sehingga dalam mengejar tujuan dan nilai jangka panjang.

Jadi, jika ingin menciptakan hubungan cinta jangka panjang, pastikan juga dirimu dan pasangan memiliki fleksibilitas psikologi sehingga pernikahan bisa awet.

#ElevateWoman with Fimela